Sri Mulyani Febrianti
2 tahun yang lalu
Lagenda batu menangis
Legenda batu menangis mengisahkan tentang seorang janda dan anak perempuannya yang sangat cantik tetapi memiliki sifat buruk.
Zhaskia Ashri Fauziah
2 tahun yang lalu
Buku yang aku baca adalah buku bercerite tentang nabi IDRIS AS
Cerita nabi IDRIS mengapa bisa di angkat menjadi nabi
Budhi Novyannisari
2 tahun yang lalu
Buku yang saya baca akhir pekan ini berjudul wanita berkarir surga karya Felix Y. Siauw. Buku Wanita Berkarir Surga ini terbagi menjadi lima bab dengan tema yang berbeda namun berkaitan. Bab pertama, menjelaskan tentang sejarah kaum wanita di peradaban Yunani, Romawi, India, Cina, Arab, Eropa dan pandangan Nasrani dan Yahudi. Bab kedua, membahas tentang latar belakang munculnya paham feminisme. Bab ketiga, menjelaskan tentang dampak–dampak adanya feminisme yang ternyata tidak selalu membawa kebahagiaan. Bab keempat, menjelaskan tentang wanita dan pria dalam berbagai aspek dan menjelaskan tentang fitrah wanita dan pria yang sesungguhnya. Bab kelima, menjelaskan tentang pandangan Islam terhadap kaum wanita dan kemuliaan wanita dalam Islam.
Lovely Annisa Ferry
2 tahun yang lalu
"Sejarah Kota Jakarta"
Tahun 1956, tanggal 22 Juni tetap sebagai hari jadi Kota Jakarta,
sebelum sebagai ibu koto dan berkembang, menjadi kota terbesar Indonesia, wilayah saat ini dinamakan Jakarta mempunyai riwayat yang sangat panjang.
Riwayatnya sebagai tempat hunian manusia dimulai ketika digunakan sebagai pemukiman sederhana pada zaman prasejarah.
Hal ini dapat diketahui kepurbakalaan prasejarah yang ada di Jakarta.
Kemudian pada masa kekuasaan Kerajaan Tarumanegara, atau sekitar abad ke-5 Masehi, wilayah ini dikenal bernama Sunda Kelapa.
Dava Septiawan
2 tahun yang lalu
Buku tentang flora&fauna,
Kaemitha Ivana Hasna Wibowo
2 tahun yang lalu
Liburan Terbaik
Indonesia terdiri dari pulau-pulau menakjubkan, anak diajak mengenal suatu daerah di Indonesia. Dengan memilih liburan ke Sulawesi, tepatnya Toraja, anak akan mengetahui berbagai keunikan dari daerah tersebut. Seperti upacara kematian Rambu Solok, mengenal permainan tradisional Rambu Solok, dan masih banyak lagi.
Muhammad Kenzo Fauzi
2 tahun yang lalu
Assalamu'alaikum, Teman Baca.
Saya Muhammad Kenzo Fauzi.
Dari Paud Pelangi, Kelas A.
Buku Wisata Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang terbesar di Indonesia. Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan candi ini dibangun dan atas perintah siapa, namun kuat dugaan bahwa Candi Prambanan dibangun sekitar pertengahan abad ke-9 oleh raja dari Wangsa Sanjaya, yaitu Raja Balitung Maha Sambu. Dugaan tersebut didasarkan pada isi Prasasti Syiwagrha yang ditemukan di sekitar Prambanan dan saat ini tersimpan di Museum Nasional di Jakarta. Prasasti berangka tahun 778 Saka (856 M) ini ditulis pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Denah asli Candi Prambanan berbentuk persegi panjang, terdiri atas halaman luar dan tiga pelataran, yaitu Jaba (pelataran luar), Tengahan (pelataran tengah) dan Njeron (pelataran dalam). Halaman luar merupakan areal terbuka yang mengelilingi pelataran luar. Pelataran luar berbentuk bujur dengan luas 390 m2. Pelataran ini dahulu dikelilingi oleh pagar batu yang kini sudah tinggal reruntuhan. Pelataran luar saat ini hanya merupakan pelataran kosong. Belum diketahui apakah semula terdapat bangunan atau hiasan lain di pelataran ini.
Di tengah pelataran luar, terdapat pelataran kedua, yaitu pelataran tengah yang berbentuk persegi panjang seluas 222 m2. Pelataran tengah dahulu juga dikelilingi pagar batu yang saat ini juga sudah runtuh. Pelataran ini terdiri atas empat teras berundak, makin ke dalam makin tinggi. Di teras pertama, yaitu teras yang terbawah, terdapat 68 candi kecil yang berderet berkeliling, terbagi dalam empat baris oleh jalan penghubung antarpintu pelataran. Di teras kedua terdapat 60 candi, di teras ketiga terdapat 52 candi, dan di teras keempat, atau teras teratas, terdapat 44 candi. Seluruh candi di pelataran tengah ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu luas denah dasar 6 m2 dan tinggi 14 m. Hampir semua candi di pelataran tengah tersebut saat ini dalam keadaan hancur. Yang tersisa hanya reruntuhannya saja.
