Azzam Khairul hidayat
2 tahun yang lalu
Karakteristik benua Afrika,,benua Afrika mempunyai penduduk terbanyak,,dan luas wilayahnya terbanyak di ke 2 di bumi,,benua Afrika yg memiliki dataran tinggi,,dan benua Afrika memiliki musim tropis,,disana ada suku ras negroit dan yg lain lain,,
Sufiyani Larasati
2 tahun yang lalu
Saya membaca buku tentang Cut Nada tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya. Pang Laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Di sana ia dirawat dan penyakitnya mulai sembuh. Keberadaan Cut Nyak Dien yang dianggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuatnya kemudian diasingkan ke Sumedang. Cut Nyak Dien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang.
Ema Maemanah
2 tahun yang lalu
• Buku: Seri Keliling Dunia: Afrika. •• Penulis: Mentari Nandita.
••• Buku ini mengajak pembaca berkeliling Afrika, menjelaskan tentang tempat-tempat yang terkenal di Afrika. Buku ini menarik karena bahasanya mudah dipahami oleh anak-anak
Adellia luay nasywa
2 tahun yang lalu
saya membaca buku kota keberuntungan
Rizky Wahyu pratama
2 tahun yang lalu
Buku : Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 dan meninggal di Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908, dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Tewasnya Ibrahim Lamnga di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 kemudian menyeret Cut Nyak Dhien lebih jauh dalam perlawanannya terhadap Belanda. Cut Nyak Dien adalah perempuan tangguh dan pemberani asal Aceh. Keberaniannya pada zaman itu mengobarkan semangat rakyat Aceh untuk melawan Belanda. Seluruh hidup Cut Nyak Dien dicurahkan untuk membela dan memperjuangkan bangsanya.
Khairul Hanif
2 tahun yang lalu
hari ini saya membaca buku yang berjudul"kancil menipu kera".ada seekor kera menemukan kebun pisang yang luas dan banyak buahnya.ia senang bukan kepalang,ia menceritakan kepada hewan lainnya."tapi ingat yah kebun itu milik pak tani,jika kalian ke sana pasti akan dibunuhnya,"kata kera.
si kancil juga mendengar kabar tentang kebun pisang yang luas itu.setelah bersusah payah ia akhirnya menemukan kebun pisang itu.kancil menyusup ke dalam,namun ia tak bisa mengambil pisang di atas pohon.lagi berpikir keras tiba-tiba kancil dilempar kulit pisang.ia bermaksud lari,takut yang melemparnya pak tani.ketika ia mendongak ke atas ternyata pelemparnya kera nakal.dasar kera nakal!lemparanmu tadi tidak mengenai tubuhku.sebab kau gunakan kulitnya saja coba lempari aku dengan pisangnya pasti kena! tapi apa kau bisa kera nakal!".kera tersinggung disebut nakal lalu ia melempar kancil dengan pisang yang matang.lemparanmu meleset coba lagi!"
cukup banyak pisang matang yang dilempar kera."hehehe...ayo masih mau melempar lagi?"ejek kancil.
kera nekat melempar lagi namun lemparannya tetap meleset! kini kera mulai sadar bahwa kancil memang sengaja menipunya.karena tinggal satu buah,dan kera masih lapar ia tak jadi melempar kancil lagi.ia makan buah pisang yang tinggal sebuah itu.sementara si kancil mengumpulkan pisang-pisang yang berceceran dan memakannya dengan sepuas hati.
Sufiyani Larasati
2 tahun yang lalu
Saya membaca buku tentang Sultan
Mahmud Badaruddin II. Pada tangga 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan terlebih dahulu kebatavia lalu 1822 ke Ambon. Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut Perang Menteng