Lagom : rahasia hidup bahagia orang swedia
Akerstrom, Lola A. ; Aswita R. Fitriani (penerjemah) ; Krisnadi Yuliawan (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
bibliografi : halaman 232-233 ; Judul asli : Lagom : the swedish secret of living well ; Dalam World Happiest Report, sebuah survey yang mengurutkan tingkat kebahagiaan di dunia pada tahun 2018, negara-negara Skandinavia, seperti Finlandia, Denmark, dan Swedia menempati peringkat teratas. Gaya hidup yang dijalani masyarakat di negara tersebut disebut-sebut sebagai kunci sukses mereka dalam memperoleh kebahagiaan. Tak heran beberapa waktu lalu Hygge, gaya hidup serba nyaman yang diterapkan oleh orang-orang Denmark sempat menjadi tren dan marak diikuti oleh masyarakat di Inggris. Kini giliran Lagom, gaya hidup ala masyarakat Swedia, yang menarik perhatian. Lagom yang memiliki arti not too little, not too much atau sepadan dengan istilah ?yang penting cukup? dapat dibilang merupakan kebalikan dari Hygge yang cenderung mengarah pada perilaku konsumtif. Senada dengan gaya hidup minimalis, prinsip kecukupan pada Lagom menghindari ekses dalam mengonsumsi atau memiliki sesuatu. Namun, lagom tak hanya fokus menghindari hal-hal berlebih saja. Jika dalam penerapannya, gaya hidup minimalis menghadirkan paradoks less is more, lagom justru mengutamakan moderasi atau prinsip keseimbangan. Segala sesuatu mesti cukup, tidak lebih dan kurang. Selain itu, gaya hidup lagom dapat diadopsi secara lebih mendalam dan luas bahkan menurut Anna Brones, penulis Live Lagom: Balanced Living the Swedish Way, lagom patutnya diaplikasikan dalam berbagai aspek di kehidupan sehari-hari, terutama dalam pekerjaan.