Isna Maulida

5 bulan yang lalu

Hari ini saya membaca kisah tentang Hassan-i Sabbah di salah satu Artikel dari Wikipidia dan The Institute of Ismaili Studies oleh Dr. Farhad Daftary. Hassan-i Sabbah salah satu tokoh penganut Syiah yang lahir di Qom, Iran. Ia adalah pendiri sekaligus pemimpin sekte Nizari Isma'iliyah, sebuah sekte Syiah yang pada abad ke-12 dan 13 biasa disebut sekte pembunuh. Sekte ini membunuh beberapa tokoh atau pemimpin yang dianggap tidak sejalan dengan pemikiran mereka dan hanya bisa membuat rakyat sengsara. Sekte ini disebut dengan Hashashin yaitu kelompok pembunuh paling mengerikan.

Olievia Fransiska

5 bulan yang lalu

Jika aku bisa sekeren Sherlock Holmes, pertama-tama aku akan mengasah kemampuanku dalam observasi dan deduksi. Setiap orang yang kutemui, setiap kejadian yang terlihat biasa, akan kuamati dengan seksama. Aku akan bisa membaca ekspresi wajah, gerakan tubuh, bahkan nada suara, lalu menganalisisnya untuk menemukan kebenaran tersembunyi yang tak terlihat oleh orang lain. Aku akan menjadi seorang detektif yang menyelesaikan misteri dengan cara yang tak terduga, menuntun orang-orang melalui kebingungannya, seperti detektif di layar kaca. Tak hanya itu, aku juga akan memanfaatkan teknologi untuk mendalami setiap kasus, menggunakan data dan algoritma untuk memprediksi pola-pola yang ada, bahkan menebak tindakan orang sebelum mereka melakukannya. Aku akan memecahkan kasus yang menantang, dari misteri hilangnya barang berharga hingga teka-teki rumit yang membuat banyak orang frustasi. Namun, aku juga akan menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat, seperti Watson yang selalu ada di sisiku. Aku akan berbagi kemenangan dan kegagalan, dan belajar untuk lebih peduli pada perasaan orang lain, meskipun aku lebih suka tenggelam dalam pikiranku yang penuh teka-teki. Dalam hidup sehari-hari, aku akan terus mengasah kemampuanku untuk berpikir kritis, tak mudah terpengaruh oleh opini orang lain, dan berani mempertanyakan setiap asumsi yang ada. Walaupun aku mungkin agak eksentrik, orang-orang di sekitarku akan selalu tahu bahwa mereka bisa mengandalkanku untuk menemukan jawaban atas misteri-misteri terbesar dalam hidup mereka. Jadi, aku akan terus bergerak maju dengan kepala penuh logika dan hati yang sedikit lebih terbuka—seperti Sherlock, tetapi dengan sedikit lebih banyak kepedulian terhadap orang-orang di sekitarku.

Olievia Fransiska

5 bulan yang lalu

Saya suka tokoh Sherlock Holmes dari seri buku karya Arthur Conan Doyle, khususnya di buku "Sherlock Holmes: A Study in Scarlet". Yang membuat saya suka banget sama Sherlock adalah kecerdasan dan kemampuannya dalam memecahkan kasus-kasus rumit dengan deduksi yang sangat tajam, bahkan di luar logika orang biasa. Selain itu, kepribadiannya yang agak eksentrik dan tidak terlalu peduli dengan norma sosial menambah daya tarik karakter ini. Saya juga suka bagaimana hubungan dia dengan Dr. Watson, yang selalu mendukungnya meski kadang merasa kebingungan dengan cara Sherlock bekerja. Ini memberikan dimensi yang menarik pada cerita dan karakter Sherlock sendiri.

Kanaya Azkia Mecca

5 bulan yang lalu

kita dapat menikmati pemandangan yang indah karena mempunyai indra penglihatan yaitu mata. bagian dan fungsi mata. mata memiliki banyak bagian dengan fungsinya masing2

Rozain sungkar

5 bulan yang lalu

Yang saya lakukan kalau saya bisa sekeren tokoh favorit saya adalah saya akan belajar dengan giat sampai cita cita saya tercapai yaitu menjadi dokter

Sabrina Candra Kirana

5 bulan yang lalu

“Planet Luna” adalah novel fiksi remaja karya Ray Antariksa Yasmine yang bercerita tentang “seorang gadis bernama Luna yang mengalami perundungan dan kesepian”

Amelia Cynthia Dewi

5 bulan yang lalu

Alika & Davin bukunya bercerita tentang seorang anak remaja yang bernama Alika itu sangat ceroboh dan sedikit lemot berbeda sekali dengan Davin yang sikapnya sangat dingin. Dan ternyata mereka berdua sepupu jauh.

MARWAH CHANTIKA

5 bulan yang lalu

"The Giver" (lois lowry) Di masyarakat futuristik yang seragam dan "sempurna", Jonas, seorang anak berusia 12 tahun, terpilih menjadi Penerima Kenangan. Melalui Sang Pemberi, ia menerima kenangan masa lalu umat manusia, mengalami emosi dan rasa sakit yang hilang dari masyarakatnya. Jonas mulai mempertanyakan "kesempurnaan" ini dan memutuskan untuk mengubah segalanya.