Atheis adalah salah satu monument sastra Indonesia. Novel ini mewakili gejolak akibat lahirnya golongan “Kebebasan berpikir” dikalangan kaum muda yang berpendidikan Barat pada awal abad XX. Maka tak pelak, pendekatan iman mendapat tantangan berat. Keberhasilan Atheis terletak pada hamper semua unsurnya yang begitu menonjol. Latar daerah Pasundan yang begitu indah dengan berbagai tradisi keagamaan, sangat mendukung perkembangan watak tokoh utamanya, Hasan. Cerita ini justru di awali dengan akhir riwayat hidup tokoh utamanya, menyerupai cerita berbingkai. Kekuatan lainnya adalah penggunaan sekaligus tiga pencerita.