Zakhia Lathifah Yulfani
2 tahun yang lalu
Di kamar atau teras
Karena tempat tersebut sangat nyaman saat membaca☺️😉
Rizqa Azka Zhafirah
2 tahun yang lalu
Spot favorit ku saat baca buku adalah di kamar dan meja belajarku, karena itu tempat ternyaman saat ku baca buku,selain itu aku juga suka membaca buku di taman taman yang dekat rumahku saat sore hari
DINA RAMADHANI
2 tahun yang lalu
haloo semuanya, akhir pekan ini aku lagi membaca novel hello cello lohh, nah Novel ini di tulis oleh Nadia Ristivani,aku mau kasi tau nih Sinopsis dari Novel Hello, Cello.
Novel yang ditulis oleh Nadia Ristivani ini bercerita tentang kisah cinta klasik dua orang remaja yang masih belum berdamai dengan masa lalunya lohh, yakni Cello, laki-laki yang dicap sebagai womanizer dengan Helga, perempuan yang selalu rendah diri dan selalu memaklumi laki-laki yang pernah menyakitinya karena menganggap hal itu sebagai sebuah karma. Keduanya bertemu karena sebuah ketidaksengajaan. Semuanya berawal dari sebuah pesan yang secara tiba-tiba dikirimkan Cello kepada Helga, yang tentu saja membuat Helga bingung sekaligus senang. Karena notabene Cello hanya mendekati perempuan-perempuan cantik bak model papan atas. Namun ternyata, isi pesan tersebut bukan tertuju kepada Helga, melainkan temannya, Una.
disangka pesan yang bermula untuk menanyakan Una menjadi berkelanjutan. Seperti meminta tolong untuk menemani bertukar pesan hanya karena takut dengan hantu, membahas plot sebuah drama, atau sekedar mengobrol. Hingga, secara tidak sadar keduanya menjadi dekat. Kedekatan Cello dan Helga tentu disadari oleh teman-teman mereka. Semua orang bisa melihat dua sejoli ini sudah jatuh pada satu sama lain. Kecuali Cello dan Helga sendiri karena menurut Helga, semua yang dilakukan Cello hanya hal-hal biasa yang sudah sering Cello lakukan kepada banyak perempuan lainnya. Di sisi lain, Cello juga bingung dengan dirinya sendiri.
Berbagai rintangan harus dilalui Cello dan Helga. Namun bedanya, rintangan ini berasal dari dalam diri mereka sendiri. Demi tidak menyakiti diri mereka masing-masing dan tentu saja satu sama lain, mereka harus berubah. Cello yang harus berubah ke dirinya sendiri bukan menjadi womanizer karena terpaksa dan Helga yang berubah menjadi orang yang percaya diri dan menyayangi dirinya sendiri. Ada juga Jenis Novel
Novel yang berjudul Hello, Cello. merupakan salah satu contoh novel bergenre romansa. Novel dengan 30 bab ini menyajikan cerita yang ringan dengan adegan-adegan romansa yang beda dari buku-buku romansa lainnya karena bukan hanya romansa, namun, banyak sekali pesan-pesan moral yang disampaikan pada novel ini. Contohnya gua gak mau lo selalu nyalahin diri lo sendiri karena hal yang sama sekali bukan salah lo. Gak semua hal yang terlihat salah di dunia ini, itu salah lo dan gak semua yang lo lakuin itu salah. Selain itu, karakter-karakter pada novel juga dibuat tidak sempurna, seperti layaknya manusia dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilihat dari salah satu tokohnya, yaitu Helga yang kerap kali insecure. Insecure merupakan perasaan cemas, ragu, atau kurang percaya diri.untuk Tokoh dan Penokohan ada juga loh, pertama ada cell,Marcello Este atau yang lebih dikenal sebagai Cello merupakan tokoh utama pria dalam novel Hello, Cello. Ia terkenal dengan sebutan womanizer karena sering memberi harapan palsu kepada perempuan-perempuan yang pernah diajak bicara. Padahal nyatanya, ia menjadi womanizer karena memaksakan diri. Selain itu, ia sendiri tidak pernah berniat memberi harapan palsu karena Cello sendiri hanya ingin berteman dengan perempuan-perempuan yang diajak bicara. Hal ini dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut.Setiap gue punya ketertarikan beneran ke perempuan, gue selalu dianggap cuma main-main. Katanya gue playboy. Padahal, dulu gue belom jadi playboy, masih label dari orang-orang aja yang awalnya cuma dijadiin candaan. Terus, setelahnya, gue ngerasa buat apa gue cuma dapet ruginya doang. Sekalian aja gue jadi orang yang selalu mereka sebut. Gak semua cewek yang gue ajak ngobrol emang pengen gue deketin romantically, Hel. Kadang gue cuma pengen temenan aja, tapi dianya malah kebawa perasaan. Perkataannya ini merubah cara pandang saya sebagai pembaca terhadap tokoh Cello. Menurut saya, tokoh Cello termasuk ke dalam tokoh protagonis. Selain karena pengakuannya yang "memaksakan diri untuk menjadi seperti cap dari orang-orang", pendapat ini juga diperkuat dengan Cello yang digambarkan sebagai laki-laki yang perhatian, humoris, dan selalu memikirkan banyak cara agar dapat menyenangkan Helga tanpa disangka modus.
