APRILIA PRATIWI NURMAYANI
1 tahun yang lalu
saya senang bisa mengikuti baca jakarta
Achmad azam kurniawan
1 tahun yang lalu
aku sudah menyelesaikan 6buku selama 7 hari, aku jadi selalu menyempatkan waktu untuk membaca buku,ternyata seru juga dengan membaca aku jadi sedikit nya tentang jakarta,
Qonnita Al lifiya
1 tahun yang lalu
24 halaman,sangat tidak menyangka bisa membaca sebanyak itu
REFA MARISKA
1 tahun yang lalu
Kisah Pohon Apel
Alkisah, ada sebuah pohon apel yang sangat besar dan rimbun. Buahnya banyak, manis, dan berwarna merah. Seorang anak kecil pun senang bermain di sekitar pohon itu.
Namun, semakin besar, anak kecil itu sudah tidak lagi bermain di sekitar pohon. Si Pohon Apel pun bersedih.Suatu hari, anak kecil yang sudah tumbuh remaja itu datang ke tempat Pohon Apel. “Hai, kemarilah dan bermain-main di sekelilingku,” kata si Pohon Apel.
“Aku tidak sempat bermain. Aku kelaparan dan tidak memiliki uang. Aku tidak tahu harus berbuat apa,” ucap Si Anak.
“Kalau begitu, ambil saja semua buahku untuk kamu jual di pasar,” tawar si Pohon Apel. Si Anak senang sekali, mengambil semua pohon apel, dan menjualnya hingga ia bisa mendapatkan uang.
Setelah sekian lama, Si Anak tidak datang lagi dan membuat si Pohon Apel kesepian. Namun, beberapa tahun setelah itu, Si Anak kembali, dan pohon apel senang sekali dan mengajaknya kembali bermain di sekitarnya.
“Aku tidak punya waktu bermain, rumahku habis kebakaran, dan aku serta anak istriku tidak memiliki rumah lagi sekarang,” ujar Si Anak sedih.
“Kalau begitu, potong saja dahanku untuk dijadikan rumahmu,” ucap Si Pohon Apel. Si Anak gembira luar biasa dan langsung memotong habis batang pohon dengan hanya menyisakan sedikit batang serta akarnya.
Bertahun-tahun lamanya Si Anak tak kembali lagi. Si Pohon Apel benar-benar merasa kesepian. Namun, saat Si Anak datang, wajahnya sudah tua dan tubuhnya sudah bungkuk.
“Apa lagi yang kau butuhkan? Aku sudah tidak memiliki apa-apa. Buahku sudah habis, batangku pun sudah kau tebang. Aku hanya memiliki akar saat ini,” ucap Si Pohon Apel.
“Aku hanya membutuhkan sebagai tempat beristirahat untuk tempat tinggal abadiku. Aku memilih tempat ini di dekatmu karena kamu adalah teman terbaikku,” ungkap Si Anak.
Di akhir kisah dongeng sebelum tidur ini, Si Anak yang sudah menjadi kakek-kakek meninggal dunia dan dikuburkan di dekat pohon apel itu.
Danisha Abidah Hadi
1 tahun yang lalu
Saya sudah membaca 246 halaman.
Ternyata membaca buku itu ringan dan sangat bermanfaat,menambah pengetahuan
Siti fatimah azzahra
1 tahun yang lalu
"Sampai hari ke-7 ini, saya sudah membaca 150 halaman dari buku *Harry Potter dan Batu Bertuah*. Rasanya sangat memuaskan dan menambah wawasan saya. Walaupun ada bagian yang sulit, saya semakin semangat untuk menyelesaikan buku ini."
Mufida shafa alya
1 tahun yang lalu
70 halaman perasaan ku senang dapat membaca buku sebanyak 70 halaman
Nurul Fitriani Afifah
1 tahun yang lalu
Aku sudah membaca buku novel "Eccedentesiast Canva Narendra" buku ini sangat tebal karena halamannya sampai 353. Aku juga sudah membaca buku novel "Bucinable" buku ini juga tebal karena halaman nya yg berjumlah 349. Aku juga membaca buku tentang "Kehidupan di Lingkungan Sungai" ini buku yang paling tipis dari pada buku yang aku baca kemarin kemarin, yaitu berjumlah 28 halaman. Kemarin juga aku membaca buku tentang "Alat Musik Tradisional Dki Jakarta" halaman pada buku ini juga tipis, cuman 28 halaman. Jadi semua total nya 758 halaman yang berhasil aku baca. Perasaan aku tuh seneng di campur kaget, aku seneng karena bisa membaca buku sampai 758 halaman, tapi aku kaget kok aku bisa baca buku sebanyak itu ya.
Habibie el azmy
1 tahun yang lalu
aku sudah membaca 2 buku.
aku sangat senang membaca,disamping menambah pengetahuan, membaca sangat menyenangkan.