Adzkia Khaira Azzahra
10 bulan yang lalu
Hari ini saya membaca buku yg berjudul "Si Pitung",Pitung adalah pemuda yang baik, ia tekun beribadah dan berbudi pekerti luhur. la berasal dari Rawa Belong. Selain belajar mengaji ia juga belajar silat kepada Haji Naipin.
Aqila Delia putri
10 bulan yang lalu
Dongeng Ular dan Tikus
Di sebuah gurun pasir tandus, hidup seekor ular yang sedang kelaparan. Hanya saja ketika ia sedang kelaparan, sayangnya ia tidak memiliki makanan sedikitpun.
Sementara di sisi yang lain, hidup seekor tikus. Keberadaan tikus tersebut tidak jauh dari ular. Akan tetapi berbeda dengan ular yang kelaparan, si tikus terlihat sedang sangat asyik menyantap makanannya.Karena merasa sangat lapar sementara ular melihat tikus yang sangat asyik dengan makanannya, saat itu juga ia sebenarnya ingin memangsa tikus. Sementara tikus berusaha mencari akal supaya ular tidak lagi berniat memangsanya.
Menurut ular apa yang dilakukan tikus sangat angkuh. Ular tidak senang dengan hal itu. Apalagi tikus terkesan seperti menari – nari di atas penderitaan ular yang tidak menemukan makanan sementara tikus dengan asyiknya makan sambil berlenggak – lenggok.
Ular pun mendekati tikus yang sedang makan dan mengucapkan sesuatu, “Dengarkan ucapanku wahai tikus yang angkuh! Aku pasti akan mendapatkan tubuhmu yang lezat dan mungil itu. Camkan saja!”
Tikus pun dengan tidak takut bersuara, “Hai ular, kalau begitu berusaha dan kejarlah aku! Jangan kau hanya beraninya mengancam saja. Kalau kau hanya bisa mengancam, seekor semut pun bisa melakukannya bahkan lebih baik.”
Mendengar apa yang dikatakan tikus, ular pun menjadi sangat marah. Namun ia memilih kembali ke sarangnya dengan perut lapar sementara tikus masih dengan asyik menyantap makanannya.Menurut ular apa yang dilakukan tikus sangat angkuh. Ular tidak senang dengan hal itu. Apalagi tikus terkesan seperti menari – nari di atas penderitaan ular yang tidak menemukan makanan sementara tikus dengan asyiknya makan sambil berlenggak – lenggok.
Ular pun mendekati tikus yang sedang makan dan mengucapkan sesuatu, “Dengarkan ucapanku wahai tikus yang angkuh! Aku pasti akan mendapatkan tubuhmu yang lezat dan mungil itu. Camkan saja!”
Tikus pun dengan tidak takut bersuara, “Hai ular, kalau begitu berusaha dan kejarlah aku! Jangan kau hanya beraninya mengancam saja. Kalau kau hanya bisa mengancam, seekor semut pun bisa melakukannya bahkan lebih baik.”
Mendengar apa yang dikatakan tikus, ular pun menjadi sangat marah. Namun ia memilih kembali ke sarangnya dengan perut lapar sementara tikus masih dengan asyik menyantap makanannya.
Waktu pun terus berjalan namun ular tidak juga menemukan makanannya. Ia juga enggan untuk keluar dari sarangnya. Sementara itu, tikus sudah terlelap di dalam sarangnya karena kekenyangan. Akhirnya ular memutuskan untuk mendekati tikus yang tertidur pulas.
“Tikus, aku sudah ada di sampingmu dan siap untuk menyantapmu!” ular berseru untuk mengancam.
Namun bukannya merasa panik, tikus yang baru saja bangun dari tidurnya tersebut malah berpura – pura menguap.
Namun dibalik ketenangan yang ia tunjukkan itu, tikus mulai memutar otaknya agar bisa lolos dari cengkraman dan hasrat ular yang ingin menyantapnya.
“Hah? Tunggu dulu sahabatku! Kalau kau memang ingin memakanku, kau harus berpikir dulu. Kamu pasti tahu kalau kita hanya berdua di sini dan tak ada hewan lain. Kalau kamu memakanku, itu artinya kau akan tinggal sendiri di sini dan kesepian tak punya teman. Tak ada yang dapat kau ajak untuk mencari makan dan setelah kau kenyang karena aku maka kau akan kelaparan dalam jangka waktu yang panjang dan akhirnya mati juga. Kau mau itu?”
Sejenak ular berpikir dan terdiam. Ia mencoba untuk merenungkan nasihat tikus.
“Jadi kita tidak bisa hidup sendiri?” kata ular kepada tikus.
Tikus pun menjawab “Iya, benar. Makhluk hidup itu tak dapat hidup sendiri.”
Ular pun melanjutkan, “Bagaimana kalau kita berteman dan kita mencari makan bersama. Bukankah itu akan lebih menyenangkan daripada nantinya kau malah mati karena kesepian setelah memakanku karena tak ada yang kau makan dan kau ajak cari makan”
Ular pun setuju dengan pendapat Tikus. Tikus memaafkan ular dan mereka bersahabat dengan Bahagia. Mereka pun selalu kesana kemari bersama untuk mencari makan bersama – sama.
Pesan moral
Pesan moral yang kita dapat dari dongeng ular dan tikus adalah seberapa pun terhimpit posisi kita, kita tetap harus tenang dan menggunakan otak dan akal kita untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi tersebut.
Selain dongeng ular dan tikus, juga masih banyak kok dongeng fabel lainnya yang bisa dibaca untuk diceritakan dan mengandung banyak pesan moral. Salah satunya adalah dongeng tentang burung banga
Alikha Fatria Kirana
10 bulan yang lalu
hari ini saya membaca novel iyan bukan anak tengah, novel itu menceritakan tentang anak tengah yang kurang kasih sayang kedua orang tua.
AYU RUDI AGUSTINI
10 bulan yang lalu
Aku hari ini membaca buku gagak yang cerdik dalam buku tersebut berpesan bahwa manusia harus senantiasa berfikir kreatif dan tidak mudah menyerah
Fariskha maulidya
10 bulan yang lalu
Hallo.. Sahabat baca sudah hari ke 11 di tantangan kali ini aku memilih buku bacaan tentang "Hercules manusia perkasa". Yang menceritakan tentang seorang ratu yang melahirkan seorang bayi yang kuat perkasa.
Yonada Tifani
10 bulan yang lalu
Aku masih membaca buku berjudul, "Hello", karya Tere Liye. Sampai di halaman 349. Gak terasa sudah hampir selesai tantangan baca jakarta pertama tahun ini.
Reyfsil siahaando
10 bulan yang lalu
Baca buku cerita rakyat yang berjudul Joko Kendil