Untuk negeriku : Bukittinggi - Rotterdam lewat Betawi
KOMPAS ; KARIM, Mulyawan
Tersedia di:
Deskripsi
hlm. 315-323 ; Saat aku duduk di kelas III, Pak Gaekku akan pergi ke Mekkah dan aku akan dibawanya menurut rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi, beberapa minggu sebelum berangkat, ada desakan dari ibuku dan pamanku yang bungsu, Idris. Aku dianggap terlalu muda untuk pergi ke Mekkah, sedangkan pengajian Al-Quran belum tamat. Menurut pamanku, lebih baik aku tamat sekolah dulu. Sesudah khatam Quran dan mulai mengaji Nahu dengan mengerti sedikit – sedikit bahasa Arab, barulah pergi ke Mekkah dan kemudian ke Kairo. Alasan itu diterima oleh Pak Gaekku dan ia berangkat ke Mekkah dengan Idris, pamanku. Ayah Gaekku di Batuhampar tidak setuju dengan perubahan rencana itu, tetapi sebagai ahli tarekat, akhirnya ia mengalah juga. “Ini barangkali sudah takdir Allah,” katanya. Tetapi, ia selalu berharap supaya didikanku betapa juga berbelok – belok jalannya, akan berakhir di Al Azhar. “Ikhtiar dijalani, takdir menyudahi,” katanya lagi.