WILDAN ALTAF FAISAL
1 tahun yang lalu
baca Buku tentang kekayaan bangsa Indonesia yg tdk kalah dgn Negara yg maju lainá
BELLA NURHALIZA
1 tahun yang lalu
Hari in membaca buku berjudul The Boggart. Buku ini menceritakan tentang dua anak yang tidak sengaja membawa makhluk usil tak nampak bernama Boggart dari Skotlandia ke Kanada setelah mengunjungi kastil warisan kakek buyut mereka. Boggart tersebut membuat berbagai kekacauan di Kanada dan mereka berusaha untuk membawa Boggart tersebut kembali ke kastil.
Azka William Alfaro
1 tahun yang lalu
Saya membaca buku "Allah Menciptakan Segalanya" buku ini menceritakan bahwa segal sesuatu yang ada di muka bumi ini di ciptakan oleh Allah dari yang kecil sampai yang besar.
ARSY NURUL ILMI
1 tahun yang lalu
Uzair,dibangkitkan setelah tertidur 100 tahun,uzair adalah SEORANG alim yang mengajarkan taurat kepada Bani israil.uzair berjalan dengan keledainya tak terasa dia menempuh jarak yang jauh sehingga dia tersesat .dia sampai di sebuah tempat yang kacau.lalu dia beristirahat dengan keledainya kemudian dia memakan bekel nya .setelah itu dia tertidur ,tanpa dia sadari dia tertidur selama 100 tahun, keledainya pun sampai sudah menjadi tulang belulang. Lalu dia terbangun dan dia kaget melihat tempat yang tadinya kacau sekarang sudah lebih bagus kemudian keledai nya pun sudah bangkit lagi .lalu dia balik lagi ke kampung nya dia bertemu dengan pembantunya yang masih muda tetapi dia sekarang sudah tua tapi setelah dia tau kalau itu adalah uzair dia kaget setelah itu uzair meyakini kalau dia adalah uzair lalu dia yakin kalau itu uzair lalu pembantu nya uzair memberi tahu ke kaum Bani Israil atas kembalinya uzair orang orang Bani Israil menjadi yakin uzair bener bener kembali mereka takjub dengan mukjizat Allah .tapi sayang mereka lalu menganggap uzair putra Allah lalu uzair menjelaskan kalau Allah tidak beranak dan tidak di peranakan.
Aiska Syahla Setiyadi
1 tahun yang lalu
"Seri Petualangan Dombi"
Buku ini menceritakan tentang Dombi (karakter utama) yg ingin pergi ke rumah paman, Dombi melewati gunung dan banyak kisah seru selama perjalanan menuju rumah paman.
MUHAMMAD FAHRIS SAPUTRA
1 tahun yang lalu
mamah menemani ku membaca bawang merah dan bawang putih
GINA APRILIA SEPANI
1 tahun yang lalu
Hari ini aku membaca buku timun mas Alkisah di sebuah desa di daerah Jawa Tengah, hidup seorang janda paruh baya yang bernama Mbok Srini. Sejak ditinggal oleh suaminya beberapa tahun, ia hidup sebatang kara, ia pun juga tak memiliki anak.
Karena kesepian, ia sangat mengharapkan kehadiran seorang anak, namun sayangnya harapan itu pupus karena suaminya telah meninggal dunia.
Mbok Srini hanya dapat menunggu keajaiban untuk bisa memiliki anak. Ia berharap keajaiban terjadi padanya, dengan selalu berdoa siang dan malam kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar dapat diberikan anak.Pada suatu malam, harapan itu datang lewat mimpinya. Dalam mimpinya, Mbok Srini didatangi sesosok raksasa yang menyuruhnya pergi mengambil sebuah bungkusan di bawah pohon besar di hutan tempat biasanya ia mencari kayu bakar. Saat terbangun di pagi hari, Mbok Srini hampir tidak percaya dengan mimpinya semalam.
“Mungkinkah keajaiban akan benar-benar terjadi padaku?” Ia pun bertanya dalam hati dengan ragu.
