Muhammad Fadil
1 tahun yang lalu
Saya suka membaca buku di mana saja yang membuat saya nyaman sambil belajar sambil bermain kadang di perpustakaan sekolah, kadang di RPTRA ( ruang publik terpadu ramah anak) sambil membaca sambil bermain sambil berolahraga juga
Hendarsih
1 tahun yang lalu
Dari judulnya saja sudah tidak asing, beberapa tahun belakangan malah filmnya bertengger di bioskop. Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang saya baca hari ini adalah berupa novel.
Memang karya SDD ini bermula dari sebuah puisi, lalu lagu, setelah itu menjadi novel, bahkan buku mewarnai, dan terakhir beralih dalam bentuk film.
Novel Hujan Bulan Juni, sungguh menyuguhkan bentuk lain dari novel-novel yang pernah saya baca. Tokoh Sarwono menjadi tokoh utama novel ini. Seorang dosen muda bertubuh krempeng. Memiliki keahlian lain menulis puisi dan menyukai musik. Berkarakter pemikir.
Diawali dengan kegembiraan Sarwono ketika puisinya dimuat di koran.
Menurut Sarwono puisi yang sudah masuk koran adalah tonggak. Puisi itu adalah sebuah komunikasi. Juga sebuah media.
Sesuai dengan judulnya novel ini memang ada monolog tokoh Sarwono di awal cerita tentang turunnya hujan padahal saat itu bulan Juni.
Teramat senang tokoh Sarwono sehingga ia ingin puisinya itu dikirimkan kepada kekasihnya, Pingkan di Kyoto, Jepang.
Pada Pingkanlah Sarwono menaruh hati dan segenap jiwanya. Seorang gadis cerdas keturunan Jawa Menado. Berkarakter cerdas dan penuh keceriaan, pekerja keras dan disiplin.
Sarwono memang menyukai gadis itu. Akan tetapi, tidak mampu berbuat apa pun. Tak terkecuali menulis puisi.
Novel ini memang memiliki gaya khas SDD terkadang ditulis sengaja melanggar kaidah bahasa. Begitu panjang tak ada titik maupun koma. Namun, mampu diramu menjadi sebuah suguhan yang mengasyikkan bagi pembacanya.
Di bagian-bagian paragraf tertentu berderet larik-larik untaian kata yang bernas.
Membaca novel ini seperti memasuki larik-larik puisi.
Perjalanan kisah cinta Sarwono dengan Pingkan dilatar belakangi perbedaan budaya dan agama.
Diselipi kisah dua budaya, Jawa dengan wayangnya. Menado dengan kisah Putri Pingkan dengan Matindas.
Pergulatan hati sepasang kekasih ini sering kali dibandingkan dengan kisah Putri Pingkan dengan Matindas, tetapi Sarwono tidak ingin mendapatkan Pingkan lewat perang antarkaum.
Lewat komunikasi Sarwono mendapatkan restu dari ibunya Pingkan yang bersuku Jawa.
Sayangnya, kisah cinta ini berliku ketika Pingkan harus mendampingi mahasiswa ke Jepang sebelum resmi menikah dengan Sarwono.
Pingkan di Kyoto bersama dosen senior dari Jepang, Katsuo. Dalam diam Sarwono begitu cemburu kepada Katsuo. Apalagi jika Pingkan mengirim foto lewat WA dan Katsuo berada dalam rombongan itu.
Suasana musim semi dan sakuranya begitu indah diceritakan dalam novel ini ditambah kebiasaan-kebiasaan orang Jepang
bertatami di bawah rimbunnya bunga sakura.
Cerita novel ini berakhir menyedihkan penyakit paru-paru menyebabkan Sarwono harus terbaring sakit dan menjalani perawatan intensif. Pingkan segera pulang dari Kyoto menuju Solo. Di akhir cerita Ibu Sarwono menitipkan koran yang berisi tiga puisi yang dulu belum sempat dikirimkan Sarwono kepada Pingkan.
Jatiranggon, 16 Mei 2023
Siti Khairiyah
1 tahun yang lalu
Cerita Malin kundang.ibu Malin kundang,Malin kundang dan istri Malin kundang.sombong dan durhaka.seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu.
