JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

Baca Jakarta 1

24 Februari 2025 - 11 Maret 2025
Triwulan 1

6861

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Baca Jakarta merupakan sebuah tantangan membaca selama 14 hari untuk masyarakat DKI Jakarta, tanpa mengenal batas usia. Baca Jakarta terbuka untuk seluruh masyarakat, bukan hanya DKI Jakarta, tapi juga bisa diikuti oleh masyarakat luar DKI Jakarta. Tantangan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan budaya gemar membaca dan membangun kultur literasi sejak dini.

 

Kenapa harus ikut baca jakarta?

Baca Jakarta membantu kamu dalam menumbuhkan kegemaran membaca. Semakin banyak masyarakat yang gemar membaca, aktivitas membaca akan semakin menyenangkan.

 

Harus baca buku apa saja?

Baca Jakarta kali ini mengusung tema "Tokoh Favoritku". Kamu bisa cari tahu mengenai tokoh favorit kamu. Bukan hanya tokoh inspirasi dari dunia nyata. Kamu bisa cari tahu juga tentang tokoh fiksi favorit kamu. Apapun tokoh yang membuat suka dan menginspirasimu, yuk kita cari tahu di Baca Jakarta kali ini.

Kalau kamu kesulitan menemukan tema tersebut, tenang saja... Kamu bisa baca buku apa pun yang kamu suka. Tidak ada yang menghakimi jenis buku yang kamu baca. Once you love your book, you will love reading it.

Kamu bisa mencari bahan bacaan di Jaklitera atau perpustakaan lainnya. Jangan lupa eksplorasi perpustakaan sekitarmu, seperti RPTRA, TBM, dan perpustakaan lainnya. Kamu juga bisa baca buku digital melalui iJakarta, iPusnas, Lets Read, kindle, amazon, gplaybook, dan aplikasi lainnya.

 

Caranya gampang banget

  • Daftarkan dirimu di Jaklitera.
    • Baca buku kesukaanmu setiap hari.
  • Isi booklet tantangan harian.
    • Bagikan keseruan membacamu di media sosial. 
  • Tantangan selesai. Klaim apresiasimu.

 

Kepesertaan

Peserta anak: usia <18 tahun
Peserta dewasa: >18 tahun

 

Mengulik Baca Jakarta

Tentang Baca Jakarta:
https://drive.google.com/file/d/1f_DZC0JZeKSU0j41U2Ao6kxRTm1urfG2/view?usp=sharing

Tutorial pendaftaran:
- youtube: https://youtu.be/ZCO5bmNk4Hk?si=3C9D9JlG2vSaElj7
- infografis: https://drive.google.com/drive/folders/1HDjeSAtf5AVgzU9e8ycOQNKnSf0aDlbm?usp=sharing

Informasi lebih lanjut dapat cek instagram Baca jakarta
https://www.instagram.com/bacajakarta/

 

#DenganBacaKitaBisa

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

Kaisar Umar Sabili
Kaisar Umar Sabili
3 bulan yang lalu

1.Apa itu Tokoh: Ade 2.Tidak bisa tidak Tokoh: Lian 3.Nanti Saja Tokoh:Irai 4.Ini atau itu: Ega!

Ratih Novitri
Ratih Novitri
3 bulan yang lalu

Pretty Guardian Sailor Moon

Muhammad Azril Maulidin
Muhammad Azril Maulidin
3 bulan yang lalu

Cerita fiksi yg saya duka adalah cerita malin kundang anak durhaka tokoh yang saya sukai adalah Ibu malin kundang Yang sangat sayang kepada anak nya Sampai" selalu menunggu d pantai untuk anak nya pulang dari perantauan Sebagai tanda sayang seorang Ibu kepada anaknya

Yunita Surya Kencana
Yunita Surya Kencana
3 bulan yang lalu

raih suksesmu dengan mahir berkomunikasi. Isi bukunya tentang public speaking, seru. selain itu ada cara bagaimana berkomunikasi dengan orang lain kalau lagi marah dan sebagainya.

