Secara perlahan, metodologi studi Islam mengalami pergeseran yang cukup signifikan, khususnya sekitar paruh kedua abad XX. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Islam dikaji oleh muslim (insider) dan nonmuslim (outsider), yang sedikit banyak dipengaruhi secara sosiologis oleh cara pandang dan pengalaman manusia Barat dan secara saintifik oleh perkembangan metodologi penelitian dalam ilmu-ilmu sosial di Barat. Metodologi ini secara perlahan mempengaruhi metodologi studi Islam. Hal ini kian menguat berkat kecenderungan kaum cendekiawan muslim untuk belajar kepada Barat.