JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Jani untuk ayah

Jani untuk ayah

Nurunala (Pengarang) ; Tria Lesmana (Editor)

Edisi -
Penerbit Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2024; © Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia
Deskripsi Fisik 192 halaman ; 19 cm
ISBN 9786020531090
Subjek Fiksi Indonesia / Novel
Bahasa Indonesia
Call Number KC/813 NUR j

Tersedia di:

Perpustakaan Jakarta - Cikini
Baca di tempat: 1

Deskripsi

Elang, anak sebatang kara yang baru saja kehilangan ibu melakukan perjalanan untuk mencari ayahnya. -- Sejak kecil, yang Elang tahu adalah ia hanya tinggal bersama ibunya di Leuwibatu. Elang tidak benar-benar tahu siapa ayahnya, juga apakah ia punya keluarga selain ibu. Setiap Elang bertanya kepada ibunya, ibunya tidak pernah memberi jawaban. Sampai ibunya meninggal saat masa covid, Elang mendapatkan petunjuk di secarik kertas tentang keberadaan ayahnya. Berbekal informasi itu, Elang berjanji untuk menemukan ayahnya dan mendapatkan jawaban atas hidup yang dijalaninya selama ini. Elang memulai perjalanan dari Leuwibatu, Bogor, menuju Banyuwangi dengan motor Supra miliknya. Selama perjalanan, Elang mendapatkan sudut pandang baru ‘dunia luar’ yang tak pernah ia temui. Perjalanan itu juga membawa transformasi karakter pada diri Elang. Saat di Jogja, motor Supranya dimaling orang. Saat Elang tak tahu harus bagaimana lagi, sosok Aral dan Lintang hadir dan menjadi solusi paling memungkinkan bagi Elang. Elang terpaksa ikut Aral dan Lintang naik gunung Merbabu sebelum nanti Elang ikut nebeng mereka ke perjalanan arah Banyuwangi. Saat mendaki di Merbabu, Elang bertemu dengan Pak Wiryo, seorang pria paruhbaya yang mendaki seorang diri. Laku Pak Wiryo membuat Elang merasa memiliki sosok ayah. Pak Wiryo membuka perspektif baru dalam diri Elang yang sebelumnya tak ia sepakati. Musibah menimpa Aral dan Lintang, sehingga rencana mereka untuk mengantarkan Elang ke Banyuwangi gagal. Dan Pak Wiryo menawarkan Elang yang tanpa tujuan dan bekal, mampir ke rumahnya di Wanirejo. Dari Pak Wiryo, Elang mengenal Rana, anak perempuan Pak Wiryo. Rana lebih tua 3 tahun dari Elang. Sehari di rumah Pak Wiryo, Elang langsung tahu ada sesuatu yang sedang terjadi di kampung Pak Wiryo. Pak Wiryo dan penduduk setempat sedang melawan proyek tambang yang ingin dibangun pemerintah. Warga menolak karena itu berarti akan menutup hajat hidup mereka. Merusak alam dan rumah-rumah yang telah mereka tempati bertahun-tahun. Suasana perlawanan begitu kuat. Juga represi yang dilakukan pemerintah juga begitu hebat. Elang pun turut dalam perlawanan itu. Setelah sebuah insiden demonstrasi yang sengit dan situasi mereda, Elang melanjutkan perjalanannya menuju Banyuwangi dengan bantuan Darma, teman Rana. Darma mengantarkan Elang sampai ke tujuannya. Sesampainya di Banyuwangi dan melakukan pencarian, Elang bertemu dengan salah seorang kerabatnya yang tahu asal-muasal perjalanan ibunya sampai dan hidup di Bogor. Darinya, Elang mengerti semua kisah hidup yang dilalui ibunya. Darinya pula, Elang tahu siapa ayahnya. Saat Elang bertemu ayahnya dan mengenalkan diri, Elang mengurungkan niat untuk memberi tahu bahwa ia adalah ayah Elang. Melihat ayah kandungnya yang sudah hidup dengan istri dan anak-anaknya dengan bahagia, rasanya Elang tak berhak untuk memberitahukan fakta tentang dirinya. Janjinya sudah tuntas untuk bertemu ayahnya. Lebih dari itu, ia menemukan dirinya yang baru.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!