Sameera Hafidzah Fauzan
2 bulan yang lalu
Sebenarnya saya ga bercita2 seperti menjadi jurnalis.tetapi cita2 saya menjadi guru. Hari ini saya membaca Artikel tentang Mba Nana yang berjudul "Catatan Najwa".
Catatan Najwa berisi refleksi Najwa Shihab atas isu yang dibahas di program Mata Najwa. Dengan gaya rima yang khas, Catatan Najwa menggelitik dengan sindiran, menohok tajam, kadang seperti ajakan merenung. Inilah narasi-narasi terbaik Mata Najwa yang akan terus relevan dibaca kapan pun.
Selama para pejabat menghamba harta benda,
negara akan terus jadi sapi perah penguasa.
Saham kosong dan proyek tersedia,
begitulah kisah pejabat negara merendahkan dirinya.
(PEJABAT PEMBURU RENTE, hlm. 104)
Rakyat perlu para penegak yang berwibawa,
bekerja demi keadilan dengan bangga.
Karena kita tak membayar seragam mereka,
hanya untuk menegakkan hukum rimba.
(HUKUMAN SALAH ALAMAT, hlm. 115)
Apa arti ijazah yang bertumpuk,
jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?
Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi,
jika hanya perkaya diri dan sanak-famili?
(DARI JOGJA UNTUK BANGSA, hlm. 159)
Joko Pinurbo (Sastrawan)
“Dengan menggunakan modus puisi,
premis-premis terumuskan dengan jelas dan tegas,
pertanyaan-pertanyaan tetap menggema,
mengusik nurani dan pikiran kita yang mudah lupa.”
KH. Mustofa Bisri (Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin)
“Mata Najwa, Mata Batin Kita.”
Reza Rahadian (Aktor)
“Narasi seorang Najwa mampu membuat kita terkesima. Kita terpancing untuk mencerna dan memikirkan lebih saksama. Ini tak sekadar goresan kata-kata. Ini adalah keteguhan sikap dan kejelian mengolah kata dan rasa.”
Sujiwo Tejo (Dalang)
“Indonesia tanpa Pancasila kehilangan dasar, Indonesia tanpa Mata Najwa kehilangan pandangan.”
Surya Paloh (Chairman Media Group)
“Metro TV lahir dengan misi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan di sini jejak langkah Najwa bermula. Inilah cara Metro TV mendidik jurnalisnya. Membangun integritas tanpa batas.”
Wishnutama Kusubandio (CEO NET Mediatama Televisi)
“Menonton Mata Najwa bagi saya bukan hanya menambah value, wawasan dan hiburan, tetapi juga memberi semangat kepada diri saya sendiri dalam berkarya.”
TENTANG PENULIS
Najwa Shihab adalah jurnalis di Metro TV, televisi berita pertama di Indonesia. Sebagai jurnalis senior, Najwa telah mewawancarai banyak sekali tokoh penting dalam dan luar negeri pada berbagai momen krusial. Ia secara khusus mewawancarai seluruh kandidat presiden dan wakil presiden pada setiap Pemilu langsung di Indonesia, dari 2004 hingga 2014.
Najwa juga meliput berbagai peristiwa besar dan genting. Salah satu yang paling legendaris adalah menjadi reporter televisi pertama yang melaporkan secara intensif bencana gempa dan tsunami Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004.
Liputannya itu diganjar berbagai penghargaan, di antaranya Penghargaan Hari Pers Nasional dari Persatuan Wartawan Indonesia Pusat pada 2005 dan Wartawan Televisi Terbaik dari Persatuan Wartawan Indonesia Jakarta.
Tujuh tahun terakhir, Najwa dipercaya mengelola program mingguan Mata Najwa yang kini menjelma sebagai program talkshow berpengaruh di Indonesia. Pengakuan atas reputasi Najwa Shihab sebagai jurnalis dan presenter Mata Najwa ditandai dengan berbagai penghargaaan jurnalistik dari dalam dan luar negeri.
