JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

Baca Jakarta IV

5 November 2023 - 20 November 2023
Triwulan 4

2759

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Ayo ikuti Baca Jakarta 4 yang akan dilaksanakan pada 5-18 November 2023.

Baca Jakarta merupakan tantangan membaca selama 14 hari supaya aktivitas membacamu jadi lebih seru.

#DenganBacaKitaBisa #LiterasiSemudahItu

Salam literasi

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

ANDINA MUTIARA  FEBRIANI
ANDINA MUTIARA FEBRIANI
1 tahun yang lalu

Jepang terdiri dari 6.852 pulau dan menjadikannya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya.

Razib Ahmad Albayyan
Razib Ahmad Albayyan
1 tahun yang lalu

Hai teman baca.. hari ini Aku keliling Negara Italia dari rumah.. aku membaca e-book dari ipusnas yang berjudul "Let's go Italia" .. Aku melihat Colosseum, menara Pisa, ada 5 museum, ada tokoh penemu dan tokoh penting.. ada beberapa perayaan tradisional jg disana, "Mamamia pizza tos lezatos" bgtu kata mereka disana yang suka pizza, dan untuk pergi kesana kita harus naik pesawat dan singgah dikota Roma.. itulah tentang Negara Italia yang ku kunjungi pagi inii... Semangat kamis..

