Buku ini merupakan novel cinta, novel yang mengulik dimensi personal dan sosial. Lost Butterfly mengajukan pertanyaan filosofis, apakah agama hanya bisa dinikmati oleh manusia normal, dan sebaliknya hanya menjadi siksa bagi mereka yang terlahir berbeda. Apakah Tuhan Sang Maha Sutradara membenarkan diskriminasi dan pengucilan atas nama penafsiran agama yang sering kali terlalu terburu-buru dianggap absolut?