Khairul Azam Rasyid
Khairul Azam Rasyid
3 bulan yang lalu

Saya membaca buku "Si Juki: Anak Kosan" karya Faza Meonk. Tokoh favorit saya adalah Juki karena dia kocak, cuek, tapi tetap punya cara unik dalam menghadapi masalah. Ceritanya seru dan banyak humor yang bikin ketawa!

ZAIN ABDULLAH
ZAIN ABDULLAH
3 bulan yang lalu

judul buku Laskar Pelangi tokoh yang kusuka sahara aku suka karena Sahara adalah satu-satunya murid perempuan yang bersekolah di sekolah tersebut. Orangnya rapih dan ia termasuk salah satu murid yang paling pintar di sekolah tersebut.

Fachry Amirul Zakwan
Fachry Amirul Zakwan
3 bulan yang lalu

SAAT aku menginjak usia enam tahun, aku melihat sebuah gambar menakjubkan dalam sebuah buku berjudul "Kisah-Kisah Nyata dari Hutan Belantara". Gambar itu memperlihatkan seekor ular sawa sedang melahap seekor hewan liar. Ini adalah salinan gambar tersebut. Di dalam buku tertulis: "ular sawa menelan mangsa-nya secara utuh, tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Karena tidak mampu bergerak, ia lalu mencerna mangsa-nya sambil tidur selama enam bulan." Hal ini membuatku tertarik pada penjelajahan-penjelajahan di dalam hutan. Dan akhirnya, aku berhasil membuat gambar pertamaku dengan pensil berwarna. Gambar pertamaku terlihat seperti ini:Kuperlihatkan gambar tersebut kepada orang-orang dewasa, dan bertanya apakah gambar tersebut membuat mereka ketakutan. "Kenapa orang harus takut pada sebuah topi?" begitu komentar mereka. Gambarku bukanlah gambar sebuah topi. Gambar itu adalah seekor ular sawa yang baru saja menelan gajah. Maka, demi kepentingan orang-orang dewasa tadi, aku menggambar bagian dalam dari ular tersebut (Orang-orang dewasa selalu mengharapkan penjelasan tentang segala hal). Gambarku yang kedua terlihat seperti ini:Orang-orang dewasa kemudian menyarankanku untuk berhenti berusaha menggambar ular sawa, baik dari dalam ataupun luar. Dan aku pun beralih mempelajari geografi, sejarah, matematika, dan bahasa. Dan itulah, pada usiaku yang keenam, aku meninggalkan pekerjaankusebagai seorang pelukis. Aku sudah patah semangat karena kegagalanku pada gambar pertama dan keduaku tadi. Orang-orang dewasa memang sulit diyakinkan, dan adalah sesuatu yang sangat melelahkan bagi seorang anak kecil untuk selalu menjelaskan segalanya. Aku pun harus memilih pekerjaan lain. Aku kemudian belajar menerbangkan pesawat. Aku sudah terbang ke seluruh penjuru dunia. Dan harus kuakui, geografi memang sangat bermanfaat untukku. Sekilas saja aku sudah mampu membedakan antara Cina dan Arizona. Ini sangat berguna apabila kau tersesat pada malam hari. Dalam perjalanan hidupku, aku sudah banyak ber-hubungan dengan orang-orang penting. Aku sudah banyak menjalani hidupku bersama orang-orang dewasa. Aku sudah mengamati mereka dari dekat. Tetapi ini pun masih belum dapat mengubah anggapanku tentang mereka. Setiap kali bertemu dengan seseorang yang seakan berpikiran jernih, aku akan memperlihatkan gambar pertamaku yang selalu kusimpan. Aku ingin tahu apakah ia sungguh seorang yang pengertian. Tetapi jawabannya selalu adalah: "Ini adalah sebuah topi." Dalam hal ini aku tidak akan berbicara pada orang tersebut tentang ular sawa, hutan belantara, ataupun bintang-bintang. Aku akan menyesuaikan diri dengan mereka. Aku akan berbicara