Nahwa Michaela Khanza
2 tahun yang lalu
Kemana Bimbim Pergi?, karena agar saling menjaga satu sama lain
Keysha Yarasyimah
2 tahun yang lalu
Buku IPAS ( ilmu pengetahuan alam dan sosial )
Kerajaan - kerajaan bercorak Islam, Hindu, dan Budha
Noval Suhairi
2 tahun yang lalu
Noval Suhairi kls 4B
Buku dongeng, sang singa sama sang kancil...
Mula2 sang singa tidak bisa tidur
Dan datang si kancil dan dia bercakap,
Hai singa AQ bisa menidurkanmu.kancil menyuruh singa menaiki gunung..dan singapun tertidur di atas gunung karna lelah,,,,
Giovany Mufidah Rauf
2 tahun yang lalu
Novel Please Look After Mom karya Kyung Sook Shin ini jadi salah satu cerita tentang ibu yang menyayat hati,novel ini mengisahkan seorang suami istri yang ingin pergi mengunjungi anak-anak mereka yang telah dewasa.Sang suami bergegas untuk masuk ke gerbong kereta api,ia mengira sang istri mengikutinya dari belakang.Setelah melewati beberapa gerbong sang suami baru menyadari kalau istrinya tidak ada di belakangnmya sejak awal,dan ternyata sang istri tertinggal di stasiun Seoul.Setelah di cari ternyata sang istri masih belum ditemukan,pihak keluarga sangat merasa kehilangan dan menimbulkan trauma. Dari situ meraka menyadari pentingnya peran seorang ibu bagi mereka,namun mereka lupa untuk memberikan perhatian kembali untuk ibunya.
QOIS USAMA GHOZI
2 tahun yang lalu
Eksotika Toba: kepingan surga di bumi Sumatra
Yang menarik dari buku ini adalah buku ini berisi 60 destinasi alam sejarah Senin budaya, kuliner, dan tempat penginapan sekitar danau Toba.Amazing! Itulah kata paling tepat untuk mendeskripsikan keindahan kaldera yang terbentuk dari letusan gunung berapi 74.000 tahun lalu ini. Berwisata ke Danau Toba, Anda takkan pernah kehabisan tujuan untuk mengexplore kemegahan alamnya, kekayaan sejarah dan budayanya, antara lain: Sianjur Mula Mula, desa asal Suku Batak pertama, Huta Siallagan, ‘kampung kanibal’ Suku Batak kuno, Lumban Suhi suhi, desa perajin kain ulos, The Kaldera-Toba Nomadic Escape, wisata glamping kelas dunia.
Azzura Zahirah Kirana Ashanadhifah
2 tahun yang lalu
Suatu hari di bengkel. Pulang sekolah Arum lapar sekali. Namun, Bapak belum sempat memasak karena bengkel sedang ramai. Setelah pekerjaan di bengkel selesai Bapak tidak juga memasak
MUHAMMAD FADLI ZIKRI RAMADHAN
2 tahun yang lalu
Buku yang saya rekomendasikan adalah:
1."Tubuh Manusia"
Karena kita dapat mempelajari tentang organ tubuh manusia
2."Candi Prambanan"
Karena kita dapat tau sejarah Candi Prambanan.
Nanda Cahyo Kurnianto
2 tahun yang lalu
Yahh karna buku yang saya baca harus dia baca karena itu seru banget tauu apa lagi rumah cermin kunci utama dan desa yang sekarat itu adegannya nya seru dan menegangkan. Itu yang dia harus baca pokok nya
Iis Aisah
2 tahun yang lalu
pada pekan ini saya telah membaca cerita dongeng daerah yang berasal dari sumatra barat yang berjudul Malin Kundang. jdi cerita ini menceritkan tentang anak yg durhka pada ibunya.
Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja. Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan.
Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.
Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra kesayangannya itu.
“Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”
Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau.
“Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk mengantarkan kepergian Malin.
Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.
“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota seberang.
“Tidak, Malin pasti akan kembali.”
Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya.
Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.
“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.
“Malin, ini aku, ibumu.”
“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan Malin yang terungkap.
“Tidak, dia bukan ibuku!”
Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai.
Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu.
Langit bergemuruh setelah doa itu terdengar.
Ilustrasi Badai dalam Cerita Dongeng Pendek "Malin Kundang". Foto: Freepik
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Badai dalam Cerita Dongeng Pendek "Malin Kundang". Foto: Freepik
Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya.
“Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini!”
Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah.
Keesokan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu berbentuk manusia tengah bersujud.
Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.
Selesai.