MUHAMMAD FAJAR AL FARIZi
3 bulan yang lalu
Ahmad Fuadi, S.IP, M.A adalah novelis, pekerja sosial, dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk berprestasi.
Wikipedia
Angelica Puspita Putri Suparman
3 bulan yang lalu
Laskar Pelangi -Andrea Hirata
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammmadiyah di Pulau Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama yaitu dari kelas 1 SD sampai Kelas 3 SMP, dan mereka menyebut dirinya sebagai Laskar Pelangi. Pada dibagian akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah 1 anak perempuan yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.
Syafiqah Aqilla Fauzan
3 bulan yang lalu
Hari ini saya membaca Buku yang berjudul " Aku Sayang Mama" yang menceritakan seoarang anak perempuan yang sayang terhadap mama nya. dimana dia berusaha menjadi anak yang baik, penurut dan suka menolong terhadap mama nya
Aprilya haryanti
3 bulan yang lalu
Judul: Laut Merah. Sudah empat hari nelayan-nelayan tak bisa turun ke laut. Pada malam hari, hujan lebat turun. Gemuruh gelombang, tiupan angin kencang di kegelapan malam seolah-olah memberi tanda bahwa alam sedang murka, laut sedang marah. Bahkan, bintang-bintang pun seolah tak berani menampakkan diri.
Nelayan-nelayan miskin yang menggantungkan rezekinya pada laut setiap hari bersusah hati. Ibu-ibu nelayan terpaksa merelakan menjual emas simpanannya yang hanya satu dua gram untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Mereka yang tak punya benda berharga terpaksa meminjam pada lintah darat.
Namun, selama hari-hari sulit itu, ada pesta di rumah Pak Yus. Tak ada yang menikah, tak ada yang ulang tahun, dan Pak Yus juga bukan orang kaya. Pak Yus hanyalah nelayan biasa, seperti para tetangganya.
Pada hari-hari sulit itu, Pak Yus menyuruh istrinya memasak nasi dan beberapa macam lauk-pauk banyak-banyak. Lalu, ia mengundang anak-anak tetangga yang berkekurangan untuk makan di rumahnya. Dengan demikian rengek tangis anak yang lapar tak terdengar lagi, diganti dengan perut kenyang dan wajah berseri-seri.
Kini tibalah hari kelima. Pagi-pagi Ibu Yus memberi laporan, “Pak, uang kita tinggal 20.000. Kalau hari ini kita menyediakan makanan lagi untuk anak-anak tetangga, besok kita sudah tak punya uang. Belum tentu nanti sore Bapak bisa melaut!”
Pak Yus terdiam sejenak. Sosok tubuhnya yang hitam kukuh melangkah ke luar rumah, memandang ke arah pantai dan memandang ke langit. Nun jauh di sana segumpal awan hitam menjanjikan cuaca buruk nanti petang.
Kemudian, ia masuk ke rumah dan berkata mantap, “Ibu pergi saja ke pasar dan berbelanja. Seperti kemarin, ajak anak-anak tetangga makan. Urusan besok jangan dirisaukan.”
Ibu Yus pergi ke dapur dan mengambil keranjang pasar. Seperti biasa, ia patuh pada perintah suaminya. Selama ini Pak Yus sanggup mengatasi kesulitan apa pun. Sementara itu Pak Yus masuk ke kamar dan berdoa. la mohon agar Tuhan memberikan cuaca yang baik nanti petang dan malam. Dengan demikian para nelayan bisa pergi ke laut menangkap ikan dan besok ada cukup makanan untuk seisi desa.
Siang harinya, anak-anak makan di rumah Pak Yus. Mereka bergembira. Setelah selesai, mereka menyalami Pak dan Bu Yus lalu mengucapkan terima kasih.
“Pak Yus, apakah besok kami boleh makan di sini lagi?” seorang gadis kecil yang menggendong adiknya bertanya. Matanya yang besar hitam memandang penuh harap.
Ibu Yus tersenyum sedih. la tak tahu harus menjawab apa. Tapi dengan mantap, dengan suaranya yang besar dan berat Pak Yus berkata, “Tidak Titi, besok kamu makan di rumahmu dan semua anak ini akan makan enak di rumahnya masing-masing.”
Titi dan adiknya tersenyum. Mereka percaya pada perkataan Pak Yus. Pak Yus nelayan berpengalaman. Mungkin ia tahu bahwa nanti malam cuaca akan cerah dan para nelayan akan panen ikan.
Kira-kira jam empat petang Pak Yus ke luar rumah dan memandang ke pantai. Laut tenang, angin bertiup sepoi-sepoi dan daun pohon kelapa gemerisik ringan. Segumpal awan hitam yang menjanjikan cuaca buruk sirna entah ke mana. la pergi tanpa pamit.
Malam itu, Pak Yus dan para tetangganya pergi melaut. Perahu meluncur tenang. Para nelayan berhasil menangkap banyak ikan. Ketika fajar merekah perahu-perahu mereka menuju pantai dan disambut oleh para anggota keluarga dengan gembira.
Pak Yus teringat pada anak-anak tetangga. Tuhan telah menjawab doanya. Semua nelayan itu mendapat rezeki. Hari itu tak ada pesta di rumah Pak Yus. Semua anak makan di rumah ibunya masing-masing. Sekali lagi di atas perahunya, Pak Yus memanjatkan doa syukur.
Nuri Maulida Ariyani
3 bulan yang lalu
judul buku : Naik Delman
ceritakan : seorang anak Perempuan yang ingin duduk di depan saat menaiki delman yang saat di kendarai teh Kokom , akhirnya...Neneng (seorang anak perempuan tersebut) bisa duduk di depan namun, duduk di depan tidak menyenangkan seperti yang ia pikirkan dulu.
INTAN PUTRI RAHAYU
3 bulan yang lalu
ubur-ubur ikan lele legenda batu menangis le,,,,penulis nya MB.Rahimsyah AR
Faezya Radya Andita
3 bulan yang lalu
Buku yang bercerita tentang kesenian dan budaya dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia, membahas dari tanggal berdirinya suatu provinsi, sumber daya alamnya, kesenian daerah, dan lain-lain. Buku ini juga disertai gambar tarian, gambar rumah adat, gambar baju adat dan gambar senjata tradisional. Kemudian, menyajikan gambar dari sumber daya alam masing-masing daerah. membahas tentang geografis dan keadaan alam Indonesia.
Muhammad raffaza al fatih
3 bulan yang lalu
berbagai macam rumah adat dan pakaian adat di indonesia
Najwa Rahimah
3 bulan yang lalu
Buku tentang konser Donasi dari Musikus.
Sejumlah musikus Menggalang dana terkait dengan dampak virus Corona.konser streaming dari rumah masing masing