tentang permainan bridge dan golf, tentang persoalan politik atau tentang dasi. Orang-orang dewasa biasanya merasa senang bertemu dengan seseorang yang seramah ini.MAKA aku pun hidup sendiri, tanpa ada seseorang yang benar-benar bisa kuajak bicara. Ini berlangsung hingga enam tahun yang lalu, ketika aku terpaksa men-darat darurat di Gurun Sahara. Mesinku mengalami kerusakan. Karena tidak ada seorang pun montir atau penumpang yang bersamaku, aku terpaksa mengerjakan seluruh perbaikan-perbaikan sulit tersebut sendirian. Pengalaman ini menyangkut masalah hidup dan mati karena aku tidak membawa persedian air minum yang cukup untuk seminggu.Pada malam pertama, aku tertidur di atas pasir yang jaraknya ribuan mil dari peradaban manusia. Aku lebihterdampar daripada seorang korban kapal karam dengan rakitnya di tengah lautan. Jadi, bayangkan betapa ter-kejutnya aku ketika terbangun pada pagi hari karena suara lucu yang berkata: "Kumohon, gambarkan aku seekor domba!" "Apa?" "Gambarkan aku seekor domba ...." Aku benar-benar terkejut, lalu mulai bangkit. Kuusap mataku perlahan. Mengamati sekitarku dengan saksama. Dan kemudian kulihat ada seorang kawan kecil yang ber-diri terdiam sambil memandangku. Kemudian kubuat gambar yang paling mirip dengannya. Gambar itu sangat berbeda dengan aslinya. Tetapi ini bukan sepenuhnya kesalahanku. Semangatku untuk melukis sudah diempas-kan oleh orang-orang dewasa semenjak aku masih berusia enam tahun. Dan seterusnya aku tidak pernah mencoba untuk menggambar apa-apa lagi-kecuali bagian dalam dan luar seekor ular sawa. Kedua mataku terbelalak, terpaku melihat kejanggalan yang berdiri di hadapanku saat ini. Jangan lupa, aku berada dalam tempat yang jaraknya ribuan mil dari peradaban manusia. Kawan kecil ini sepertinya tidak sedang tersesat, ataupun hampir mati kelelahan, juga tidak sedang lapar, haus, ataupun takut. Tidak satu pun yang memperlihatkan tanda-tanda seorang anak yang terlantar di tengah gurun pasir, ribuan mil jauhnya dari peradaban manusia. Setelah aku menemukan suaraku, aku bertanya: "Tapi-tapi, apa yang kau lakukan di sini?"Ia hanya mengulangi permintaannya, perlahan, seakan itu sebuah tanggung jawab yang besar. "Kumohon-gambarkan aku seekor domba ...." Ini bagaikan sebuah misteri yang teramat gelap, sehingga kau tidak akan berani mempertanyakannya. Meski semua ini tampak begitu absurd bagiku, dalam bahaya yang mematikan dan ribuan mil jauhnya dari masyarakat yang terdekat, aku mengambil secarik kertas dan sebuah pena dari sakuku. Aku mengatakan pada kawan kecilku (dengan sedikit jengkel) bahwa aku tidak dapat menggambar. Seingatku, aku hanya belajar geografi, sejarah, matematika, dan bahasa di sekolah. Maka ia berkata: "Tak masalah! Gambarkan aku seekor domba...."Karena tidak pernah menggambar seekor domba sebelumnya, aku menyalinkan salah satu dari dua gambar yang pernah aku buat untuknya, yaitu gambar seekor ular sawa yang tampak dari luar. Tetapi kemudian aku terkejut mendengar kawan kecil berkata:"Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak ingin gambar gajah dalam seekor ular sawa. Ular sawa terlalu berbahaya dan seekor gajah terlalu besar. Di tempat asalku, semuanya begitu kecil. Yang kuinginkan adalah seekor domba. Gambarkan seekor domba untukku."Kemudian kubuat