Zaidan Rafan Alfarazi
5 bulan yang lalu
Sains Qur'an KeajaibanTubuh Manusia
Salmaa Nur Aprilia
5 bulan yang lalu
1. kisah teladan nabi nuh menceritakan cerita tentang Nabi nuh a.s yang sabar dan sangat taat kepada allah meski diuji dengan anaknya yang kafir.
2. kisah teladan nabi muhammad menceritakan nabi Muhammad saw yang sabar menghadapi orang orang yang telah melemparkan kotoran ke wajahnya juga menerimanya dengan hati yang ikhlas
Syiva Silvia Ramadhani
5 bulan yang lalu
31 Oktober 2024
hari ini saya membaca buku Kelas Lima di Malory Towers
buku ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Darrell yang naik ke kelas lima dan hampir semua temannya naik ke kelas lima, tetapi hanya seorang yang tertinggal di kelas empat yaitu Connie, saudara kembarnga Ruth. Ada murid baru pindah ke kelas lima di malory towers yang bernama Maureen, dia pindah karena sekolah yang dia tempati sudah ditutup. Lalu ada Moira yang ingin menang sendiri dan selalu ingin menjadi ketua kelas, namun saingannya ada Darrell si murid pintar. Apalagi Moira adalah orang yang memiliki sikap keras, egois dan kasar.
pelajaran yang di dapat dari cerita tersebut adalah janganlah kamu memiliki sifat yang egois dan keras kepada sesama teman karena itu dapat merugikan orang lain bahkan juga merugikan diri sendiri.
Chavin pandu yakosa
5 bulan yang lalu
tentang=semut dan belalang belalang lagi mencari si semut ternyata malah dimakan sama sisemut jadi berantem debdia berdua
Randy Aprilio Amir
5 bulan yang lalu
Ada se ekor kucing yg sangat sombong.mnurut kucing yg sombong ini,dng kecantikannya semua apapun dpt ia dapatkan dan ia peroleh.
NABILA AULIA
5 bulan yang lalu
isi buku yang saya baca adalah buku sejarah buku nya berisi tentang kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945
Amara cahaya salsabila
5 bulan yang lalu
Dahulu, di lautan luas sering terjadi perkelahian antara ikan hiu Sura dengan Buaya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa. Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama- sama rakus. Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah. Akhirnya mereka mengadakan kesepakatan. "Aku bosan terus-menerus berkelahi, Buaya," kata ikan Sura. "Aku juga, Sura. Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya Buaya. Ikan Hiu Sura yang sudah memiliki rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Buaya segera menerangkan. "Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu berkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!", "Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata Buaya. Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada perkelahian lagi antara Sura dan Buaya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing. Tetapi pada suatu han, Ikan Hiu Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Buaya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan. Tetapi pada suatu hari Buaya memergoki perbuatan Ikan Hiu Sura ini. Tentu saja Buaya sangat marah melihat Ikan Hiu Sura melanggar janjinya. "Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Buaya Ikan Hiu Sura yang tak merasa bersalah tenang-tenang saja. "Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair Bukankah aku sudah bilang bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini 'kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku," kata Ikan Hiu Sura. "Apa? Sungai itu kan tempatnya di darat, sedangkan daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah daerah kekuasaanku!" Buaya ngotot. "Tidak bisa. Aku kan tidak pernah bilang kalau di air hanya air laut, tetapi juga air sungai," jawab Ikan Hiu Sura, "Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?" Tanya Buaya, "Tidak! Kukira alasanku cukup kuat dan aku memang di pihak yang benar!" Jawab Sura. "Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Buaya mulai marah. "Aku tak peduli kau bodoh atau pintar, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tetap tak mau kalah. "Kalau begitu kamu memang bermaksud membohongiku ? Dengan demikian perjanjian kita batal Siapa yang memiliki kekuatan yang paling hebat, dialah yang akan menjadi penguasa tunggal!" kata Buaya. "Berkelahi lagi, siapa takuuut!" tantang Sura dengan pongahnya. Pertarungan sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat. Saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air di sekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang itu. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali. Dalam pertarungan dahsyat ini, Buaya mendapat gigitan Ikan Hiu Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membelok ke kiri. Sementara ikan Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus lalu ikan Sura kembali ke lautan. Buaya puas telah dapat mempertahankan daerahnya. Pertarungan antara Ikan Hiu yang bernama Sura dengan Buaya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Madya Surabaya yaitu gambar ikan hiu Sura dan buaya.