Ketika buku ini ditulis, posisi ISIS di pusatnya, Suriah dan Irak, semakin tersudut akibat serangan militer secara kontinu yang dilancarkan pasukan koalisi Pemerintah Suriah, Iran, dan Rusia. Para pengikut ISIS kian tersudut posisinya di wilayah satelitnya, di kawasan Asia Tenggara, setelah kota Marawi direbut ileh angkatan bersenjata Filipina.