gambaran yang paling mirip dengannya. Maka kugambarkan satu untuknya. Ia melihatnva dengan saksama. Lalu ia berkata: "Tidak! Yang satu ini tampak terlalu lemah. Gambarkan aku yang lain." Maka aku menggambar lagi yang lainnya. Kawanku pun tersenyum simpul, dan menatapku ramah. "Pasti kau tahu kalau ini bukan seekor domba, tapi seekor kambing. Lihat saja tanduknya...."Maka kubuat satu gambar lagi. Tetapi yang satu ini pun ditolak seperti yang lainnya: "Yang ini terlalu tua. Aku ingin seekor domba yang umurnya masih panjang." Akhirnya aku merasa habis kesabaran-karena aku sedang terburu-buru membongkar mesin. Maka aku pun dengan segera membuat sebuah gambar seperti yang kau dapat lihat ini.Dan kutambah penjelasan di sana: "Ini adalah sebuah kotak. Domba yang kau inginkan ada di dalamnya." Dan yang membuatku terkejut, aku justru melihat wajah sang hakim muda itu bertambah cerah."Ini tepat seperti yang kuinginkan! Apakah menurut-mu domba ini memerlukan banyak rumput?" "Mengapa?" "Karena di tempat asalku, segalanya begitu kecil." "Oh, perlu. Tapi tidak usah terlalu banyak. Aku sudah memberimu seekor domba yang kecil." Ia melihat gambar itu lebih dekat lagi: "Ia tidak sekecil itu-lihat! Ia sedang tertidur!" Dan begitulah pertemuanku dengan Sang Pangeran Kecil.AKU MENGHABISKAN cukup banyak waktu untuk menge-tahui dari mana asalnya. Pangeran Kecil yang penuh tanda tanya. Ia sepertinya tidak mempedulikan satu pun dari banyak pertanyaan yang kuajukan kepadanya. Tetapi kemudian, secara kebetulan, aku dapat mengetahui dari mana asalnya. Contohnya, ketika memperhatikan pesawatku untuk pertama kalinya (aku tidak meng-gambar sebuah pesawat terbang, karena itu terlalu rumit bagiku), ia berkata: "Benda apa itu?" "Ini bukan sembarang benda. Ia dapat terbang Nama-nya pesawat terbang. Dan pesawat ini milikku." Aku bangga memberitahunya bahwa aku bisa terbang. Ia pun berkata: "Apa! Jadi kau jatuh dari langit?" "Ya," jawabku penuh rasa bangga. "Lucu sekali...." Pangeran Kecil itu membuatku merasa terhina dengan tawanya yang bernada geli. Aku tidak pernah menganggap kecelakaan sebagai sesuatu yang lucu. Lalu ia kembali berkata:"Jadi, kau juga datang dari langit! Dari planet mana kau berasal?" Tiba-tiba aku seperti memperoleh secercah jawaban atas misteri keberadaannya di tempat ini. Lalu aku ber-tanya padanya: "Jadi kau datang dari planet lain?" Tetapi ia tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepala sambil melihat pesawat terbangku. "Tidak, kau tidak mungkin pergi jauh dengan benda ini Ia lalu termenung. Ia mengeluarkan gambarku dari sakunya dan hanyut dalam lamunan tentang hartanya itu. Dapat kau bayangkan betapa aku jadi sangat pe-nasaran dengan persoalan "planet lain" ini. Maka, aku pun berusaha sebisaku mencari tahu lebih banyak lagi. "Kalau begitu, dari mana asalmu kawan kecil? Di manakah 'tempat asa' yang kau maksud ini? Ke mana akan kau bawa dombaku?" Setelah aku diam, ia menjawab: "Hal terbaik dari kotak yang kau berikan padaku ini adalah ia dapat dijadikan kandang jika malam tiba." "Tentu saja. Dan jika kau bersikap baik, aku akan memberimu seutas tali untuk mengikatnya serta sebuah tonggak untuk menambatkannya." Tawaran ini sepertinya mengejutkan Pangeran Kecil. "Mengikatnya? Aneh sekali!" "Tapi jika kau tidak