Namun, Mbok Srini berusaha menghilangkan keraguan hatinya. Dengan penuh harapan, ia bergegas menuju ke hutan yang ditunjuk oleh raksasa itu. Setibanya di hutan, ia mencari bungkusan yang berada di bawah pohon besarDengan penuh keyakinan, ia pun melemparkan bungkusan terakhir yang berisi terasi. Seketika itu pula, tempat jatuhnya terasi itu tiba-tiba menjelma menjadi lautan lumpur yang mendidih.
Alhasil raksasa itu terkalahkan karena tercebur ke dalam lautan lumpur dan tewas seketika. Maka selamatlah Timun Emas dari kejaran dan santapan raksasa itu.
Dengan sekuat tenaga, Timun Mas berjalan menuju ke gubuknya untuk menemui ibunya. Melihat anaknya selamat, Mbok Srini pun langsung berucap syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Sejak itu, Mbok Srini dan Timun Mas hidup berbahagia.
Nah itulah dongeng Timun Mas, kisah di atas dapat menjadi pelajaran bagi anak untuk selalu ingat bahwa orang yang punya niat jahat seperti raksasa, akhirnya akan mendapatkan celaka.
Selain itu, mengingatkan anak segala rintangan dalam hidup dapat diselesaikan dengan baik jika dilakukan dengan usaha dan kerja keras.Namun ia justru sangat terkejut saat menemukan bungkusan yang dikiranya berisi seorang bayi, tetapi isinya hanyalah sebutir biji timun. Hatinya pun kembali bertanya-tanya.
“Apa maksud raksasa itu memberikanku sebutir biji timun?” ucap Mbok Srini dengan bingung.
Di tengah kebingungannya, tanpa disadari ada sesosok raksasa berdiri di belakangnya sambil tertawa terbahak-bahak.
“Ha… ha… ha…!” demikian suara tawa raksasa itu.
Mbok Srini pun terkejut sambil membalikkan badannya. Betapa terkejutnya ia karena raksasa itulah yang hadir dalam mimpinya. Ia pun menjadi ketakutan.Ampun, Tuan Raksasa! Jangan memakanku! Aku masih ingin hidup,” Mbok Srini memohon dengan muka pucat.
“Jangan takut, hai perempuan tua! Aku tidak akan memakanmu. Bukankah kamu menginginkan seorang anak?” tanya raksasa itu.
“Be… benar, Tuan Raksasa!” jawab Mbok Srini dengan gugup.
“Kalau begitu, segera tanam biji timun itu! Nanti kamu akan mendapatkan seorang anak perempuan. Tapi, ingat! Kamu harus menyerahkan anak itu kepadaku saat ia sudah dewasa. Karena anak itu akan kujadikan santapanku,” ujar raksasa itu.
Karena begitu besar keinginannya untuk memiliki anak, tanpa sadar Mbok Srini menjawab, “Baiklah, Raksasa! Aku bersedia menyerahkan anak itu kepadamu.”Setelah Mbok Srini selesai memberikan kesediaannya, raksasa itu pun menghilang. Kemudian ia segera menanam biji timun itu di ladangnya. Dengan penuh harapan, setiap hari ia merawat tanaman itu dengan baik. Dua bulan kemudian, tanaman itu pun mulai berbuah. Namun anehnya, tanaman timun itu hanya berbuah satu.
Semakin hari buah timun menjadi semakin besar melebihi buah timun pada umumnya. Warnanya pun sangat berbeda, karena berwarna kuning keemasan. Ketika buah timun sudah masak, Mbok Srini memetiknya timun yang berat dengan susah payah ke gubuknya.
Betapa terkejutnya ia ketika membelah buah timun itu. Ia melihat seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Saat akan menggendongnya, bayi itu tiba-tiba menangis.
“Ngoa… ngoa… ngoa… !!!” demikian suara bayi itu Alangkah bahagianya hati Mbok Srini mendengar suara tangisan bayi yang sudah lama dirindukannya itu. Ia pun memberi nama bayi itu Timun Mas.
“Cup… cup… cup..!!! Jangan menangis anakku sayang… Timun Mas!” hibur Mbok Srini.