nah yang kedua ada juga Helga ,Serafina Helga Pramidita atau Helga merupakan tokoh utama wanita dalam novel Hello, Cello. Ia merupakan gadis yang ceria dan selalu menomorsatukan orang lain dibanding dirinya sendiri. Dibalik keceriaannya, ternyata ada banyak sekali hal yang berusaha ia sembunyikan. Salah satunya seperti rasa sakit hati sehingga selalu merasa kurang percaya diri yang sedikit banyak timbul karena keluarganya sendiri, terutama mamanya. Hal ini dapat dilihat dari perkataan mamanya, "Dia tuh emg kebiasaan. Pake baju kayak pemalas. kelihatan kan, emang suka malas-malasan juga di rumah.Walau begitu, Helga tetap sayang kepada mamanya dan terus menjadi pribadi yang menyebarkan energi positif tanpa memedulikan kejadian pilu yang menimpanya. Menurut saya, sudah jelas terlihat bahwa tokoh Helga termasuk ke dalam tokoh protagonis. Selain peristiwa diatas, pendapat ini juga didukung dengan perkataannya sebagai berikut.Seluruh dunia bisa tau gue marah, tapi bukan berarti seluruh dunia harus maklumin kemarahan gue. Seluruh dunia bisa tau gue marah, tapi bukan berarti gue bisa seenaknya proyeksiin amarah gue ke orang yang gak seharusnya. Karena di dunia ini yang punya hati dan perasaan bukan cuman gue.
untuk alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju loh teman', Mulai dari perkenalan tokoh-tokohnya. Lalu dilanjut dengan pertemuan Cello dan Helga. Kemudian menceritakan proses pendekatan kedua tokoh utamanya tersebut, sampai pengakuan dari masing-masing tokoh. Setelah itu dilanjut dengan masalah baru, yaitu rintangan yang harus dilalui keduanya agar tidak saling menyakiti dirinya masing-masing juga satu sama lain. Sampai akhirnya menceritakan nasib akhir dari Cello dan Helga.
Untuk latar dari novel ini ada latar tempat.Latar tempat pada novel ini cukup beragam, antara lain rumah Helga, kampus, restoran, rooftop apartemen Cello, dan SKY (tempat berkumpul Cello dan teman-temannya). Namun, ada dua tempat yang paling ikonik dari novel ini, yaitu JazzKarta Festival dan Sudirman. Kedua tempat ini menjadi saksi bisu kisah cinta keduanya, Bahasa yng di gunakan dalam novel ini adalah. Bahasa Indonesia umum sehingga mudah dipahami. Namun, ada beberapa bagian yang memakai Bahasa Inggris. Salah satunya adalah sebagai berikut.
Some days, I just feel alone and am too tired to even speak, but I still count on you cause you will speak all day and that makes me feel great again.
nahhh untuk penutup nya Novel ini menceritakan kisah romansa klasik dengan disisipkan nilai-nilai moral, Nilai-nilai moral tersebut mengacu pada permasalahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti rasa kurang percaya diri, selalu menyalahkan diri sendiri, mengutamakan kebahagiaan orang lain diatas diri sendiri, sampai permasalahan dibanding-bandingkan dan direndahkan oleh orang lain. Salah satu pesan moralnya seperti "nomor-satuin orang lain di atas diri sendiri cuma nyambut cikal bakal luka."
MUHAMAD FATHUR RAHMAN
2 tahun yang lalu
Di dalam rumah seringnya baca buku di kamar sambil santai
karena dikamar itu tempat ternyaman
Sarah Lutfiya Mumtazah
2 tahun yang lalu
Saya suka membaca buku di rumah yaitu di ruang tamu. Karena rak buku di rumah saya letaknya di ruang tamu sehingga saya akan lebih leluasa untuk mengambil buku dan berganti buku. Di ruang tamu adik saya juga membuka buku sehingga membuat susana menjadi mengasyikan.
BELA PATRICIA SILALAHI
2 tahun yang lalu
spot favorite saat baca buku itu di kamar! karna selain nyaman juga ga gampang terganggu sama orang lain
Dwi Aulia vi syaban
2 tahun yang lalu
Membaca dikamar..karna aku sukanya dikamar
DINDA AIRA LATHIF
2 tahun yang lalu
Lancar membaca tanpa mengeja
Khaerunia Syaban
2 tahun yang lalu
di perpustakaan menurut ku itu tempat favourite ku karena disitu banyak buku buku yang harus di baca dari buku fiksi,non fiksi,pelajaran,kamus dan masih banyak lagi , di perpustakaan sangat tenang makanya Saya suka membaca di situ.