JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

BACA JAKARTA III

17 September 2023 - 2 Oktober 2023
Triwulan 3

4559

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Yuk, ikutan Tantangan Baca Jakarta selama 14 hari. Sebuah tantangan membaca untuk masyarakat semua usia yang tinggal di Jakarta maupun luar Jakarta. Bergembira bersama sambil mencerdaskan masyarakat DKI Jakarta, juga Indonesia.

Dari tanggal 17 - 30 September kita bersama-sama membaca sekaligus beraktivitas literasi di mana pun dan kapan pun.

#DenganBacaKitaBisa #SalamLiterasi

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

Aziz Abdullah Mubarok
Aziz Abdullah Mubarok
1 tahun yang lalu

Profesi Astronot,,,Astronot tugasnya keruang angkasa

dimas ali imran
Dimas ali imran
1 tahun yang lalu

Aku ingin menjadi semut. Meskipun die kecil dia sangat lah cerdik. Tidak seperti belalalang yg sombong. Selalu merasa bangka akan dirinya sendiri.

AL DAREN PUTRA RAHMAN
AL DAREN PUTRA RAHMAN
1 tahun yang lalu

Cerita si singa dan si tikus. Merupakan cerita anak yang dapat mengajarkan kebaikan sejak dini.

Dikha Ramadhan
Dikha Ramadhan
1 tahun yang lalu

Cerita berpusat pada sembilan anak yang menjadi bagian dari kelompok yang disebut "Laskar Pelangi." Mereka berjuang melawan segala rintangan untuk mendapatkan pendidikan yang layak di SD Muhammadiyah, sebuah sekolah kecil yang penuh perjuangan. Meskipun sekolah tersebut dalam keadaan serba terbatas dan seringkali mengalami kendala, semangat mereka untuk belajar dan meraih mimpi mereka tidak pernah padam.

Russell Filbert Presya
Russell Filbert Presya
1 tahun yang lalu

Tanaya Suma. Tokoh ini memiliki karakter yang cerdas, teguh, gigih dan ambisius

NABILA ZAHRA
NABILA ZAHRA
1 tahun yang lalu

Buku yang aku baca untuk mengawali pekan ini yaitu buku cerita Tarian Sunyi. Isi cerita tersebut Tarian Sunyi Sarah Fauzia Widyasari Hanaya Wow! Indahnya! Mentari ingin seperti mereka. Menari dengan indah, disaksikan banyak orang. Apakah Mentari bisa seperti mereka? Apakah menari itu sulit? Mentari harus mencobanya! Mungkin Mentari bisa ikut ekskul menari di sekolah. Esok harinya, Mentari menuju aula. Mentari melihat teman-temannya menari dengan cepat. Gerakannya teratur dan tertata. Ke kanan, ke kiri, maju, dan mundur. Apakah Mentari bisa seperti mereka? Mentari harus mencobanya. Mentari memberanikan diri memasuki aula. Drap ... drap ...! Mentari merasakan getaran di kakinya! Mentari juga merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Mentari melihat teman-temannya menari seirama getaran yang dirasakannya. “Hai, kamu mau mendaftar ekskul?” sapa Bu Ayu ramah. Mentari menjawab dengan menggunakan bahasa isyarat. “Iya, aku mau mencoba.” Lalu Mentari menunjuk sebuah kotak besar berwarna hitam. “Apa itu?” tanyanya. “Kami menari diiringi musik dari pengeras suara itu,” jawab Bu Ayu. “Kotak itu disebut pengeras suara.” Bu Ayu mulai mencontohkan tarian. “Ayo sekarang kita coba sama-sama!” ajak Tara dan Galuh. Mentari bersiap untuk menari. “Oh, sudah dimulai?” Mentari bingung. Mentari tidak tahu tarian sudah dimulai. Mentari terus berusaha mengikuti tarian.. Tetapi mengapa gerakan Mentari selalu berbeda? Salah lagi, salah lagi. Mentari menjadi malu pada Tara dan Galuh. Mentari terus membayangkan indahnya tarian Bali. Riasan dan kostum para penari di televisi, teringat jelas di benak Mentari. “Aku harus mencoba lagi!” Mentari kembali berlatih. Dia terus mencoba, sampai bisa! Drap ... drap ...! Mentari memejamkan mata agar getaran lebih terasa. Tiba-tiba ... GUBRAK! Mentari menabrak teman-temannya. Untunglah, Tara dan Galuh tidak marah. ”Ayo kita coba lagi.” Mentari pun menyambut uluran tangan Tara. Pengeras suara itu terlalu jauh dari Mentari. La tidak bisa merasakan getarannya dengan jelas. Mentari membutuhkan pengeras suara di dekatnya. “Aduh, beratnya!” Satu, dua, tiga! Hap! Mereka mengangkat bersama-sama, jadi lebih mudah! Mereka mulai berlatih lagi. Bu Ayu memberi aba-aba pada Mentari untuk memulai tarian. Mentari senang, aba-aba dari Bu Ayu sungguh membantu. Pengeras suara mengirim getaran ke kaki Mentari, dan memberi hentakan ke jantungnya. Mentari menari seiring getaran itu. Di rumah, Mentari juga terus berlatih. Ibu memberi tahu, bahwa musik memiliki tempo dan ketukan yang berbeda-beda. Mentari dapat merasakannya. Mentari merasakan suara tinggi, rendah, keras, dan lemah. Mentari merasakan ketukan makin cepat, lalu melambat. Mentari terus berlatih. Gerakannya makin selaras dengan getaran musik pengiring. Dag ... dig ... dug ... Hari yang ditunggu pun tiba. Mentari dapat merasakan hentakan musik di jantungnya dan merasakan getaran di kakinya. Satu, dua, tiga. Taburkan bunga! Mentari bisa!

Muhammad lintar jaballah
Muhammad lintar jaballah
1 tahun yang lalu

Mohammad Hatta karena pemikirannya yang banyak dicurahkan untuk ekonomi kerakyatan dalam bentuk koperasi.

Gwen Bellvania Presya
Gwen Bellvania Presya
1 tahun yang lalu

Ingin menjadi ibu kartini, karena ingin semua perempuan mempunyai hak yang sama tanpa ada dibeda-bedakan.

Ismah Syakira
Ismah Syakira
1 tahun yang lalu

Aku ingin menjadi Bima di buku berjudul Koki - Koki Cilik, Penulis : Vaera Varidia yang bermimpi ikut cooking camp, tapi dia hanyalah dari keluarga sederhana. Berkat dukungan penuh dari ibunya dan para tetangga, Bima akhirnya berhasil ikut kelas memasak yang dipimpin oleh Chef Grant. Di cooking camp, Bima bertemu dengan teman-teman baru seperti Niki, Melly, Key, Kevin, dan Alva. Di cooking camp bukan cuma belajar masak saja tapi ada juga lombanya. Makanya di sini Bima pun punya banyak pesaing seperti Audrey, sang juara masak tiga kali berturut-turut di Cooking Camp dan juga Oliver, anak pemilik restoran ternama yang mendapat dukungan penuh dari kedua sahabatnya, Ben dan Jody.

Agenda Hari Ini