Pelataran dalam, merupakan pelataran yang paling tinggi letaknya dan yang dianggap sebagai tempat yang paling suci. Pelataran ini berdenah persegi empat seluas 110 m2, dengan tinggi sekitar 1,5 m dari permukaan teras teratas pelataran tengah. Pelataran ini dikelilingi oleh turap dan pagar batu. Di keempat sisinya terdapat gerbang berbentuk gapura paduraksa. Saat ini hanya gapura di sisi selatan yang masih utuh. Di depan masing-masing gerbang pelataran teratas terdapat sepasang candi kecil, berdenah dasar bujur sangkar seluas 1, 5 m2 dengan tinggi 4 m.
Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang membujur arah utara selatan. Di barisan barat terdapat 3 buah candi yang menghadap ke timur. Candi yang letaknya paling utara adalah Candi Wisnu, di tengah adalah Candi Syiwa, dan di selatan adalah Candi Brahma. Di barisan timur juga terdapat 3 buah candi yang menghadap ke barat. Ketiga candi ini disebut candi wahana (wahana = kendaraan), karena masing-masing candi diberi nama sesuai dengan binatang yang merupakan tunggangan dewa yang candinya terletak di hadapannya.
Candi yang berhadapan dengan Candi Wisnu adalah Candi Garuda, yang berhadapan dengan Candi Syiwa adalah Candi Nandi (lembu), dan yang berhadapan dengan Candi Brahma adalah Candi Angsa. Dengan demikian, keenam candi ini saling berhadapan membentuk lorong. Candi Wisnu, Brahma, Angsa, Garuda dan Nandi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, yaitu berdenah dasar bujur sangkar seluas 15 m2 dengan tinggi 25 m. Di ujung utara dan selatan lorong masing-masing terdapat sebuah candi kecil yang saling berhadapan, yang disebut Candi Apit.
Kayla Ataya Kalisaputri
2 tahun yang lalu
Kisah Jaka Tarub
Pada masa lalu hiduplah seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Dia merupakan pemuda desa yang gemar berburu. Suatu hari, dia sedang berburu burung di tengah hutan.
Selama seharian Jaka Tarub belum menemukan burung buruan. Dia masuk hutan semakin dalam. Di tengah belantara, sayup-sayup dia mendengar suara beberapa wanita sedang berbincang.
Suara perempuan itu beradu dengan suara air gemericik. Karena penasaran, Jaka Tarub mencari sumber suara tersebut.
Betapa terkejutnya dia saat melihat ternyata ada sekelompok bidadari yang tengah mandi di telaga. Paras para bidadari itu sangatlah cantik. Kemudian timbul sebuah ide nakal.
Jaka Tarub mengambil salah satu baju milik bidadari itu. Kemudian dia kembali bersembunyi sambil membawa pakaian itu.
Menjelang sore, para bidadari itu selesai mandi. Mereka mengenakan pakaian mereka kembali dan pulang menuju langit.
Namun, ada satu bidadari yang tertinggal dan tidak ikut pulang. Sebab, dia kehilangan pakaiannya. Bak malaikat penolong, Jaka Tarub muncul meminjamkan kain kepada bidadari itu. Bidadari bernama Nawang Wulan itu lantas diajak pulang ke rumah.
Mereka berdua kemudian menikah. Nawang Wulan kini juga harus bekerja seperti layaknya manusia, seperti memasak dan mencuci.
Namun, sebagai seorang bidadari dia memiliki kesaktian. Setiap hari dia hanya memasukkan sehelai padi ke dalam periuk. Anehnya, hasilnya bisa menjadi nasi yang cukup dimakan sekeluarga.
Namun, kesaktiannya itu bisa hilang jika ada orang yang membuka periuk saat dia memasak nasi. Dia selalu berpesan kepada Jaka Tarub untuk tidak membuka periuk itu.Suatu hari, di tengah memasak, Nawang Wulan bermaksud untuk mencuci pakaian. Dia berpesan kepada Jaka Tarub untuk mengasuh Nawangsih, anak mereka berdua yang telah lahir.
Saat Nawang Wulan mencuci, muncul rasa penasaran Jaka Tarub. Meski sudah diingatkan, dia mencoba membuka masakan dalam periuk. Betapa terkejutnya saat dia melihat ternyata selama ini Nawang Wulan hanya memasak sehelai padi untuk makan sekeluarga.
Rasa penasaran itu akibatnya sangat besar. Kini, kesaktian Nawang Wulan lenyap. Kini dia harus memasak beras untuk bisa menyiapkan makan bersama keluarganya. Persediaan beras di lumbung yang selama ini tidak pernah berkurang lama-kelamaan semakin terkikis.
Setiap hari Nawang Wulan mengambil persediaan beras di lumbung. Saat persediaan menipis, dia ternyata justru menemukan sehelai baju di lumbung. Baju itu merupakan kepunyaannya yang hilang saat mandi di telaga.
Nawang Wulan baru sadar bahwa pakaian itu memang sengaja dicuri dan disembunyikan oleh Jaka Tarub. Dia lantas segera mengenakan pakaian itu kembali dan berubah menjadi bidadari.
Setelah berpesan kepada Jaka Tarub untuk terus merawat anak mereka, Nawangsih, akhirnya Nawang Wulan pulang kembali ke kayangan.
Cheryl ladisya Anandita susandi
2 tahun yang lalu
Buku cerita judul cerita nya ular dan tikus
Di Padang pasir hiduplah ular dan tikus pasir,ular sangat lapar dan ingin memangsa tikus, suatu hari ular datang ke sarang tikus dan tikus tau ular akan memangsa nya dan hidup sendirian ,ular menyadari dan meminta maaf kepada tikus akhirnya mereka berteman dan mencari makan bersama.