The Most Beautiful Little Secret
Rainny Clen (Pengarang) ; Juliagar R.N. (Penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
"Siapa tadi namamu?" "Rainny, Rainny Clen." *Seperti bahasa Inggris-nya hujan, dengan huruf y?" "Seperti bahasa Inggris-nya hujan, dengan huruf 'n dan y." “Apa ada makna tertentu?" Rain mengangkat bahu sembari mengaduk isi gelasnya yang dipenuhi es batu. Suasana kantin masih seperti yang terakhir kali ia ingat. Masih ribut, wangi, dan dipenuhi mahasiswa kelaparan. Setelah sekian tahun, rupanya perubahan terbesar yang paling kentara adalah bagaimana makanan yang mereka hidangkan makin bervariasi. Jika dulu hanya ada es teh dan air mineral, sekarang kantin juga menjual berbagai minuman mewah, seperti es boba. "Kenapa kau kembali kuliah setelah sembilan tahun?" Alih-alih menjawab dengan serius pertanyaan yang Ghea lontarkan, Rain malah sibuk dengan nasi gorengnya-sambil mengoreksi rasanya. la memang orang yang pemilih. Kenny menguncir rambut panjangnya, kemudian menambahkan pertanyaan interogasi. "Kalau sudah sembilan tahun, lalu umurmu berapa?" "28." Itu adalah jawaban yang disuarakan dengan kesan tidak peduli. Rain mengerutkan alis, kemudian tersenyum. Hanya beberapa detik sebelum wajahnya kembali masam. Ghea terus memperhatikan gerak-gerik ganjil itu, kemudian melirik Kenny yang tak tampak terganggu. Kenny justru tampak lebih tertarik pada hal lain. Ia menggebrak meja. “Justru itu! Bagaimana bisa kau—terlihat seperti … kami?” Seorang mahasiswi yang tiba-tiba muncul di pertengahan semester tentu bukan hal umum.