ADIBA SHAKILA ATMARINI
ADIBA SHAKILA ATMARINI
1 tahun yang lalu

Hari ini aku membaca buku berjudul "telaga warna" munculnya danau telaga warna berasal dari kerajaan di Jawa Barat bernama Kuta Tanggeuhan. Kerajaan ini sejahtera dan bahagia dipimpin oleh Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah. Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah begitu sedih. Mereka sudah lama menjalani pernikahan, usia pun semakin tua, tetapi belum juga dikaruniai anak. Prabu Swarnalaya pun meminta bantuan ahli nujum istanaSang ahli nujum mengatakan, Prabu Swarnalaya harus bertapa di gua Gunung Nas. Akhirnya dia menuruti saran ahli nujum dan bertapa di Gunung Mas tanpa diketahui siapa pun. Pertapaannya pun selesai. Dia pulang ke istana Kuta Tanggeuhan dan menunggu. Beberapa bulan kemudian, suatu hari Ratu Purbamanah tiba-tiba pingsan kala sedang berjalan-jalan di taman. Tabib yang bertugas mengobati mengatakan, permaisuri cantik itu sedang mengandung. Bahagia lah hati Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah. Seluruh rakyat kerajaan juga ikut bergembira dan menanti lahirnya anak mereka. Setelah penantian panjang, akhirnya Ratu Purbamanah melahirkan bayi perempuan cantik. Ketika bayi tersebut berumur tujuh hari, istana mengadakan syukuran besar-besaran melalui pesta rakyat yang diselenggarakan selama tujuh hari tujuh malam. Sang Prabu sekaligus mengumumkan nama anaknya, yaitu Nyi Mas Ratu Dewi Rukmini Kencanawungu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Putri mereka tumbuh dewasa dan memancarkan aura kecantikannya. Namun, sang Putri berwatak keras dan manja. Apa yang dia inginkan harus disediakan. Meski begitu, teman-teman, seluruh rakyat dan orang tuanya tetap menyayangi Putri. Rambut sang Putri selalu dikuncir dengan pita warna biru. Teman-temannya pun menjulukinya Dewi Kuncung Biru. Sang Putri tidak marah. Dia justru senang karena biru merupakan warna kesukaannya. Memasuki usia 17 tahun, Putri Kuncung Biru semakin cantik. Dia gemar bersolek dan berdiam lama di depan cerminSang Putri hanya mau mengenakan perhiasan dan pakaian mahal. Dia memohon kepada ayahnya dibuatkan pesta untuk merayakan kedewasaannya. Putri Kuncung Biru meminta pakaian yang paling bagus dan beragam perhiasan indah, seperti emas, permata, berlian dan mutiara. Lebih lanjut, sang Putri menginginkan setiap helai rambutnya dihiasi permata dan berlian.iNews jabar logoSearch Home Aceh Sumut Sumsel Jabar Jateng Yogya Jatim Bali Kalbar Sulsel Babel Lampung Maluku Papua Sumbar NTB Sulut Kalteng Kalsel Kaltim Jabar Detail Berita Asal-Usul Telaga Warna, Kisah Putri Raja yang Serakah Berwatak Keras dan Manja redaksi Faqihah Husnul Khatimah - Selasa, 20 September 2022 - 15:13:00 WIB Asal-Usul Telaga Warna, Kisah Putri Raja yang Serakah Berwatak Keras dan Manja Asal usul telaga warna di Puncak, Bogor, danau cantik memiliki cerita unik. (Foto: Antara). Sang Putri hanya mau mengenakan perhiasan dan pakaian mahal. Dia memohon kepada ayahnya dibuatkan pesta untuk merayakan kedewasaannya. Putri Kuncung Biru meminta pakaian yang paling bagus dan beragam perhiasan indah, seperti emas, permata, berlian dan mutiara. Lebih lanjut, sang Putri menginginkan setiap helai rambutnya dihiasi permata dan berlian. Prabu Swarnalaya marah. Bagaimana bisa mencari permata dan berlian sebanyak helai rambutnya? Putri Kuncung Biru tidak mau tahu dan berkata ketus. Entah dari mana awalnya, berita mengenai keinginan sang Putri menyebar luas di rakyat Kuta Tanggeuhan. Sebagian rakyat menyumbangkan emas permata untuk sang Putri. Meski sempat ditolak, rakyat meyakinkan pemberian ini tidak ada unsur keterpaksaan, melainkan rasa cinta untuk Putri Kuncung Biru. Akhirnya sumbangan perhiasan indah itu dikumpulkan. Pesta ulang tahun Putri Kuncung Biru sangat meriah. Pada waktu perayaan, semua kerabat istana dan rakyat diundang. Mereka datang menggunakan pakaian indah. Semua dijamu dengan hidangan lezat dan dihibur dengan beragam kesenian daerah. Sementara itu, Putri Kuncung Biru tampil cantik memakai pakaian gemerlap di bawah sinar lampu beraneka warna. Prabu Swarnalaya memberikan sambutan dan menyampaikan rasa terima kasih teramat dalam kepada seluruh rakyat yang sudah datang dan memberikan sumbangan perhiasan. Setelah itu, dia dan Ratu Purbamanah menghampiri sang Putri dan memberikan hadiah sekotak perhiasan yang telah disumbangkan rakyat. Putri Kuncung Biru menerimanya dengan hati senang. Dia sudah siap menjadi yang tercantik di Kerajaan Kuta Tanggeuhan. Namun, raut mukanya mendadak marah. Perhiasan di dalam kotak ternyata tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Kotak perhiasan itu pun dilempar ke lantai dan isinya berhamburan. Lantai dipenuhi kilauan perhiasan. Pesta meriah tersebut mendadak terdiam. Ratu Purbamanah menangis akibat perbuatan putrinya. Tangisan itu diikuti semua orang yang ada di pesta. Bersamaan dengan lemparan itu, petir menggelegar dan bumi bergetar. Lantai istana mendadak terbelah. Hujan badai semakin lebat dan petir terus menyambar-nyambar. Semua hancur berantakan. Air dari langit tumpah dan menggenangi kawasan tersebut. Tidak menunggu waktu lama, seluruh istana Kuta Tanggeuhan terendam dan membentuk danau. Air telaga tersebut berubah menjadi warna-warni. Danau tersebut dikenal dengan nama Telaga Warna. Cerita mengenai asal usul Telaga Warna ini ada pesan moral yang dapat dipetik karena keserakahan, orang banyak bisa mendapatkan bencana dan kerugian. Keserakahan juga dapat membuat seseorang kehilangan segalanya.

Nokia Azzahra Juhaendi
Nokia Azzahra Juhaendi
1 tahun yang lalu

aku hari ini membaca buku tentang hewan yang berjudul mencari induk pengganti

Fauzan Abdilah
Fauzan Abdilah
1 tahun yang lalu

Saya baca buku pelajaran sekolah.

AMORIZA SUSANTO
AMORIZA SUSANTO
1 tahun yang lalu

Kegiatan saya hari ini

Kinaya chairunnisa
Kinaya chairunnisa
1 tahun yang lalu

Aku membaca buku berjudul" malin kundang"

Agenda Hari Ini