Nurul syabaniah
1 tahun yang lalu
Assalamualaikum
Selamat sore,saya bertukar buku dengan teman ngaji
Buku cerita Cindelaras
Di kisahkan Raja mempunyai dua istri,istri muda itu iri dengan istri tua,lalu ia memfitnah nya dan raja pun mempercayainya, Cindelaras anak dari istri tua mempunyai ayam yang sangat sakti,ayam itu di bawa raja untuk tanding,dan ayam Cindelaras mampu mengalahkan ayam raja,Ayam ajaib itu dapat berbicara dan memberi tahu raja bawa Cindelaras adalah anak Raja.Raja pun menghukum istri muda yang telah memfitnah istri tua.selesai
Byee
Chumaira Salsabilla
1 tahun yang lalu
Hai! Aku hari ini sudah baca buku berjudul Giselle karya Akiyoshi Rikako. Hmmm, cerita ini menarik, sih. Punya unsur misteri tersendiri. Banyak sekali plot twist yang terjadi disini. Salah satunya tentang kematian ballerina cantik bernama Giselle. Pokoknya, ini seru banget!
Aurellia Salsabila
1 tahun yang lalu
saya bertukar buku cerita dengan tiara, kami saling bertukar buku cerita tentang kisah rakyat
Zieo Bara Irawan
1 tahun yang lalu
Rumah siput, yang bercerita tentang siput yang berkelana mencari rumah yang cocok untuk nya, dari mencari dihutan dengan mencoba sarang burung, memang nyaman tetapi saat hujan turun kebasahan dan kedinginan, lalu siput coba mencari ke pantai dan menemukan cangkang dan ternyata cocok untuk nya dan tidak sia- dia usaha nya berkelana kesana kesini.
Khansanida Syakirah Ghasany
1 tahun yang lalu
Hari ini Saya membaca buku cerita pendek, yg berjudul "Cinderella".
Cinderella adalah sebuah cerita dongeng klasik yang berasal dari Eropa. Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Cinderella, yang hidup bersama Ibu tiri nya dan saudara tiri nya yang sangat kejam. Cinderella adalah seorang gadis yang cantik, baik hati dan selalu berusaha menjaga kesopanan nya meski di tengah kesulitan.
BINTANG DWI APRILIO
1 tahun yang lalu
Saya bertukar buku cerita kancil dan Buaya. Dan teman saya menukarkan buku cerita anak gembala dan serigala cerita buku yang saya tukarkan adalah:
Di sebuah desa, yang dekat dengan hutan lebat hidup seorang anak laki-laki. Ia sering menggembala domba-domba milik majikannya.
Ia lebih memilih menggembala di hutan ketimbang di desa, karena lebih banyak daun-daun yang jadi makanan domba-domba di sana.
Padahal hutan tersebut cukup lebat dan gelap.
Sepanjang hari menunggu domba-dombanya makan, ia menjadi bosan. Untuk mengusir rasa bosan, ia sengaja membawa seruling dan seekor anjing peliharaan.
Jadi, sambil mengawasi domba ia akan menghibur diri dengan meniup seruling atau bermain-main dengan anjing peliharaannya. Suatu hari, sambil mengawasi domba-dombanya makan, ia membayangkan sesuatu.
Dalam pikirannya, ia berandai-andai jika ada seigala yang muncul dari dalam hutan dan memangsa domba-domba yang dijaganya.
Pikiran ini awalnya membuat takut, tapi si penggembala kecil kemudian teringat dengan pesan majikannya.
Kalau ada serigala yang datang, ia harus berteriak sekencang-kencangnya untuk memanggil bantuan.
Warga kampung di sekitar pasti akan datang berbondong-bondong menolong ia dan mengusir serigala.
Namun sampai hari ini, hal yang dibayangkannya tidak pernah terjadi.
Selama menggembala domba di hutan, belum ada seekor serigala pun yang mengincar domba-dombanya. Si gembala kecil mulai membayangkan ide jahil.
Menurutnya, pasti lucu kalau dia berpura-pura melihat serigala, kemudian menjerit memanggil orang sekampung untuk datang menolong.
Maka, dia pun membuka mulut lebar-lebar dan berteriak, “Serigala! Serigala!”
Dalam sekejap, warga desa pun datang berduyun-duyun, siap melakukan apa pun untukmengusir serigala jahat.