Perempuan paruh baya itu tak dapat menyembuyikan kebahagiaannya. Hingga air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Perasaan bahagia itu membuatnya lupa dengan janjinya bahwa dia akan memberikan bayi itu kepada raksasa suatu saat kelak.
Ia merawat dan mendidik Timun Mas dengan rasa kasih sayang hingga tumbuh menjadi perempuan yang cantik. Mbok Srini sangat bangga, karena selain cantik, Timun Mas juga memiliki kecerdasan yang luar biasa dan sifatnya yang baik. Oleh karena itu, ia sangat sayang kepadanya.Sebenarnya Mbok Srini tidak ingin menceritakan penyebab kegundahan hatinya, karena dia tidak ingin anaknya itu ikut bersedih. Namun, karena terus didesak, akhirnya ia pun menceritakan asal-usul Timun Mas yang dirahasiakan selama ini.
“Maafkan Ibu, Anakku! Selama ini Ibu merahasiakan sesuatu kepadamu,” kata Mbok Srini dengan wajah sedih.
“Rahasia apa, Bu?” tanya Timun Mas penasaran.
“Ketahuilah, Timun Mas! Sebenarnya, kamu bukanlah anak kandung Ibu yang lahir dari rahim Ibu.” Jawab Mbok Srini
Belum selesai ibunya bicara, Timun Mas tiba-tiba menyela.
“Apa maksud, Ibu?” tanya Timun Mas.Mbok Srini pun menceritakan semua rahasia tersebut hingga mimpinya semalam bahwa sesosok raksasa akan datang menjemput anaknya itu untuk dijadikan santapan. Mendengar cerita itu, Timun Mas menjadi kaget seolah-olah tidak percaya.
“Aku tidak mau ikut bersama raksasa itu. Aku sangat sayang kepada Ibu yang telah mendidik dan membesarkan Timun,” kata Timun Mas.
Mendengar perkataan Timun Mas, Mbok Srini kembali termenung. Ia mencari cara agar anaknya selamat agar tidak menjadi santapan raksasa itu. Sampai pada hari yang telah dijanjikan oleh raksasa itu, Mbok Srini belum juga menemukan jalan keluar. Hatinya pun mulai cemas. Dalam kecemasannya, tiba-tiba ia menemukan sebuahIa menyuruh Timun Mas agar berpura-pura sakit. Dengan begitu, raksasa tidak akan mau menyantapnya. Saat matahari mulai senja, raksasa itu pun mendatangi gubuk Mbok Srini.
“Hai, Perempuan Tua! Mana anak itu? Aku akan membawanya sekarang,” pinta raksasa itu.
“Maaf, Tuan Raksasa! Anak itu sedang sakit keras. Jika kamu menyantapnya sekarang, tentu dagingnya tidak enak. Bagaimana kalau tiga hari lagi kamu datang kemari? Saya akan menyembuhkan penyakitnya terlebih dahulu,” bujuk Mbok Srini yang mencoba mengulur waktu hingga ia menemukan cara agar Timur Mas bisa selamat.
“Baiklah, kalau begitu! Tapi, kamu harus berjanji akan menyerahkan anak itu kepadaku,” kata raksasa itu.Setelah Mbok Srini berjanji, raksasa itu pun menghilang. Mbok Srini kembali bingung untuk mencari cara lain. Akhirnya, ia menemukan cara yang untuk dapat menyelamatkan anaknya dari raksasa. Ia akan meminta bantuan kepada seorang pertapa yang tinggal di sebuah gunung.
“Anakku! Besok pagi-pagi sekali Ibu akan pergi ke gunung untuk menemui seorang pertapa. Dia adalah teman almarhum suami Ibu. Barangkali dia dapat membantu kita untuk menghentikan niat jahat raksasa itu,” ungkap Mbok Srini.
“Benar, Bu! Kita harus membinasakan raksasa itu. Karena aku tidak mau menjadi santapannya,” jawab Timun Mas.Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, berangkatlah Mbok Srini ke gunung itu. Sesampainya di sana, ia langsung menemui pertapa itu dan menyampaikan maksud kedatangannya.
“Maaf, Tuan Pertapa! Maksud kedatangan saya kemari ingin meminta bantuan kepada Tuan,” kata Mbok Srini.
