ALBIYAN MALIK PRATAMA
3 bulan yang lalu
Aku ingin seperti harry Potter yg dapet terbang kenamaa saja
Alea aninda sabil
3 bulan yang lalu
Saya sudah mencari tahu tentang Bapak Endang Aminudin Aziz dan hal yang membuat saya terinspirasi dari Bapak Endang Aminudin Aziz adalah beliau masuk kedalam daftar 100 tokoh paling berpengaruh dalam bidang kecerdasan buatan tahun 2024.
Cheri Berthalina Sianturi
3 bulan yang lalu
Hari ini aku membaca buku Blue Lock volume ke-5. Isinya adalah pertandingan antara kedua tim Blue Lock rancangan Ego Jinpachi yaitu Tim Z dan Tim V. Isi dari dalam buku ini diluaskan oleh pengenalan akan karakter pada salah satu tokoh yaitu Nagi Seishiro, dari Tim V Blue Lock. Penulis dari buku ini adalah Muneyuki Kaneshiro
Aisyah Aqilah
3 bulan yang lalu
beliau tokoh paling berpengaruh di bidang kecerdasan buatan pada tahun ini . Endang menjadi satu satunya yang berasal dari Indonesia dalam daftar di muat dalam edisi yang membuat ku terinspirasi adalah TIME menyebut para Endang dalam penyelamatan lebih dari 700 bahasa daerah di Indonesia memanfaatkan large language models ( LLM ) atau sistem Al yang mampu memahami dan menghasilkan bahasa Manusia dengan memproses data teks dalam jumlah besar
Rena maulida
3 bulan yang lalu
Aku membaca buku "Teman bermain Loli" Penulis dari buku ini adalah Anna farida. Cerita ini menceritakan tentang hari di taman bermain, Loli datang bersama teman-teman. Loli suka main ayunan. Tapi teman-teman lain juga suka dan cuma ada satu ayunan di taman. Loli lalu pindah mainan. Tapi teman-teman lain ada yang ingin main hal yang sama, dan mainannya tidak cukup
Vonny Falencia
3 bulan yang lalu
Buku fiksi yang sudah saya baca hari ini adalah "Bawang Merah Bawang Putih" karya Tino Sidin. Walaupun cerita yang disajikan pendek, namun isi dari buku ini sangat mudah dipahami dan memiliki pelajaran hidup yang mendalam.
Cerita diawali dengan keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan dua orang anak. Ibu itu bernama Mbok Rondo Dadapan dan kedua anaknya bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Bawang Merah adalah anak yang manja, ia dimanjakan ibunya sehingga ia tidak dapat melakukan apa-apa. Mbok Rondo juga tidak keberatan memanjakan Bawang Merah sementara Bawang Putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah. Walaupun selalu diperlakukan dengan kasar oleh ibu dan saudaranya, Bawang Putih tetap tabah dan sabar. Di suatu hari, saat Bawang Putih sedang mencuci baju, bakul tempat cuciannya tidak sengaja terhanyut oleh arus sungai. Bawang Putih mencari dan akhirnya memberitahukan berita itu kepada ibunya. Mbok Rondo menjadi marah dan tidak memperbolehkan Bawang Putih untuk kembali sebelum bakul itu ditemukan. Bawang Putih mulai mencari sampai ia bertemu dengan seorang nenek yang membawa beberapa kayu di punggungnya. Ia lalu membantunya dan pergi ke rumah nenek itu. Di sana, Bawang Putih membantu nenek itu melakukan pekerjaan rumah. Nenek itu juga bercerita tentang bakul berisi pakaian yang ia temui di tepi sungai. Bawang Putih akhirnya beristirahat di rumah nenek itu. Esoknya, nenek tua itu memberi Bawang Putih sebuah labu. Bawang Putih menerimanya dan berterima kasih sebelum ia membawa bakulnya, berpamitan, dan kembali ke rumah.
Pulangnya, bukannya disambut dengan hangat, Bawang Putih langsung disuruh untuk melakukan pekerjaan rumah. Ia pun melakukannya. Setelah itu, Bawang Putih memberi labu itu ke Mbok Rondo. Namun, Mbok Rondo malah melemparnya ke tanah. Rupanya, labu itu berisi perhiasan-perhiasan yang mewah. Mbok Rondo dan Bawang Merah mengambil semua perhiasan itu dan hanya menyisakan sebuah kalung untuk Bawang Putih. Bawang Putih tetap bersyukur. Malamnya, Mbok Rondo dan Bawang Merah menyuruh Bawang Putih untuk menceritakan apa yang terjadi. Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama. Tetapi ia kesulitan melakukan pekerjaan rumah di nenek itu karena ia biasanya dimanja-manja di rumahnya. Akhirnya, saat diberi labu oleh nenek itu, tanpa berterima kasih, Bawang Merah langsung mengambilnya dan pulang. Mbok Rondo menyambutnya dengan hangat. Mereka berdua pergi ke tempat yang jauh dari Bawang Putih dan memecahkan labu itu. Bukannya perhiasan, isi dari labu itu adalah binatang berbisa. Mereka menjerit dan berlari-lari entah kemana. Bawang Putih menemukan mereka pingsan di halaman rumah pada keesokan hari. Bawang Putih kemudian merawat mereka. Mbok Rondo dan Bawang Merah mulai menyadari kesalahan mereka dan meminta maaf, dan Bawang Putih dengan tulus memaafkannya.
Dari buku ini, saya dapat belajar banyak dari sikap Bawang Putih yang sangat bersyukur di setiap keadaan yang ada. Ia juga tidak mudah mengeluh meski sudah diperlakukan dengan buruk oleh ibu dan saudaranya. Ia tetap tabah menahan rintangan dan ringan tangan membantu orang-orang yang kesulitan. Saya tidak boleh menirukan Mbok Rondo dan Bawang Merah yang egois dan memperlakukan orang dengan buruk. Hal yang tidak patut diteladani oleh Bawang Merah adalah sikap manjanya dan sikap egoisnya.
Saya harap dari buku ini saya dapat mengembangkan kepribadian saya supaya saya menjadi orang yang ringan tangan, tulus memaafkan, ikhlas, bekerja keras untuk suatu hal, dan selalu sopan tehadap semua orang.
Salik Jendra Iskandar
3 bulan yang lalu
Hari ini membaca buku bersama yang berjudul Pahlawan Bumi
Vitaya Narakinna Faizal
3 bulan yang lalu
Saya membaca "17 Ilmuwan Dunia". Penulis : Jigyungsa. Alih bahasa : Dian Puspita S. Saya membaca tentang Archimedes, seorang ahli matematika dan fisika. Ia menemukan " prinsip Archimedes", memecahkan masalah geometri dengan prinsip tuas, dll.