Kemiskinan erat kaitannya dengan harga diri. Orang yang tidak punya uang, biasanya akan memiliki harga diri yang lebih rendah dari mereka yang punya, dan begitu juga sebaliknya. Namun, itu hanya pandangan stereotype. Karena melalui buku ini, penulis mengajak kita untuk memandang kemiskinan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar kekurangan materi. Harga diri merupakan asset abadi yang dimiliki oleh setiap manusia. Selayaknya asset, tentu harus dipelihara dan dijaga kondisinya agar tetap prima. Melalui sudut pandang harga diri, penulis mengajak kita untuk membangun dan mengembangkan karakter sehingga menjadi manusia yang lebih positif dari sebelumnya, dan tuntaskan “kemiskinanmu” dengan harga diri.