mengikatnya, ia akan lepas dan pergi jauh."Kawanku ini kembali tertawa. "Kau pikir ia akan pergi ke mana?" "Ke mana saja. Pokoknya ia akan terus berjalan maju." Kemudian Pangeran Kecil menjawab perlahan: "Tak masalah. Di tempat asalku semuanya begitu kecil!" Lalu dengan sedih ia menambahkan: "Terus berjalan tidak akan membawa seseorang begitu jauh...."DARI SINI aku memperoleh petunjuk yang cukup penting tentang asal-muasalnya. Planet tempat ia berasal tidak lebih besar dari sebuah rumah!Ini bukan hal baru bagiku. Aku cukup tahu bahwa, selain planet-planet besar yang punya nama-Bumi, Jupiter, Mars, Venus, dan yang lainnya-masih ada ratusan planet lainnya. Beberapa dari planet-planet itu berukuran sangat kecil hingga seseorang tidak akan bisa menemukannya dengan mudah walau dengan teropong sekalipun. Ketika seorang astronom menemukannya, ia lebih memilih memberinya nomor daripada memberinyanama. Astronom itu mungkin menyebutnya, misalnya, "Asteroid 325".Aku memiliki firasat kuat bahwa tempat asal Pangeran Kecil adalah sebuah asteroid dengan nama B 612. Asteroid ini baru sekali bisa dilihat dengan teropong, yaitu oleh seorang astronom dari Turki, pada 1909. Pada waktu itu, astronom ini menunjukkan pene-muannya di hadapan International Congress of Astronomy. Tetapi karena ia mengenakan pakaian tradisional Turki, tidak ada orang yang mempercayainya. Yah, begitulah orang-orang dewasa Untungnya, seorang diktator Turki, menjelang ke-matiannya, menyuruh sang astronom berganti pakaian Eropa. Pada 1920, astronom ini kembali menunjukkan penemuannya dengan mengenakan pakaian malam yang anggun. Kali ini semua orang percaya padanya. Mengapa aku menjelaskan begitu banyak hal tentang Asteroid B 612, dan membiarkan engkau mengetahui nomornya? Ini semua karena orang-orang dewasa.Mereka sangat menyukai angka-angka. Ketika kau ber-cerita tentang seorang teman yang baru saja kau kenal, mereka tidak akan menanyakan hal-hal yang penting. Mereka tidak pernah bertanya: "Seperti apa suaranya? Apa hobinya? Atau apakah ia juga mengoleksi kupu-kupu?" Sebaliknya, mereka akan bertanya: "Berapa umurnya? Berapa saudaranya? Berapa beratnya? Berapa penghasilan ayahnya?" Baru setelah itu mereka akan dapat mengenal-nya. Jika kau bercerita pada orang-orang dewasa: "Aku baru saja melihat sebuah rumah yang indah dengan dinding merah muda, jendela yang dihiasi bunga-bunga, dan merpati-merpati yang hinggap di atapnya," mereka pasti tidak bisa membayangkan rumah itu. Tetapi jika kamu bercerita: "Aku baru saja melihat rumah seharga seratus ribu franc." Baru mereka akan dapat berkata, "Oh, indah sekali!" Kau juga bisa berkata pada mereka tentang hal ini: "Bukti bahwa Pangeran Kecil benar-benar ada adalah bahwa ia berwajah rupawan, bahwa ia bisa tertawa, dan bahwa ia sedang berusaha mencari seekor domba. Ketika seseorang menginginkan domba, itu membuktikan bahwa ia benar-benar ada." Orang-orang dewasa akan meremehkan penjelasan seperti itu. Mereka akan memperlakukanmu seperti anak kecil. Tetapi apabila kau mengatakan pada mereka: "Ia berasal dari planet Asteroid B 612", baru mereka akan percayai kepadamu dan mulai menanyaimu. Seperti itulah mereka. Kau tidak perlu mempertahankannyauntuk melawan mereka. Anak kecil memang harus sabar menghadapi orang-orang dewasa. Tentu