KEISHA ALIFIA HASAN
3 bulan yang lalu
judul: Aladdin
tentang: kisah seorang laki-laki yang menemukan botol lalu keluar jin berwarna biru yang harus menuruti 3 permintaan dari pemiliknya.
Aldebaran Azka
3 bulan yang lalu
Penakluk Badai biografi tentang KH. Hasyim Asyari, penulis Aguk Irawan.
Yang menceritakan tentang perjuangan KH. Hasyim Asyari pada masa penjajahan, serta kompromi beliau pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia
Belva Bintang Ganesha
3 bulan yang lalu
Hari ini, saya membaca buku berjudul "Misteri Drumben Tengah Malam" yang ditulis oleh Dian Kristiani dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023.
Buku ini mengisahkan tentang Faben, seorang remaja yang merasa tidak nyaman tinggal di Yogyakarta setelah pindah dari Bengkulu. Perbedaan dalam makanan, teman, dan cuaca membuatnya berharap waktu dua tahunnya di Yogyakarta segera berlalu. Namun, suatu malam, Faben mendengar suara drumben misterius yang berbunyi di tengah malam. Setelah mencari informasi, ia menemukan bahwa suara tersebut konon berasal dari makhluk astral dan dianggap sebagai pertanda bahwa siapa pun yang mendengarnya akan terikat untuk tinggal di Yogyakarta selamanya.
Cerita ini membawa saya menyelami pengalaman Faben dalam menghadapi ketakutannya dan mencari cara untuk mengatasi situasi misterius tersebut. Buku ini juga memberikan wawasan tentang bagaimana seseorang beradaptasi dengan lingkungan baru dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga.
Itlah ringkasan buku yang sudah saya baca hari ini, Terimakasih
Adiva Mahya Fauzi
3 bulan yang lalu
Hari ini aku membaca buku yang berjudul Mencuci Tangan Dan Menggosok Gigi.Buku ini berpesan bahwa sikat gigi dan mencuci tangan itu harus kita lakukan. Sebelum makan dan memegang sesuatu kita harus mencuci tangan . Sebelum tidur dan sesudah makan sesuatu yang manis kita harus menggosok gigi .Agar tubuh kita sehat.
Syafira azzahra gumatu
3 bulan yang lalu
buku cerita habis gelap terbitlah terang ide pokok dari cerita habis gelap terbitlah terang
perjuangan Kartini untuk memajukan kaum perempuan dan menghapus diskriminasi yang dialami mereka.
isi cerita
perjalanan hidup, cita-cita, dan harapan Kartini untuk memajukan kaum wanita.
inti cerita
perjuangan Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan.
pesan moral
pentingnya pendidikan, emansipasi, dan kesetaraan gender bagi perempuan.
Syavira Putri
3 bulan yang lalu
Halo Teman Baca , hari ini aku membaca tentang hal-hal apa saja yang membatalkan puasa. Salam Literasi
ALYA NABILA HUSNA
3 bulan yang lalu
ROBOHNYA SURAU KAMI
karya: A.A. Navis
Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak temannya di dunia terpanggang panas, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan, ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar Syeh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, lalu bertanya kenapa mereka di neraka semuanya. Tetapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun tak mengerti juga.
“Bagaimana Tuhan kita ini?” kata Haji Saleh kemudian. “Bukankah kita disuruh-Nya taat beribadah, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita dimasukkan ke neraka.”
“Ya. Kami juga berpendapat demikian. Tengoklah itu, orang-orang senegeri kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat.”
“Ini sungguh tidak adil.”
“Memang tidak adil,” kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh.
“Kalau begitu, kita harus minta kesaksian kesalahan kita. Kita harus
mengingatkan Tuhan, kalau-kalau ia silap memasukkan kita ke neraka ini.”
“Benar. Benar. Benar,” sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.
“Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?” suatu suara melengking di dalam kelompok orang banyak itu.
“Kita protes. Kita resolusikan,” kata Haji Saleh.
“Apa kita revolusikan juga?” tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner.
“Itu tergantung pada keadaan,” kata Haji Saleh. “Yang penting sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.”
“Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita peroleh,” sebuah suara menyela.
“Setuju! Setuju! Setuju!” mereka bersorak beramai-ramai.
Lalu, mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan. Dan Tuhan bertanya, “ Kalian mau apa?”
Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama indah, ia memulai pidatonya.
“O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. KitabMu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikit pun membacanya.
Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami Engkau panggil kemari, Engkau masukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi halhal yang tidak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepada kami ditinjau kembali dan memasukkan kami ke surga sebagaimana yang Engkau janjikan dalam kitab-Mu.”
“Kalian di dunia tinggal di mana?” tanya Tuhan.
“Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.”
“O, di negeri yang tanahnya subur itu?”
“Ya. Benarlah itu, Tuhanku.”
“Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan?”
“Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami,” mereka mulai menjawab serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu.
“Di negeri, di mana tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuh tanpa ditanam?”
“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”
“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu?”
“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”
“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?” “Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah penjajah itu, Tuhanku.”
“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan?”
“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”
“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?”
“Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu, kami tak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.”
“Engkau rela tetap melarat, bukan?”
“Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.”
“Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?”
“Sungguhpun anak cucu kami melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala belaka.”
“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya, bukan?”
“Ada, Tuhanku.”
“Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri engkau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang.
Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.”
Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.
Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya di dunia ini salah atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.
“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh.
“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka itu kucar-kacir selamanya.. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.”
Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.
Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.
“Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget.
“Kakek.”
“Kakek?”
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.”
“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya melangkah secepatnya meninggalkan istriku yang tercengang-cengang.
Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya. Tetapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia.
“Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidak ia tahu Kakek meninggal?”
“Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kafan buat Kakek tujuh lapis.” “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab,” dan sekarang ke mana dia?”
“Kerja.”
“Kerja?” tanyaku mengulangi hampa.
“Ya. Dia pergi kerja.”***
Nadira Aprilia
3 bulan yang lalu
Halo Teman Baca , hari ini aku membaca tentang hal-hal apa saja yang membatalkan puasa. Salam Literasi
Muhammad Malik Nauval ramadhan
3 bulan yang lalu
abu Jahal yang durhaka,abu Jahal adalah sombong kenapa nabi Muhammad Saw ,abu Jahal tidak mempercayai ajaran nabi Muhammad Saw,abu Jahal suka mengejek nabi Muhammad Saw,dan anak buah nya melempar kotoran kambing unta kepada orang yang lagi sholat ,dan abu Jahal berniat untuk menyingkirkan nabi Muhammad Saw.