Mereka meninggalkan berbagai pekerjaan penting demi membantu si penggembala. Berbagai alat juga dibawa untuk mengusir serigala sekaligus untuk melindungi diri.
Namun, sesampainya di sana, warga desa hanya menemukan anak gembala yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Ternyata, si penggembala menipu mereka dan merasa senang karena ide jahilnya berhasil. Si gembala kecil sangat senang melihat ekspresi warga yang kaget mendengar ada serigala.
Sadar dibohongi, warga desa pun membubarkan diri dan kembali ke desa melanjutkan aktivitas mereka.
“Aku hanya mengetes, apakah bila serigala nanti datang mengejar domba, kalian mau membantuku mengusir serigala atau tidak,” ujar penggembala kecil, tanpa merasa bersalah.
Ia yang merasa puas kejahilannya berhasil, kembali mengawasi domba. Beberapa hari kemudian, si gembala kecil mengulangi kejadian itu.
Anak penggembala menjerit keras dengan nada panik, “Serigala! Serigala!”
Dan lagi-lagi warga sekampung yang baik hati pun segera datang.
Mereka berlari sekencang mungkin agar tidak terlambat memberikan bantuan.
Sayangnya, sekali lagi, yang mereka temukan bukan serigala sedang menyerang domba-domba. Mereka malah mendapati seorang anak penggembala jahil sedang tertawa puas terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
Kejadian ini persis sama seperti sebelumnya. “Oh, kamu mengelabuhi kami!," geram seorang petani.
Petani ini meninggalkan ladangnya begitu mendengar teriakan minta tolong tadi.
“Jangan lakukan itu lagi,” pesan seorang ibu pembuat roti.
“Atau kami tidak akanmemercayaimu lagi,” ancam warga lainnya. Warga desa pun bubar sambil bergumam kesal.
Anak gembala hanya tertawa puas melihat kemarahan mereka. Teguran warga ternyata tidak dipedulikan oleh anak gembala.
Besoknya, ia kembali berulan. Ia berteriak “Serigala! Serigala!” saat tidak ada satu pun serigala yang mendekat.
Meski awalnya warga desa ragu apakah ini benar atau hanya permainan, warga kembali memutuskan datang untuk membantunya.
Hasilnya sama seperti sebelumnya, mereka hanya dijahili oleh si anak gembala.
Warga pun bergegas pulang dengan marah karena bosan dipermainkan si penggembala cilik.
Anak gembala masih tidak merasa bersalah, walaupun ia sudah berkali-kali menjahili warga.Suatu sore, saat matahari mulai tenggelam, tak disangka seekor serigala benar-benar muncul di pinggiran hutan.
Serigala buas itu tampak lapar dan mulai menyambar domba-domba.
Anak penggembala yang melihat kejadian tersebut sangat panik dan ketakutan.
Ia berlari terbirit-birit mencari bantuan. “Serigala! Serigala!” teriaknya.
Ia berharap ada yang segera datang untuk menolong.
Warga desa mendengar teriakan anak gembala. Namun, tidak ada satu pun yang mau datang menghampiri.
“Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata salah satu warga, yakin teriakan itu hanya omong kosong si penggembala, seperti sebelum-sebelumnya.Serigala itu pun berhasil menerkam banyak daging domba sampai kenyang.
Anak gembala tidak berdaya mengusirnya sendirian.
Kini dia menyesal, sadar warga desa tidak datang bukan karena tak ingin membantu. Mereka hanya tidak mau dibohongi lagi oleh kejahilannya.
Si anak gembala pun pulang dengan tangan kosong tanpa domba-domba milik majikannya.
Alasan saya ingin bertukar buku karena saya ingin membaca buku lain jadi saya menukarkan buku saya dengan teman saya
Zidane Achmad Nurjayyin
1 tahun yang lalu
Saya menukarkan buku digital novelku ke temanku dan temanku menukarkan nya dengan buku puisi miliknya. Isinya tentang puisi puisi dari sastrawan terkenal
Syania Aprilia putri
1 tahun yang lalu
Nama tmn yg ku ajak bertukar adalah Sarah memakai buku ku dengan judul malin kundang dan aku memakai bku Sarah dengan judul Batu menangis.
Afifah Taqiyya Hasna
1 tahun yang lalu
Temanku merekomendasikan buku/novel berjudul "Rintik Hujan", namun aku tidak berniat membacanya, karena aku tidak begitu suka dengan novel.