saja, bagi mereka yang memahami hidup, angka-angka tidaklah terlalu penting. Aku akan mengisah-kan cerita ini dalam sebuah dongeng. Aku mungkin akan menuliskannya seperti ini: "Pada suatu ketika, ada seorang Pangeran Kecil yang hidup di planet yang ukurannya tidaklah terlalu besar dari dirinya sendiri. Ia mendambakan seorang teman ...." Bagi mereka yang memahami hidup, cerita ini akan menghembuskan angin kejujuran yang menyegarkan. Kau lihat, aku tidak ingin ceritaku dianggap remeh. Aku sudah mengalami begitu banyak kesedihan yang mengiringi kenangan-kenangan ini. Sudah enam tahun berlalu semenjak kepergian kawanku, bersama dengan dombanya. Aku menceritakan hal ini agar tidak lupa akan dirinya. Melupakan seorang teman adalah hal yang menyedihkan. Mencari teman bukanlah hal yang mudah. Dan jika ternyata aku melupakannya, mungkin aku juga akan tampak seperti orang-orang dewasa yang hanya peduli pada angka-angka. Dengan alasan inilah aku membeli sekotak cat dan beberapa pensil. Sangat sulit untuk kembali melukis bagi orang seusiaku. Apalagi jika satu-satunya gambar yang pernah kau buat adalah bagian dalam dan luar seekor ular sawa. Itu pun waktu kau masih berusia enam tahun! Tentu saja aku selalu berusaha membuat gambar-gambarku senyata mungkin. Tetapi aku masih merasa tidak yakin bisa berhasil. Hanya untuk beberapa gambar,dan tidak lainnya. Terkadang proporsi gambarku masih keliru: pada satu gambar Pangeran Kecil terlihat terlalu besar; dan pada yang lain ia terlalu kecil. Terkadang aku juga masih ragu dalam mewarnai pakaiannya. Itu sebabnya aku terus meraba-raba, mencoba ini dan itu, semampuku. Aku bahkan terkadang membuat kesalahan pada bagian-bagian yang penting. Tapi maklum saja, kawanku tidak pernah menjelaskan apa-apa. Mungkin karena ia pikir aku sama sepertinya. Sayangnya, aku tidak bisa melihat domba itu melalui dinding-dinding kotak. Mungkin aku juga sedikit seperti orang-orang dewasa. Mungkin aku juga sudah mulai menua.SETIAP HARI aku selalu berusaha untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai planet tempat tinggal Pangeran Kecil, mengenai kepergiannya, dan perjalanannya. Tetapi, proses itu berjalan begitu perlahan dalam perbincangan-perbincangan kami. Itulah sebabnya mengapa baru pada hari ketiga aku mengetahui kisah tentang pohon baobab yang mengeri-kan. Dan untuk ini, sekali lagi aku harus bersyukur pada domba tersebut. Karena binatang itulah, Pangeran Kecil bertanya seakan dengan keraguan yang begitu dalam: "Apa benar domba-domba memakan rumput-rumput kecil?" "Ya, tentu saja." "Baguslah! Aku lega mendengarnya!" Aku masih belum dapat mengerti mengapa domba yang memakan rumput-rumput kecil menjadi hal yang begitu penting. Tetapi Pangeran Kecil kemudian me-nambahkan: "Kalau begitu, apakah ini berarti bahwa mereka juga makan pohon baobab?"Aku lalu mengingatkan Pangeran Kecil bahwa baobab bukanlah rumput kecil, melainkan pohon yang besarnya hampir seukuran gereja; dan bahwa sekalipun ia mem-bawa sekawanan ternak gajah bersamanya, ia belum tentu dapat berhasil mencabut satu pun pohon baobab. Ide mengenai ternak gajah ini membuat Pangeran Kecil tertawa. "Mungkin mereka harus disusun bertumpukan satu sama lain." Kemudian ia memberi penjelasan yang cukup bijaksana: "Pohon baobab awalnya juga berukuran