Di antaranya, ia terpilih sebagai Insan Pertelevisian Terbaik dalam ajang Panasonic Gobel Awards (2016), The Influential Woman of The Year dari Elle Magazine (2016), Presenter Talkshow Terfavorit Panasonic Gobel Awards pada 2015, Most Progressive Figure oleh Forbes Magazine (2015), Young Global Leader oleh The World Economic Forum (2011). Najwa juga meraih gelar Highly Commended for the Best Current Affairs Presenter di Asian Television Award pada 2009 dan 2007.
Selain menjadi jurnalis, Najwa juga ditunjuk menjadi Duta Baca Indonesia (2016-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan tugas utama menyebarkan minat baca ke penjuru negeri. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini memperoleh gelar LLM (Legal Law Master) dari Melbourne Law School melalui beasiswa dari Pemerintah Australia pada 2009.
Qaisya Lauza Maizahra
2 bulan yang lalu
Mbak nana (Najwa Shihab) sosok perempuan yang inspiratif. Najwa Shihab adalah jurnalis dan figur atas dedikasinya dalam media. Karir nya cemerlang kemampuan dalam menyampaikan informasi secara kritis dan profesional. Setelah dewasa, Aku ingin seperti mbak nana ( Najwa Shihab) yang selalu profesional dalam pekerjaan dan menjadi orang yang disiplin.
Intan Saffitri
2 bulan yang lalu
Salah satu kutipan Najwa Shihab yang bisa membuat siapa pun ingin terus membaca adalah:
"Membaca adalah cara kita memahami dunia, karena dengan membaca, kita bisa hidup ribuan kehidupan sebelum mati."
Saya suka kutipan ini karena ia menangkap esensi dari membaca sebagai jendela ke berbagai pengalaman. Buku memungkinkan kita menjelajahi dunia yang luas, bertemu karakter-karakter yang inspiratif, dan merasakan emosi yang mungkin tidak akan kita alami dalam kehidupan nyata. Membaca juga memberi kita perspektif baru, membuat kita lebih terbuka, kritis, dan kaya secara intelektual.
Eprima Yuniarti
2 bulan yang lalu
Ahmad Fuadi penulis novel Negeri 5 Menara. yang saya suka dari buku Negeri 5 Menara yaitu, ceritanya sangat bagus, penuh dengan motivasi dan bahasa yang digunakan mudah dipahami
Zafran Syafiq Abdillah
2 bulan yang lalu
Penulis favoritku adalah Watiek Ideo. Banyak buku yang ditulis olehnya salah satunya buku yang mengajarkan tentang kreatifitas didalamnya. Banyak cerita seru dan mendapatkan ide yang seru juga setelah membaca buku ini.
Nathifa Zhafirah
2 bulan yang lalu
Aku belum pernah terpikirkan menjadi seorang jurnalis. Tetapi yang aku suka dari mbak Nana, beliau adalah orang yang kritis dan bisa membuat lawan bicaranya kebingungan untuk menjawab pertanyaannya.
Faza Aimar Ahyan
2 bulan yang lalu
Fujiko F Fujio penulis Komik Doraemon. suka dengan hasil karyanya, gambar-gambarnya juga bagus. dan jalan ceritanya juga menarik
Gendis Caesarly Gayatri
2 bulan yang lalu
"Terpujilah mereka yang gigih sebarkan bahan bacaan, kepada mereka yang haus ilmu pengetahuan. Merekalah yang menyodorkan jendela dunia agar anak-anak bangsa dapat berpikir seluas cakrawala."
Yang membuat saya suka dari kutipan tersebut yaitu hal dalam berbagi ilmu, menyebarkan kebaikan, menyebarkan pengetahuan itu tidak boleh pelit, karena masih ada beberapa orang yang memerlukan ilmu tersebut. Jadi janganlah pelit dalam berbagi ilmu.