Devin Narendra nata
1 tahun yang lalu
seekor rubah yang lapar
seekor rubah sedang kelaparan ia ingin berburu mencari santapan namun ia takut sendirian ia pun berpikir untuk mengajak temannya untuk berburu bersama aku ajak si anjing ia pasti mau menemaniku berburu pikir rubah rubah pun pergi berangkat ke rumah anjing anjing tinggal di sana sebuah gunung yang sangat tinggi karena rumah sudah sangat lapar ia pun dengan cepat mendaki gunung untuk menemui anjing semoga saja anjing sedang ada di rumah dan mau menemaniku batin rubah ternyata anjing masih meringkuk di tempat tidurnya syukurlah anjing ada di rumah
Alfizarwahyudi
1 tahun yang lalu
aku suka berkebun hari ini hari minggu .ayah terlihat sibut di pekarangan sementara arif dan syifa bermain di sekitarnya arif dan syifa mau bantu ayah berkebun ?"today is .day was busy in the yard while arif and syifa playing around it."arif and syifa would you like to help me."arif dan syifa datang menghampiri ayah apa yang ayah lakukan tanya arif ayah sedang menanam pohon dan bungakata ayah untuk apa kita menanam pohon dan bunga ayah tanya arif lihat tangan ayah menjadi kotor seru syifa ayah tersenyum menanam tumbuhan akan membuat udara menjadi lebih segar dan menambah keindahan kata ayah menjelaskan tamat
Ahmad Al Hasan Harahap
1 tahun yang lalu
Buku pelajaran Karena minggu ini ulangan tengah semester
Anindya Fakhirah Athallah
1 tahun yang lalu
malin kundang
Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja. Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan.
Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.
Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra kesayangannya itu.Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”
Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau.
“Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk mengantarkan kepergian Malin.
Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.
“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota seberang.
Tidak, Malin pasti akan kembali.”
Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya.
Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.
“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.
“Malin, ini aku, ibumu.”
“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan Malin yang terungkap.
Tidak, dia bukan ibuku!”
Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai.
Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu.
Langit bergemuruh setelah doa itu terdengar.
Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya.
“Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini!”
Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah.
Keesokan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu berbentuk manusia tengah bersujud.
Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.
Rinjani Abdee Pertiwi
1 tahun yang lalu
Buku pelajaran sekolah ,karna banyak pengetahuan yang saya jadi tau
Ahmad Al Hasan Harahap
1 tahun yang lalu
Menjadi pengusaha Karena bisa memiliki banyak uang agar dapat membatu orang banyak
Sigit sugiarto
1 tahun yang lalu
Kancil yang menjadi raja
belajar untuk hidup tidak sombong dan saling menghargai dan jangan pernah menjadi paling kuat karena diatas langit masih ada langit
Fanesya putri anwar fadilah
1 tahun yang lalu
Majnun.
kisah tentang cinta dan persahabatan, sekaligus semacam catatan kaki atas sejarah yang dilupakan.
Selain itu, Cerita mengalir dalam bayang-bayang ingatan dan luka masa lalu tokoh-tokohnya, berkelindan dengan riwayat sebuah negeri yang pernah dikoyak oleh kolonialisme, represi politik, dan konflik agama.