kecil sebelum tumbuh menjadi besar." "Baiklah, kau benar. Tetapi mengapa kau ingin dombamu memakan pohon-pohon baobab muda?" Ia kemudian hanya menjawab: "Ah, yang benar saja!" Seakan kalimat itu tak pernah diucapkannya. Dan aku pun terpaksa berpikir keras untuk menemukan sendiri jawabannya. Dan inilah hasil pencarian itu: di planet Pangeran Kecil, sebagaimana juga planet-planet lainnya, terdapat bermacam tanaman yang tumbuh bagus dan bermacam tanaman lain yang tumbuh tidak bagus. Dan karenanya bibit-bibit yang bagus berasal dari tumbuhan-tumbuhan yang bagus pula, sementara bibit-bibit yang tidak bagus asalnya juga dari tumbuhan-tumbuhan yang tidak bagus. Tetapi, bibit-bibit, seperti yang kita tahu, tidaklah terlihat. Mereka tertidur di balik rahasia-rahasia Bumi hingga salah satu dari mereka memutuskan untuk bangun. Iaakan mulai menumbuhkan tunas-tunasnya yang kecil dan lucu, yang begitu bersemangat terus menjalar ke arah matahari. Jika ini adalah bibit lobak atau setangkai pohon mawar, kau dapat membiarkannya tumbuh di mana pun mereka mau. Tetapi jika ini ternyata adalah bibit dari tum-buhan yang tidak bagus, kau harus mencabutnya sesegera mungkin. Di planet Pangeran Kecil, terdapat bibit-bibit mengerikan ini yaitu bibit-bibit pohon baobab. Tanah di planet tersebut penuh dengan bibit jenis ini. Dan jika kau terlambat mencabut sebuah pohon baobab, maka akan semakin sulit untuk mencabutnya lagi di kemudian hari. Pohon ini bisa merusak apa saja. Ia dapat menjalar-kan akarnya menembus seluruh penjuru planet. Dan jika planetnya terlalu kecil, dan pohon-pohon baobabnya terlalu banyak, planet itu akan meletus."Ini adalah masalah kedisiplinan," kata Pangeran Kecil kemudian. "Setiap kali kau selesai mandi dan berbenah pada pagi hari, kau juga membersihkan dan membenahi planetmu. Kau harus mencabut pohon-pohon baobab secara teratur, segera setelah kau dapat membedakannya dengan pohon mawar-karena keduanya sangat mirip ketika masih kecil. Walaupun pekerjaan ini mudah, tapi sangatlah membosankan. Dan pada suatu hari, Pangeran Kecil menganjurkan agar aku membuat sebuah gambar yang indah supaya anak-anak kecil di planetku dapat mengerti tentang hal ini. "Jadi, jika pada suatu hari mereka berjalan-jalan," ucapnya, "gambar ini akan sangat berguna bagi mereka. Terkadang seseorang dapat menunda suatu pekerjaan yang penting dengan mudah. Tetapi dalam masalah baobab ini, tindakan seperti itu biasanya akan meng-hasilkan bencana. Aku pernah melihat sebuah planet yang dihuni oleh seorang yang malas. Ia mengabaikan tiga tunas-tunas kecil, dan tebaklah apa yang terjadi...." Maka, atas anjuran Pangeran Kecil, aku membuat gambar planet tersebut. Aku sebenarnya juga tidak suka untuk bertindak layaknya seorang moralis, tetapi bahaya pohon baobab ini sangat jaran diperhatikan. Bagi sese-orang yang sering berkeliaran di antara asteroid-asteroid, risiko ini harus diperhitungkan. Inilah mengapa aku lupakan sifat asliku, dan dengan tegas kukatakan: "Anak-anak! Berhati-hatilah terhadap pohon baobab!"-TAMAT KL DI GOOGLE.-

Ariqa Fatina
Ariqa Fatina
3 bulan yang lalu

kancil dan buaya kancil yg sangat lucu

RAYHAN ALVAREZ
RAYHAN ALVAREZ
3 bulan yang lalu

tokoh:Itam dan Cik Lam judul:Itam dan U karena sifat itam yang pantang menyerah

Agenda Hari Ini