Adeeva shasa aqilla bilqis
1 tahun yang lalu
" SANGKURIANG"
Di kisahkan saat pengasingannya di hutan, Dayang Sumbi saat itu sedang asyik menenun, tempat kainnya jatuh dan ia malas untuk mengambil nya.
Dan Dayang Sumbi berujar jika yang mengambilkannya adalah lelaki akan dijadikan suaminya dan jika perempuan akan di jadikan saudaranya.
Dan Tumang lah yang membawakannya, mau tidak mau Dayang Sumbi harus memenuhi janji nya tersebut.
Dan Tumang akhrinya menikah karena suatu janji. Atas pernikahan tersebut lalu lahirlah seorang putra yang tampan bernama Sangkuriang.
Setelah cukup remaja Sangkuriang di tugaskan untuk berburu oleh ibunya ke hutan untuk membawa hati rusa. Berangkatlah Sangkuriang dan Tumang ke hutan.
Di hutan Sangkuriang ingin memburu babi hutan karena tidak menemukan rusa.
Saat Tumang di suruh untuk mengejar dan membunuh babi hutan ia menolak dan malah diam tak bergerak.
Karena Tumang tahu bahwa babi itu adalah Wayung Hyang yang merupakan ibu dari Dayang Sumbi.
Sangkuriang marah dan akhirnya membunuh Tumang dan membawa hati anjing itu untuk di berikan ibunya.
Dayang Sumbi menerima hati tersebut membersihkan dan memasaknya. Saat tengah makan tiba-tiba Dayang Sumbi teringat kemana Tumang, dan ditanyakan lah kepada Sangkuriang.
Lalu Sangkuriang menceritakan telah membunuh Tumang karena ia tidak menaati perintahnya.
Sontak hal tersebut membuat Dayang Sumbi marah dan mengatakan Tumang itu adalah ayahmu dan kamu adalah pembunuhnya.
Dari kemarahan itu Dayang Sumbi memukulkan centong ke kepala Sangkuriang hingga berdarah-darah dan Sangkuriang kabur ke hutan.
Beberapa tahun kemudian Sangkuriang tumbuh menjadi pemburu yang lihai dan pemuda yang sangat tampan.
Dan ia tak sengaja Dayang Sumbi di hutan. Sangkuriang yang telah hilang ingatan ia jatuh cinta kepada ibunya sendiri.
Dayang Sumbi yang tidak bisa menua karena keturunan Dewi, namun, ia mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang putra nya.
Sangkuriang yang tengah jatuh cinta pun melamar Dayang Sumbi.
Dan Dayang Sumbi membuat persyaratan yang tak mungkin Sangkuriang penuh, agar menghindari pernikahan tersebut.
Dayang Sumbi meminta untuk dibuatkan perahu dan telaga yang harus jadi dalam semalam dengan membendung aliran sungai Citarum. Syarat itu di sanggupi oleh Sangkuriang.
Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi pun memukulkan alu ke lesung sebagai pertanda bahwa fajar telah tiba.
Alhasil makhluk suruhan Sangkuriang ketakutan dan pergi sebelum tugasnya selesai.
Karena gagal memenuhi syarat, Sangkuriang mengamuk dan menendang perahu yang di buatnya ke arah utara.
Dan dalam sekejap, perahu yang jatuh menelungkup itu berubah menjadi gunung Tangkuban Perahu.
Annisa aulia tursita
1 tahun yang lalu
Kelas ku memiliki perpustakaan walaupun kecil tp berguna untuk anak anak ,, aku suka baca buku dikelas pas jam istirahat karena kelas sepi jadi aku makin senang membaca buku karena tenang tidak ada yg ganggu aku baca
NAURA AWALIYAH
1 tahun yang lalu
Luh Ayu Manik Mas, Membuat perpustakaan keliling
Luh Ayu Manik Mas karakternya penolong dan baik hati.
Muhamad Asoka matahari
1 tahun yang lalu
Kamar, karena sangat santai dan bisa dengarkan lagu
Hilyah Zahra Aisyah
1 tahun yang lalu
Saya suka membaca buku di perpustakaan sekolah karena bisa setiap hari kesana saat jam istirahat sekolah sambil mencari penjelasan pelajaran sekolah yang kurang dipahami jadi bisa langsung paham.