JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

BACA JAKARTA II

7 Mei 2023 - 22 Mei 2023
Triwulan 2

10244

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Yuk, ikutan Tantangan Baca Jakarta selama 14 hari. Sebuah tantangan membaca untuk masyarakat semua usia yang tinggal di Jakarta maupun luar Jakarta. Bergembira bersama sambil mencerdaskan masyarakat DKI Jakarta, juga Indonesia.

Dari tanggal 7 - 20 Mei kita bersama-sama membaca sekaligus beraktivitas literasi di mana pun dan kapan pun.

#DenganBacaKitaBisa #SalamLiterasi

 

Lihat tutorial Baca Jakarta 2023 di sini: Tutorial Baca Jakarta

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

AKAISHA GHAISANI TSURAYYA
AKAISHA GHAISANI TSURAYYA
2 tahun yang lalu

Hari ini saya membaca buku berjudul Gadis Bongkah Es yang merupakan Cerita Rakyat Cina. Karya Lintje. Buku ini bercerita tentang kisah seorang anak laki-laki yang bernama Azumi, yang tinggal seorang diri di gubuk kecil di negeri Jepang. Suatu kali, di musim dingin, Azumi melihat bongkahan-bongkahan es yang jatuh ke atap rumahnya . Pada malam harinya, hujan salju dan badai melanda desa. Tiba-tiba ia mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ternyata setelah Azumi membuka pintu rumahnya, muncullah seorang gadis cantik yang kedinginan. Kemudia Azumi pun mempersilahkan masuk gadis itu. Gadis itu tinggal di gubuk Azumi selana tiga hari, sebab badai salju terus menerus melanda desa. Selama itu ia membantu Azumj membersihkan rumah. Hingga akhirnya Azumi berkata dan meminta gadis itu untuk tinggal bersama dia selamanya. Dan gadis itu pun menyetujuinya. Namun, ada satu syarat yang gadis itu ajukan, yaitu gadis itu meminta Azumi untuk tidak menyuruhnya mandi. Dan Azumi pun memyetujuinya. Akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia. Selama itu, tidak sekalipun gadis itu pergi mandi. Orang-orang desa rupanya mendengar kebiasaan aneh gadis itu. Dan mereka pun mempertanyakan kepada Azumi. Azumi pun menjadi malu mempunyai istri yang tak pernah mandi. Kemudian Azumi pun memaks gadis itu untuk mandi. Karena gadis itu sangat menyayangi Azumi, ia pun menuruti kemauan Azumi. Gadis itu pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Namun, setelah beberapa jam kemudia, gadis itu tak kunjung keluar kamar mandi. Azumi pun terkejut karena dia melihat hanya ada jepit rambut Azumi. Sejak saat itu Azumi tidak pernh lagi bertemu gadis itu. Rupanya gadisbitu adalah gadis bongkahan Es. Ia akan meleleh apabila terkena air.

Dwi Handayani
Dwi Handayani
2 tahun yang lalu

Pembaca bintang di kedai kopi ulan purnama (Penulis : Mochizuki Mai) Buku ini adalah novel yang menceritakan hidup beberapa karakter yang bersinggungan di masa lalu dan secara tidak langsung, bersinggungan pula di masa sekarang. Cerita dimulai dengan kehidupan Serikawa Mizuki, seorang penulis skenario wanita paruh baya yang pernah jaya namun mulai kehilangan sinar pada karya-karyanya. Setelah mendapatkan 'pukulan' terbaru, secara ajaib dia tiba di Kedai Kopi Bulan Purnama yang dikelola oleh para kucing raksasa, menghidangkan berbagai sajian lezat dan obrolan hangat dengan 'bantuan gugusan bintang' yang membantu Ibu Serikawa menghadapi hidupnya.

Zahrotunnisa Zahirrah
Zahrotunnisa Zahirrah
2 tahun yang lalu

Judul : "Laskar Pelangi". Pengarang: "Andrea Hirata". Penerbit : "Bentang Pustaka". Ringkasannya : tentang 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) disebuah sekolah Muhammadiyah diBelitung yang penuh keterbatasan.

Alfatan satria
Alfatan satria
2 tahun yang lalu

Buku kisah kaki menari ceritanya kamar kimo kotor sekali dan dia harus membersihkan dan keli membantu kimo sambil menyanyi dan menari ...kamar kimo jadi bersih

SITRI Nurul Aeni
SITRI Nurul Aeni
2 tahun yang lalu

Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Penulis: lukman surya Saputra, Ida Rihayani, dan Salikun

Dewi Pratiwi
Dewi Pratiwi
2 tahun yang lalu

judul buku:si kancil&buaya penulis:oyas nur Hardiansyah cerita singkat: kancil menipu buaya agar ia bisa menyebrang dan mendapatkan keinginannya,dan buaya pun menjadi marah karena ia merasa ditipu oleh kancil.

