Kedoknya sama, isu-isu "mulai". Aktornya sama, segitiga raksasa korporasi multinansional, negara-negara maju, dan lembaga-lembaga internasional. Modus serupa, persaingan dagang berkedok "kemuliaan", dan dipaksakan lewat kebijakan. Tujuan jelas, akumulasi kekayaan. Hasilnya lebih jelas lagi, sekian komoditas unggul Nusantara hancur. Ekonomi negara terpuruk, setelah kopra, gula, garam, jamu, dan puluhan lainnya, kini menyusul kretek. Rokok khas Indonesia, yang industrinya telah bertahan satu abad lebih, dihajar habis dengan dalih kesehatan dunia. Sejak kampanye anti tembakau makin massif di Indonesia, impor tembakau justru meningkat.