“Apa yang bisa kubantu, Mbok Srini?” tanya pertapa itu.
Mbok Srini pun menceritakan masalah yang sedang dihadapi anaknya. Mendengar cerita Mbok Srini, pertapa itu pun bersedia membantu.
“Baiklah, tunggu di sini sebentar!” ujar pertapa itu seraya berjalan masuk ke dalam ruang rahasianya.Tak berapa lama, pertapa itu kembali sambil membawa empat buah bungkusan kecil, lalu menyerahkannya kepada Mbok Srini.
“Berikanlah bungkusan ini kepada anakmu. Keempat bungkusan ini masing-masing berisi biji timun, jarum, garam dan terasi. Jika raksasa itu mengejarnya, suruh sebarkan isi bungkusan ini!” jelas pertapa itu.
Setelah mendapat penjelasan itu, Mbok Srini pulang membawa keempat bungkusan tersebut. Setiba di gubuknya, Mbok Srini menyerahkan keempat bungkusan itu dan menjelaskan tujuannya kepada Timun Mas. Kini, hati Mbok Srini mulai agak tenang, karena anaknya sudah mempunyai senjata untuk melawan raksasa itu.Dua hari kemudian, Raksasa itu pun datang untuk menagih janjinya kepada Mbok Srini. Ia sudah tidak sabar lagi ingin membawa dan menyantap daging Timun Mas.
“Hai, perempuan tua! Kali ini kamu harus menepati janjimu. Jika tidak, kamu juga akan kujadikan santapanku!” ancam raksasa itu.
Mbok Srini tidak gentar lagi menghadapi ancaman itu. Dengan tenang, ia memanggil Timun Mas agar keluar dari dalam gubuk. Tak berapa lama, Timun Emas pun keluar lalu berdiri di samping ibunya.
“Jangan takut, Anakku! Jika raksasa itu akan menangkapmu, segera lari dan ikuti petunjuk yang telah kusamapaikan kepadamu,” Mbok Srini membisik Timun Mas.
“Baik, Bu!” jawab Timun Mas.Melihat Timun Mas yang benar-benar sudah dewasa, rakasasa itu semakin tidak sabar ingin segera menyantapnya. Ketika ia hendak menangkapnya, Timun Mas segera berlari sekencang-kencangnya. Raksasa itu pun mengejarnya. Tak ayal lagi, terjadilah kejar-kejaran antara makhluk raksasa itu dengan Timun Mas.
Setelah berlari jauh, Timun Mas mulai kecapaian, sementara raksasa itu semakin mendekat. Akhirnya, ia pun mengeluarkan bungkusan pemberian pertapa itu.
Pertama-tama Timun Mas menebar biji timun yang diberikan oleh ibunya. Sungguh ajaib, hutan di sekelilingnya tiba-tiba berubah menjadi ladang timun. Dalam sekejap, batang timun tersebut menjalar dan melilit seluruh tubuh raksasa itu. Namun, raksasa itu mampu melepaskan diri dan kembali mengejar Timun Mas.Timun Emas pun segera melemparkan bungkusan yang berisi jarum. Dalam sekejap, jarum-jarum tersebut berubah menjadi rerumbunan pohon bambu yang tinggi dan runcing. Namun, raksasa itu mampu melewatinya dan terus mengejar Timun Mas, walaupun kakinya berdarah-darah karena tertusuk bambu tersebut.
Melihat usahanya belum berhasil, Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam lalu menebarkannya. Seketika itu pula, hutan yang telah dilewatinya tiba-tiba berubah menjadi lautan luas dan dalam, namun raksasa itu tetap berhasil melaluinya dengan mudah.
Timun Emas pun mulai cemas, karena senjatanya hanya tersisa satu. Jika senjata tersebut tidak berhasil melumpuhkan raksasa itu, maka tamatlah riwayatnya.
MUHAMMAD FAHRIS SAPUTRA
1 tahun yang lalu
kemarin aku membaca kisah tikus dan singga
MUHAMMAD FAHRIS SAPUTRA
1 tahun yang lalu
aku membaca buku dongeng kancil dan seekor buaya