"Mae kembali ke Jati saba dengan membawa mimpi-mimpi. Ia menyebar angan tentang pekerjaan bagus, gaji besar, dan kehidupan layak di luar negeri. Mae menebar utopia, berharap orang-orang terjebak masuk dalam prakti k perdagangan manusia.Mae ti dak punya pilihan. Mayor Tua, bosnya, menawan kebebasannya. Namun, pertemuannya dengan Gao—cinta pertamanya—sedikit banyak memengaruhi diri Mae. Bersama Gao ia bergumul dalam romanti ka masa lalu dan kelamnya masa depan.