

Dari sungai Madukismo ke sungai Kwai
Julius Pour (Pengarang)
Deskripsi
Kliping kritik esai karya Julius Pour yang berjudul "Dari sungai Madukismo ke sungai Kwai" yang dimuat di surat kabar Harian Kompas pada 23 April 2006 yang mengisahkan sejarah pembangunan jembatan kereta api di Sungai Kwai, Thailand, yang melibatkan banyak penderitaan manusia selama Perang Dunia II. Jembatan ini dibangun oleh tentara Jepang pada tahun 1942 untuk menghubungkan Thailand dan Burma sebagai jalur logistik perang. Proyek ini melibatkan sekitar 61.000 tawanan perang dari berbagai negara dan lebih dari 200.000 pekerja paksa (romusa), termasuk dari Indonesia. Mereka dipaksa bekerja dalam kondisi ekstrem yang menyebabkan kematian lebih dari 100.000 orang.Balok besi untuk pembangunan jembatan ini berasal dari Pabrik Gula Padokan (sekarang Madukismo) di Yogyakarta. Jalur ini dikenal sebagai "Railway of Death" karena tingginya korban jiwa, dengan rata-rata 240 nyawa hilang setiap hari selama pembangunannya. Jembatan selesai pada Oktober 1943, tetapi dihancurkan oleh serangan udara Sekutu pada 1945.
Ulasan
Koleksi Terkait

Terima kasih,Bung Karno
Julius Pour (Pengarang)

Dr. Masri Singarimbun : Indikator sosial untuk melihat kemakmuran masyarakat sudah patut disempurnakan
Julius Pour (Pengarang)

Tinjauan buku -- suka duka masa revolusi : suka duka Hamid Algadri
Julius Pour (Pengarang)

Seribu hari wafatnya Sultan Yogya
Julius Pour (Pengarang)

Menembus gelap menuju terang refleksi dari Terowongan Lampegan
Julius Pour (Pengarang)

Sudiro 80 tahun ia berani meloncat dalam kegelapan
Julius Pour (Pengarang)

Pojok khusus untuk Bung Karno
Julius Pour (Pengarang)

Solichin Salam, penulis lebih dari 50 buku
Julius Pour (Pengarang)
Koleksi Rekomendasi Lainnya

Resensi : sastra Indonesia dimata orang luar
Yohn Julaman (Pengarang)

Kata Navis, Jujur Sajalah
AA. Navis (Pengarang)

Kebudayaan bahari belum muncul

Konglomerasi Sastra
Wahyu Wibowo (Pengarang)

Tinjauan dan renungan retrospektif latihan gabungan ABRI delapan puluh XIV
Dan Suwaryono (Pengarang)

Meluruskan Ingatan Sejarah Gus Dur
Abdurrahman Wahid (Pengarang)

Aktor sekaligus sutradara Slamet Rahardjo Djarot

Abdurrahman Wahid jawab keraguan umat menyimpan uang di Bank hukumnya bukan riba

Duka nestapa Eka Budianta
Piek Ardijanto Suprijadi (Pengarang)

Kartini dalam kajian sejarah
Solichin Salam (Pengarang)

Kumpulan surat atau dokumen keuangan yang berkaitan dengan penelitian David T. Hill di PDS H.B. Jassin
Oyon Sofyan (Pengarang)

Tahun pertjobaan
Soemarso Soemarsono (Pengarang)

Basa pra-Indonesia 'dalam sastra assimilatif' babak kedua

Kontak Diha : ikut lomba baca puisi
Diah Hadaning (Pengarang)
