Maqfirah Nur Amini
1 tahun yang lalu
Aku membaca buku novel Hujan karya Tere Liye dari halaman 15 - 33
mulai dari halaman 20 muncul konflik yaitu meletusnya gunung purba pada pukul 08.15, suara letusannya terdengar hingga 10.000 kilometer, Lail (pemeran utama) dan ibunya tidak bisa mendengarnya karna mereka sedang berada di kereta bawah tanah dengan kedalaman 40 meter. Penduduk dengan radius 200 kilometer dari gunung itu langsung tuli, bahkan sebelum menyadari ketulian masing - masing saat satu detik kemudian abu, material vulkanik dengan suhu ribuan Celcius menyembur setinggi 80 kilometer. Di dalam lorong kereta bawah tanah Lail dan ibunya beserta penumpang lain berusaha keluar dari lorong itu melalui tangga evakuasi yang berjarak 1.200 m tiap tangga, saat sampai depan pintu tangga darurat mereka semua melihat hal yang sangat mengerikan, hanya 2 per 3 dari penumpang yang selamat, kaki Lail sakit karna sempat terinjak oleh penumpang tadi, saat menaiki tangga darurat setinggi 40 meter itu 1 anak laki - laki dan Lail naik terlebih dahulu larna anak - anak naik lebih dulu, barisan kedua ada keluarga dari anak itu yaitu hanya ibu Lail karna keluarga anak laki - laki tadi sudah tertimbun di dalam kapsul kereta, saat Lail hampir mencapai anak tangga terakhir tiba tiba dinding tangga darurat runtuh dari bawah menjalar keatas, anak laki laki yang naik di depan Lail sampai lebih dulu, Lail melihat ibunya yang tertimbun reruntuhan dinding tangga darurat "Jangan berhenti, Lail!!" Itulah teriakan terakhir ibu Lail, Lail sangat sedih dan hendak melompat menyusul ibunya, tapi anak laki - laki tadi menarik tasnya dan menyuruhnya naik "Cepat naik, sekua lantai akan runtuh!" Lail tetap tidak mau naik, akhirnya anak laki - laki itu menarik paksa Lail dan menyeretnya keluar dari ruang tangga darurat itu, bedan mereka terlempar ke trotoar jalan, tepat setelah itu bangunan itu pun ambruk, baru saja melihat kengerian yang terjadi tadi Lail dan anak laki - laki tadi di sambut kengerian baru, kota indah tempat mereka tinggal sudah hancur oleh gempa berkekuatan 10 skala Richter, orang orang sekitar lari dengan panik, yang di dalam rumah sudah keluar dan tidak berani masuk lagi, Lail dan anak laki - laki tadi lari ketaman untuk berteduh di dalam rumah plastik, rumah plastik itu menyimpan banyak kenangan Lail bersama dengan ayahnya, biasanya Lail dan ayahnya akan bersantai di rumah plastik itu saat ayahnya pulang dari tempat kerjanya sebulan sekali, Lail penasaran dengan kondisi ayahnya "semoga ayah baik - baik saja" ucap Lail dalam hati, dia hanya bisa menyemangati diri sendiri saat ini. Lail menjadi yatim piatu sejak kejadian yang tidak bisa di lupakan penduduk bumi itu.
Setelah membaca itu aku seperti..... merasakan apa yang Lail rasakan. Rasa berdebar, sedih, kehilangan, kebingungan, dan ke khawatiran yang terjadi begitu cepat dan belum tentu bisa di cerna oleh anak umur 13 tahun seperti Lail.
Clara Anindyia Naurah
1 tahun yang lalu
rasanya sangat exciting dan vibesnya terasa
SRlYATl
1 tahun yang lalu
Rasa nya senang sekali saya bisa baca jakarta
Naura Nadhifa Ramadhani
1 tahun yang lalu
Hari ini baca bukunya di saung sambil menikmati angin semilir rasanya sejuk banget hati jadi tenang dan bahagia.
Dewi Rahmawati
1 tahun yang lalu
baca buku di RPTRA yg ada di jakarta timur sekitar rumah view nya bermacam-macam,, senang rasanya.
Muhammad Azzam Baihaqi
1 tahun yang lalu
Membaca buku di Monas.Seperti kita kembali ke zaman dulu saat pembangunan monas dan udara di sana seru dan banyak orang.