Melati Maharani
2 tahun yang lalu
Nasi yang tidak ingin dibuang
Nasi putih tidak suka dimakan oleh keluarga sederhana. Ia pun terus menggerutu. Kemudian ia bertemu dengan nasi kuning. Dari nasi kuning nasi putih mendapat pelajaran yang sangat beeharga
Kesya lutfiah
2 tahun yang lalu
Buku yang akhir-akhir ini saya baca adalah Totto-chan, sebenarnya baca ulang. Ini sudah yang keberapa kali, tetapi saya seakan tak bosan membacanya, karena menurut saya buku ini adalah buku pegangan yang baik bagi saya ketika saya sudah dewasa, berkarier, beranak-pinak dan seterusnya.
Buku ini menceritakan tentang Totto-chan, gadis kecil yang mempunyai ketertarikan dan rasa ingin tahu terhadap segala hal! Dia dikeluarkan dari sekolah karena banyak berulah. Dia membuka-tutup laci mejanya yang menurut gurunya menimbulkan suara yang menyebalkan. Dia juga sering diam di depan jendela menunggu pemusik jalanan. Ketika pemusik itu datang, dia memanggil mereka. Dan pada akhirnya, para pemusik itu memainkan musik itu di depan jendela kelas Totto-chan. Coba bayangkan, suasana kelas satu di mana siswa-siswanya berlarian menuju jendela sambil dengan riang mendengarkan musik jalanan. Sungguh menggelikan.
Singkat cerita, Totto-chan dikeluarkan. Tetapi ibunya tidak cerita, karena takut Totto-chan memiliki tekanan batin. Akhirnya Totto-chan dibawa oleh ibunya ke sekolah bernama Tomoe Gakuen.
Di Tomoe Gakuen, kelas-kelasnya bukan kelas biasa. Kelasnya bukan dibuat dari dinding-dinding batu bata, tetapi dari bekas gerbong kereta! Coba bayangkan, saya seorang anak kelas satu SD yang belajar di gerbong kereta! Ketika kepala saya mendongak keluar, bunga-bunga dan rerumputan bergerak-gerak diembus oleh angin. Saya seperti sedang dalam sebuah perjalanan sambil belajar.
Lalu, kepala sekolahnya. Dia adalah pendengar yang baik. Dia mendengarkan cerita Totto-chan selama 4 jam tanpa sedikit pun menunjukkan ekspresi bosan. Dan kata-katanya yang membuat Totto-chan berubah, dan mengena bagi saya adalah, "Kamu anak baik."
Selain kelas, metode pengajarannya juga bagus di Tomoe Gakuen. Para siswa boleh memulai hari dengan pelajaran yang mereka suka. Lalu tidak ada pengaturan tempat duduk. Anak-anak bisa pindah-pindah ke sana kemari. Guru berperan sebagai pendamping, akan siap membantu jika anak perlu bantuan. Berbeda sekali dengan iklim pengajaran kita yang kebanyakan masih berupa guru sebagai penceramah yang berbicara terus-menerus sampai jam pelajaran usai. Dan setelah makan siang, si Tomoe Gakuen anak-anak dibawa jalan-jalan! Mereka mengamati apa yang terjadi di lingkungannya, dan berterimakasih kepada petani.
Yah, pada akhirnya, sekolah ini musnah karena serangan bomber pada tahun 1945, yang mana Jepang saat itu sedang berperang melawan sekutu dalam perang dunia II.
Buku ini sangat menginspirasi, karena dapat menghadirkan suasana positif dalam suasana dunia yang saat itu sedang bergejolak. Dari segi isi, saya mengambil beberapa pelajaran soal metode pembelajaran, metode mendidik anak, dan tentang keoptimisan di tengah suasana yang sedang kacau.
Sebenarnya saya ingin menulis lebih banyak, tetapi saya tidak boleh serakah. Jadi, akhir kata, saya rekomendasikan buku ini pada para orangtua, murid-murid, guru-guru, karena buku ini sarat akan hal yang berkaitan dengan itu.
Riski Maulana
2 tahun yang lalu
Sejarah Indonesia.
Buku itu tentang, asal mulai Indonesia dan penjajahan yg ada di indonesia, serta pahlawan yg berjuang untuk kemerdekaan Indonesia
Muhammad Keanu Fauzi
2 tahun yang lalu
Assalamu'alaikum, Teman Baca.
Saya Muhammad Keanu Fauzi.
Dari SDN CB 09 Pagi, Kelas 3 B.
Buku Wisata Candi Borobudur.
Dinasti Sailendra membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi. Dinasti Sailendra merupakan dinasti yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha. Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles. Area candi berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.
Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.
Zona 1: Kamadhatu.
Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat.
Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah. Koleksi foto seluruh 160 foto relief dapat dilihat di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.
Zona 2: Rupadhatu.
Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha. Secara keseluruhan ada 328 patung Buddha yang juga memiliki hiasan relief pada ukirannya.
Menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.
Zona 3: Arupadhatu.
Tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.
Serambi pada bagian ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi. Terdapat 72 stupa secara keseluruhan. Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya yang memiliki tinggi 42m diatas tanah dengan diameter 9.9m. Berbeda dengan stupa yang mengelilinginya, stupa pusat kosong dan menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya terdapat isi namun juga ada yang berpendapat bahwa stupa tersebut memang kosong.
Relief.
Secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.
Koridor Candi.
Selama restorasi pada awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur. Candi Pawon berada 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari Candi Borobudur. Terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.
Ketiga candi membentuk rute untuk Festival Hari Waisak yag digelar tiap tahun saat bulan purnama pada Bulan April atau Mei. Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama.
Khansa amira iskandar
2 tahun yang lalu
Buku yang saya baca adalah cerita Malin Kundang Pengarang :Rini Kurniasih (penulis) Yayasan Mitra Netra Isi cerita : tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya ketika Malin Kundang sudah dewasa dan kaya Malin kundang melupakan ibu nya Malin Kundang pun dikutuk menjadi batu oleh sang ibu
Nur Oktaviani
2 tahun yang lalu
Saya membaca buku wisata eksotis di Jogja yang menceritakan tempat tempat wisata yang eksotis untuk saya tahu
Ahmad baihaqi
2 tahun yang lalu
Bawang merah dan bawang putih
Bawang merah yang selalu jahat kepada bawang putih