JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh
Pinjam buku ini
Sengsara membawa nikmat

Sengsara membawa nikmat

Tulis Sutan Sati

Edisi Cetakan 20
Penerbit Jakarta : Balai Pustaka, 2010
Deskripsi Fisik viii + 206 Halaman : Ilustrasi ; 21 cm
ISBN 979-407-360-1
Subjek Fiksi
Bahasa Indonesia
Call Number 813 TUL s

Tersedia di:

~Perpustakaan Jakarta Barat - Tanjung Duren
Dapat Dipinjam: 1
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00005329471
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM BARAT - Ruang Layanan Khusus Remaja dan Dewasa
813 TUL s
Koleksi Umum
~Perpustakaan Jakarta Timur - Jatinegara
Dapat Dipinjam: 2
Baca di Tempat: 1
Sedang Dipinjam: 0
00005500557
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM TIMUR - Ruang Layanan Khusus Remaja dan Dewasa Lantai 3
F SAT s
Koleksi Umum
00005642828
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM TIMUR - Ruang Layanan Khusus Remaja dan Dewasa Lantai 3
F SAT s
Koleksi Umum
00005866290
Baca di tempat
B 9216 PQU TIMUR
813 TUL s
Koleksi Umum
~Perpustakaan Jakarta Selatan - Gandaria Tengah
Dapat Dipinjam: 3
Baca di Tempat: 0
Sedang Dipinjam: 0
00005344802
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN
813 SAT s
Koleksi Umum
00005344803
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN
813 SAT s
Koleksi Umum
00005344804
Tersedia
RUANG KOLEKSI UMUM SELATAN
813 SAT s
Koleksi Umum

Deskripsi

Midun tidak habis pikir. Bagaimana mungkin Kacak-penghulu yang kaya raya, bangsawan tinggi kemenakan raja di kampungnya menaruh iri dan dendam kepadanya, yang hanya seorang rakyat biasa? Midun merasa tidak melakukan perbuatan yang salah, menyinggung atau menyakiti orang lain. Ia tidak menyadari, justru kehalusan budi pekerti dan kerendahan hatinya menyebabkan ia begitu disayangi dan dibela oleh orang-orang sekampung, sehingga menerbitkan rasa cemburu dan benci Kacak. Tak habis-habisnya Kacak mencari akal untuk menjebak, menyiksa, bahkan menghabisi nyawa orang yang tak disenanginya. Niatnya tak pernah sampai karena penjagaan ayah dan guru silat Midun. Tetapi akhirnya upaya Kacak berhasil juga, Midun dihukum penjara karena kesalahan yang sengaja ditimpakan kepadanya. Menjadi orang hukuman benar-benar suatu hal yang tidak pernah dibayangkan oleh Midun. Walaupun demikan, ia mencoba menjalani dengan tabah dan berani. Hari-hari di dalam penjara terasa berat, bahkan masa depan pun tidak jelas. Apa yang dapat ia lakukan untuk memperbaiki nasib? Midun memilih untuk tidak menyerah. Bagaimana selanjutnya perjuangan Midun untuk bertahan hidup? Dapatkah ia mengubah nasibnya yang kurang beruntung? Dan bagaimana akhir permusuhannya dengan Kacak?

Ulasan

Belum ada ulasan untuk buku ini. Jadilah yang pertama untuk mengulas!