JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Literasi keuangan dan inklusi keuangan :  model inklusi keuangan UMKM kerajinan sulaman di perdesaan

Literasi keuangan dan inklusi keuangan : model inklusi keuangan UMKM kerajinan sulaman di perdesaan

Rosyeni Rasyid (Pengarang)

Keuangan
Edisi Edisi 1, Cetakan 1
Penerbit Depok : Rajawali Pers, 2023
Deskripsi Fisik xi, 86 halaman : ilustrasi ; 23 cm
ISBN 9786233728850
Subjek Keuangan
Bahasa Indonesia
Call Number 332.024 ROS l

Tersedia di:

Perpustakaan Jakarta Timur - Jatinegara
Dapat dipinjam: 5

Deskripsi

Buku ini adalah pengembangan dari hasil penelitian yang bertujuan untuk merumuskan model inklusi keuangan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kerajinan sulaman di pedesaan. Persoalan UMKM pada umumnya adalah masalah permodalan, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah model “Inklusi Keuangan” yang dapat mendorong sistem keuangan agar dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Pada intinya buku ini memberikan gambaran tentang tingkat literasi keuangan dan tingkat inklusi keuangan pelaku UMKM kerajinan, serta keterkaitan literasi keuangan dengan inklusi keuangan. Buku ini juga memberikan gambaran tentang kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam penerapan inklusi keuangan. Berdasarkan hasil analisis Internal Factor Analysis Summary (IFAS) menunjukkan posisi tingkat inklusi keuangan berada pada posisi kuat sedangkan lingkungan eksternal pada posisi sedang. Posisi ini mengindikasikan bahwa tingkat inklusi keuangan UMKM kerajinan di pedesaan berada dalam kondisi tumbuh dan membangun (grow and built). Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi Strenght Opportunity (SO). Untuk merumuskan model inklusi keuangan yang berbasis pedesaan dilakukan analisis dari sisi penawaran (supply side) dan dari sisi permintaan( demand side). Model inklusi keuangan yang dapat dikembangkan bagi UMKM kerajinan sulaman di pedesaan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah membangun kepercayaan dan keyakinan dalam mengakses lembaga keuangan. Tahap selanjutnya adalah membangun kepastian dan keberlanjutan dalam mengakses lembaga keuangan. Tahap ini dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep Quadruple Helix. Konsep ini merupakan kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dinas Perindagkop, pengelola pasar, kelompok-kelompok usaha dan komunitas masyarakat atau forum UMKM kerajinan dalam penyediaan dana, infrastruktur, dan penyediaan data . Jadi harus ada koordinasi dari empat komponen ini sehingga tercipta inovasi model dalam penerapan inklusi keuangan bagi umkm kerajinan di pedesaan. Dengan model inklusi keuangan yang ditemukan ini diharapkan mampu menciptakan UMKM kerajinan yang berkualitas dan berkualitas dan berdaya saing.

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!