Adistya Maulida

3 bulan yang lalu

Hari ini aku baca buku bayang suram pelangi, karya arafat nur, penulis ini kayaknya menang dalam sayembara menulis gitu, secara ilustrasi covernya si keren makanya aku tertarik untuk bacanya, tapi karna masih halaman-halaman awal jadi masih belum bisa menangkap secara garis besar isi ceritanya

Regina Alisti

3 bulan yang lalu

Jangan pernah berhenti belajar untuk bisa lebih maju dan sukses

Fahmi Firmansyah

3 bulan yang lalu

Pada akhir 2024, beliau menorehkan prestasi masuk daftar 100 orang berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan tahun 2024 versi Majalah Time (TIME100 AI 2024). Predikat ini diperoleh atas usaha Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pelestarian lebih dari 700 bahasa daerah. Selain itu, Badan Bahasa juga berhasil mengembangkan perangkat AI dan memiliki lebih dari 350 kamus untuk setiap bahasa yang unik. Begitu menginspirasi dengan inovasi yang beliau buat

Riska Purnama

3 bulan yang lalu

Beliau adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang memanfaatkan Large Language Models (LLM) atau sistem AI yang mampu memahami dan menghasilkan bahasa manusia dengan memproses data teks dalam jumlah besar ke 700 bahasa daerah di Indonesia

Muhammad Wafinuzul

3 bulan yang lalu

Bapak Endang Aminudin Aziz bisa menjadi inspirasi bagi saya karena beberapa hal berikut: Gemar Membaca Sejak Kecil: Beliau sudah gemar membaca novel sejak kelas 4 SD di kampung halamannya, yang menunjukkan bahwa keterbatasan tidak menghalangi untuk mengembangkan diri. Meningkatkan Literasi:Beliau berusaha meningkatkan literasi di kalangan anak-anak, menunjukkan kepeduliannya terhadap pentingnya membaca dan belajar bagi generasi muda. Menyediakan Buku Bacaan Bermutu: Beliau menekankan pentingnya menyediakan buku bacaan bermutu yang sesuai dengan minat anak-anak agar mereka tidak bosan membaca. Inspirasi dari Buku: Beliau menyatakan bahwa membaca selalu memberikan inspirasi untuk melakukan hal-hal positif, menunjukkan bahwa buku dapat menjadi sumber motivasi dan ide.

SRI WAHYUNI

3 bulan yang lalu

ya, Endang Aminudin Aziz adalah Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) di Indonesia. Pada tahun 2024, beliau masuk dalam daftar TIME100 AI, yaitu 100 orang paling berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan versi Majalah TIME. Salah satu inisiatif yang membuat beliau diakui secara internasional adalah upayanya dalam melestarikan lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah, Badan Bahasa yang dipimpinnya mengembangkan empat proyek utama: Pemetaan Bahasa Daerah: Menggunakan AI untuk memetakan persebaran bahasa daerah secara akura Pembuatan Korpus Bahasa: Mengumpulkan data bahasa dalam bentuk teks dan lisan untuk membangun basis data besar yang dapat dianalisis oleh AI. Pengembangan Teknologi Pengenalan Ucapan: Menerapkan AI untuk mengenali dan memproses ucapan dalam bahasa daerah, sehingga memudahkan dokumentasi dan pembelajaran. Pengujian Kompetensi Bahasa Daerah: Merintis uji kemahiran berbahasa daerah dengan dukungan AI, mirip dengan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Langkah-langkah inovatif ini tidak hanya membantu melestarikan kekayaan linguistik Indonesia tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menjaga warisan budaya. Dedikasi dan visi Endang Aminudin Aziz dalam mengintegrasikan AI untuk pelestarian bahasa daerah sangat menginspirasi, terutama dalam menjaga identitas dan keberagaman budaya di era digital

Adistya Maulida

3 bulan yang lalu

Kalau aku jadi eyang Sapardi, aku bakalan update dengan kata-kata puitis setiap harinya, merimantisasi hal-hal di sekitar, terus juga membayangkan mengikuti seminar bedah buku sendiri rasanya keren bangettt aaaa😇

Meidina Aulia

3 bulan yang lalu

Hari ini aku membaca buku tentang sepasang kakak beradik kembar. Sang Adik merupakan seorang mantan pasukan khusus militer, sedangkan Sang Kakak adalah ketua dari organisasi yang bernama Taesan. Sang Adik atau Baek Yisoo memiliki sikap yang serius dan kaku, sedangkan Sang Kakak atau Baek Dokyung dikenal sebagai seseorang yang ekspresif dan lebih suka bermain-main. Namun, kakak tetaplah kakak. Baek Dokyung tetap memiliki sifat yang lebih dewasa daripada adiknya, dia dikenal sebagai pemimpin yang mampu menuntun para bawahannya dengan benar. Berbeda dengan Baek Yisoo yang bertindak sesuai dengan logika dan nalurinya sendiri. Kedua sifat dari kakak beradik ini tetap saling melengkapi, apalagi kemampuan bertarung mereka yang sangat hebat ketika digabungkan.