Asiyah : Wanita beriman, bersuami tiran
Tristanti Tri Wahyuni (Pengarang) ; Ibnu Shohib (penyunting)
Tersedia di:
Deskripsi
Bibliografi : halaman 163-165 ; Asiyah binti Muzahim. Mungkin tidak banyak orang yang tahu nama ini. Banyak orang lebih mengenalnya dengan nama Asiyah, istri Fir’aun. Dikenal sebagai sosok wanita beriman yang bersuamikan raja yang kufur, Fir’aun. Asiyah adalah teladan terbaik bagi kita saat ini. Asiyah adalah wanita yang teguh imannya, ketikakekufuran merajalela di sekitarnya. Bahkan, Fir’aun, suaminya, mengaku sebagai tuhan. Tentu tidak mudah menjaga keimanan saat itu, saat suami sekaligus rajanya adalah Fir’aun. Raja yang mengaku tuhan dan rakyat diharuskan menyembahnya. Raja yang terkenal kejam dan bebal. Tidak hanya teguh iman, Asiyah juga terkenal dengan sifat sabar dan istiqamahnya. Apalagi ketika Fir’aun mengetahui keimanannya kepada Allah. Tidak hanya kehilangan posisi sebagai permaisuri dan segala kenikmatan dunianya ,Asiyah juga mendapatkan penyiksaan yang sadis dari Fir’aun. Bahkan, Asiyah harus meninggal di tangan suaminya sendiri, Fir’aun. Sungguh, Allah bersama orang-orang beriman. Buah dari keteguhan iman, kesabaran, dan istiqamah Asiyah adalah surga. Allah telah menjanjikan rumah di sisi-Nya, di firdaus-Nya. Subhanallah. Selain teladan utama dari sosok mulia Asiyah, keteguhan imannya, buku ini berkisah tentang kemuliaan pribadinya. Sabar, istiqamah, cerdas, dan penuh kasih adalah secuil dari kemuliaan pribadi Asiyah binti Muzahim. Teladan yang tentunya kita butuhkan saat ini. Saat di mana kita disuguhi banyak hal yang mengarah pada kekufuran. Semoga dengan membaca buku ini, kita dapat mengikuti teladan mulia Asiyah. Kita bisa menjadi muslimah yang terbaik, sesuai dengan petunjuk-Nya. Amin. Baik berawal dari hati.