Ulasan - Askeso kesedaran (1)
4.0
/5

Prasdianto
4 minggu yang lalu
Ada hal berulang yang hadir ketika membaca karya klasik. Kita sudah sangat akrab dengan tokoh, plot dan latarnya. Bahkan jika ingin bersusah payah, akrab juga dengan karya turunannya. Sama halnya ketika banyak org2 berkomentar tentang materi lawakan Warkop DKI, "Ah dikira legend, tapi ternyata biasa saja" Komentar seperti tadi harus dimaklumi karena keterbatasan wawasan dan keluasan rentang pengetahuan lintas Zaman. Mereka tidak sadar kalau materi lawakan yg mereka biasa dengar semata adalah turunan dari materi Warkop DKI. Begitu ****** karya klasik. Membacanya seperti menelusuri sungai ke hulu. Jarang dijumpai desa, dusun bahkan kota di tepiannya. Alirannya deras tidak pelan beradaptasi dengan zaman. San Pek Eng Tay, Romeo Juliet, Anthony Cleopatra, Rangga Cinta. Narasi mereka bisa jadi adalah hilir sungai. Dan pencarian hulunya bisa jadi ada atau tidak ada, seperti halnya hulu sungai Nil.