Kegiatan diskusi kolaboratif ini diselenggarakan dalam dua hari dengan fokus pembahasan yang berbeda namun saling melengkapi. Jakarta, sebagai kota dengan sejarah panjang, memiliki tradisi literasi yang pernah hidup dan berkembang melalui naskah-naskah kuno. Dua di antaranya, Naskah Al-Fatawi dan Naskah Pecenongan, menjadi jendela penting untuk memahami perjalanan budaya tulis di Jakarta dari masa ke masa.

Pada hari kedua, fokus diskusi bergeser kepada Naskah Pecenongan, karya skriptorium keluarga Muhammad Bakir dari abad ke-19. Berbeda dengan sifat Naskah Al-Fatawi, Naskah Pecenongan menghadirkan gambaran kehidupan Batavia yang lebih cair dan populer—penuh humor, kritik sosial, dan representasi dinamika urban yang jarang tercatat dalam dokumen resmi.