Hendarsih
Hendarsih
2 tahun yang lalu

Pilihan jatuh pada buku yang berjudul Derita Anak-anak Kita, Renungan Jalanan 4. Sebuah karya dari Dr. Nusa Putra, S. Fil., M. Pd. Al. Fatihah untuk Beliau semoga segala perbuatan baiknya menjadi cahaya dalam kubur Beliau. Buku ini sudah lama berada di rak buku ukir itu. Namun, baru beberapa tulisan Beliau saja yang sudah sempat dibaca. Kiranya buku yang masih berbungkus plastik ini mendapat jatah untuk segera dibaca hari ini. Tujuan buku ini adalah membangun kesadaran pada khalayak yang lebih luas untuk membela dan mengambil langkah-langkah nyata demi mengurangi dan menghilangkan derita anak-anak kita. Terlebih anak-anak marjinal. Buku dengan jumlah halaman 139 ini merupakan kisah nyata penulis buku dan para relawan yang tergabung dalam Yayasan Nanda Dian Nusantara. Berisi berbagai persoalan yang berkaitan dengan penderitaan anak-anak di Indonesia terutama mereka yang berada pada kaum marjinal. Membaca buku ini seperti kita disuguhkan dunia lain anak-anak. Akan tetapi, ini nyata dan miris. Halaman demi halaman disuguhkan secara gamblang apa adanya oleh penulis. Mengapa? menjadi awal dari tujuan penulisan buku yang sedang dirangkum ini. Banyak hal yang tidak terduga yang menjadi sebab peristiwa demi peristiwa terjadi. Sehingga peristiwa tersebut menjadi sebab awal penderitaan anak-anak itu. Membaca buku ini, ada perasaan nelangsa dan geram. Namun, itulah nyatanya. Melalui buku ini menjadi bukti apa yang hanya sebuah bisik-bisik menjadi sebuah referensi bahwa hal- hal itu memang ada. Sesungguhnya menjadi PR buat kita semua. Nyatanya peran media massa ikut andil dalam penderitaan ini. Begitu juga pola asuh seperti yang diceritakan di awal buku ini. Bagaimana kisah Hitler kecil dalam pengasuhan yang keras kemudian menjadikannya seorang diktator. Begitu juga kemiskinan yang berpengaruh besar terhadap masa depan seorang anak. Berkali-kali dalam buku ini mengangkat kisah keterpurukan orang tua hingga akhirnya 'menjual' anaknya sendiri. Budaya hedoisme dan konsumtif juga disinggung dalam buku ini. Mengajak kita untuk terus bersyukur dan merasa cukup sehingga tidak terjerumus ke arah materialis atau pun cinta dunia. Buku ini menyuguhkan tulisan yang bisa membuat ketegangan dan kegeraman pembaca di setiap kisah yang dikupas dengan kesederhanaan. Namun, mampu menghadirkan kepiluan dan kenestapaan di antara senyum nyata anak-anak Indonesia yang manis dan penuh harapan. Sebelum mengakhiri tulisan, Dr. Nusa Putra, S. Fil., M. Pd pun mengimbangi informasi di buku ini tentang bagaimana membangun kecerdasan, mengasah kecerdasan dengan permainan, makanan dan kebiasaan yang baik bagi otak. Tumbuh kembang otak juga sangat dipengaruhi oleh rasa cinta dan kebahagiaan. Atasi stres, perkuat imam, dan sering-seringlah berbuat baik untuk sesama. Semua itu merupakan bagian penting untuk metabolisme kemanusiaan kita. Di bagian akhir di akhiri dengan fragmen bagaimana cara pandang kita terhadap penampilan. Jangan mudah terkecoh dengan penampilan. Sungguh, buku ini merupakan PR yang mesti diselesaikan oleh pemerintah dan juga kita, bangsa Indonesia. .

Ahmad Fahri Harimurti
Ahmad Fahri Harimurti
2 tahun yang lalu

Saya biasa nya berwisata bersama mamah saya & juga saudra saya,mereka sangat menyenangkan dan aku selalu gembira berwisata bersama mereka.saya berwisata ke monumen nasional & berwisata ke kota tua.

SEPTIAN DWI PRASETYO
SEPTIAN DWI PRASETYO
2 tahun yang lalu

seribu wajah ayahnya,Nurun Ala,ketika ayahnya meninggal dunia sang anak pun pulang ke kampung halamannya denan perasaan sedih dikamar sang ayah ia menemukan 10 foto setiap foto mengisahkan perjalanan hidup sang ayah sang anak mengingat kembali momen-momen penting bersama ayahnya

Agenda Hari Ini