JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

BACA JAKARTA III

17 September 2023 - 2 Oktober 2023
Triwulan 3

4559

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Yuk, ikutan Tantangan Baca Jakarta selama 14 hari. Sebuah tantangan membaca untuk masyarakat semua usia yang tinggal di Jakarta maupun luar Jakarta. Bergembira bersama sambil mencerdaskan masyarakat DKI Jakarta, juga Indonesia.

Dari tanggal 17 - 30 September kita bersama-sama membaca sekaligus beraktivitas literasi di mana pun dan kapan pun.

#DenganBacaKitaBisa #SalamLiterasi

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

AGLIS MARYAMI
AGLIS MARYAMI
1 tahun yang lalu

Buku cerita yang saya baca Minggu terakhir ini adalah tentang kisah cerita Nabi Idris yang menceritakan tentang Nabi yang paling cerdas karena beliau senang belajar dan suka mengkaji fenomena terkait alam semesta. Perasaan saya membaca buku cerita tersebut sangat senang karena dapat mengetahui kisah Nabi Idris serta bisa meneladani sifat dan kerajinannya yang rajin belajar. Pendapat saya tentang buku cerita ini sangat bagus sekali untuk menambah wawasan tentang para Nabi.

Anindya Kayla azzahra
Anindya Kayla azzahra
1 tahun yang lalu

Judul: Noken kebanggaan kami Noken kuning ini sudah di pakai Alex selama dua tahun. Alex ingin punya tas punggung seperti milik Tito. Nokennya tidak rusak atau kekecilan.Alex hanya malu karena nokennya sudah usang.Bapak bercerita bahwa noken Alex adalah buatan mendiang nenek. Noken di buat dari kulit pohon genemo. Selesai Perasaan: Sangat senang dan bahagia karena bisa membaca cerita yang bagus dan banyak pengetahuan

HAZELARDRA RAUFA MALIKI
HAZELARDRA RAUFA MALIKI
1 tahun yang lalu

Laskar Pelangi SD Muhammadiyah (sekolah penulis ini), tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka. Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu. Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi. Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN. Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. la harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia

Naifah Rizki Ramadhani
Naifah Rizki Ramadhani
1 tahun yang lalu

Saya akan pergi bersama klub buku ke perpustakaan Nasional yang ada di Jakarta timur, Jakarta barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta pusat,maupun kepulauan seribu

Noora Alheea Arizkeyra
Noora Alheea Arizkeyra
1 tahun yang lalu

Buku yang sudah saya baca selama 1 Minggu,saya bisa belajar tentang ilmu pengetahuan. Perasaan saya sangat senang,karena dengan membaca buku itu dapat menambah ilmu dan dapat menghadapi masalah

Reza Aditya
Reza Aditya
1 tahun yang lalu

Saya baca buku ada beberapa tpi sya salah satu tentang anak2 islam , sya sangat senang sekali adanya tantangan ini

Riadi Yono
Riadi Yono
1 tahun yang lalu

Kita sebagai anak tidak boleh melawan kepada orang tua, dan mesti patuh , tidak boleh membantah saat orang tua menyuruh kita. Perasaan saya jadi lebih sayang dan patuh pada orang tua

Berlian Nur Rizqi Wardhani
Berlian Nur Rizqi Wardhani
1 tahun yang lalu

Hari ini saya membaca buku novel 'Dikta Dan Hukum' . Novel 'Dikta Dan Hukum' ini menceritakan tentang Dikta seorang mahasiswa hukum yang pintar, kaya, baik, rajin, penyayang dan ganteng. Dikta dijodohkan dengan Nadhira seorang anak SMA kelas 12 yang memiliki karakter mager dan pemalas. Sifat Nadhira sangat berbanding terbalik dengan sifat Dikta.

Fika Rahma Wati
Fika Rahma Wati
1 tahun yang lalu

Buku Cita cita ingin menjadi atlet badminton. Suatu hari ada seorang anak yang bernama Lika ia adalah seorang anak yang ingin menjadi seorang atlet badminton ia selalu meminta alat alat badminton kepada ibu dan ayah nya. Ibu dan ayah nya selalu menuruti permintaan anaknya karena ibu dan ayah nya mendukung cita cita nya Lika. Lika menjadi bersemangat karena didukung oleh ibu dan ayah nya setiap hari Lika berlatih terus menerus hingga akhirnya Lika pun sudah tumbuh dewasa dan cita cita ia tercapai berkat ayah dan ibu nya yang selalu mendukung nya hingga menjadi atlet ayah dan ibu nya pun bangga melihat Lika yang sudah menggapai cita cita nya.

Agenda Hari Ini