Juna Alzian Rakasywi
9 bulan yang lalu
Cerita tentang Butet dan Orang Rimba menceritakan pengalaman Butet Manurung saat mendirikan sekolah untuk orang Rimba di hutan Sumatera. Butet menghadapi banyak tantangan seperti sulitnya mendapatkan kepercayaan masyarakat suku Orang Rimba yang masih sangat tertutup. Melalui pendekatan yang lembut, Butet perlahan berhasil meraih kepercayaan mereka. Butet membutuhkan waktu 7 bulan lamanya untuk dapat diterima Orang Rimba. Mulailah petualangan Butet mengajarkan ilmu membaca, menulis, berhitung dengan tetap menghargai kearifan budaya mereka. Butet dan Orang Rimbaini membuka mata kita tentang keunikan budaya masyarakat Rimba yang masih begitu dekat dengan alam dan keterbelakangan akses pendidikan yang mereka hadapi. Perjuangan Butet dalam mendirikan sekolah di tengah hutan sungguh menginspirasi anak-anak. Kisah Butet mengingatkan kita akan pentingnya pendidikan untuk semua kalangan tanpa terkecuali.
Peni Suprapti
9 bulan yang lalu
Di bulan Oktober ini membaca buku sesuai yang ditargetnya. Membaca buku tentang motivasi yang berjudul "Anak Miskin Boleh Berprestasi" Karya Nanang.
Buku ini menyoroti berbagai aspek yang berkaitan dengan pengalaman siswa miskin dalam mengakses pendidikan berkualitas. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain:
Tantangan: Buku ini menggambarkan secara detail berbagai tantangan yang dihadapi siswa miskin, mulai dari hambatan ekonomi, sosial, hingga psikologis.
Upaya: Penelitian ini juga mendokumentasikan berbagai upaya yang dilakukan siswa miskin untuk mengatasi tantangan tersebut. Mulai dari kerja keras belajar, mencari beasiswa, hingga dukungan dari lingkungan sekitar.
Faktor pendukung: Selain tantangan, buku ini juga mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung keberhasilan siswa miskin, seperti motivasi diri, dukungan keluarga, dan peran guru.
Implikasi: Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat, dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Salsabila maysha ayu
9 bulan yang lalu
Novel Rumah untuk Alie karya Lenn Liu adalah sebuah novel yang mengangkat tema keluarga. Novel ini berfokus pada kisah seorang gadis bernama Alie Ishala Samantha. Di usia 16 tahun, Alie menghadapi cobaan berat setelah dituduh sebagai penyebab kematian ibunya, Bunda Gianla. Tuduhan ini mengubah hidupnya secara drastis, dari yang awalnya penuh cinta menjadi penuh dengan kebencian dan rasa sakit dari ayah serta keempat kakaknya: Sadipta, Rendra, Samuel, dan Natta.
Cerita dimulai dengan latar belakang kehidupan Alie yang bahagia sebelum tragedi tersebut. Namun, setelah kematian ibunya, Alie tidak hanya kehilangan figur penting dalam hidupnya, tetapi juga kehilangan cinta dan dukungan dari keluarganya. Ayah dan kakak-kakaknya yang dulu menyayanginya kini berbalik memusuhi dan menyebutnya "pembunuh." Mereka menolak keberadaannya dan sering kali melakukan kekerasan baik fisik maupun mental terhadapnya. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi neraka bagi Alie.
Novel ini menggambarkan perjuangan Alie yang terus-menerus menghadapi kekerasan dan penolakan dari keluarganya. Meskipun begitu, Alie tidak pernah berhenti berharap untuk mendapatkan kembali cinta dan perhatian dari ayah serta kakak-kakaknya. Selain itu, novel ini juga mengangkat isu penting tentang bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dan penolakan dapat berdampak buruk pada psikologis anak.