Letter to a friend from the country

Pramudya Ananta Toer (Pengarang)

Demikianlah hendaknja kau anakku

M. Poppy Huta Galung (Pengarang)

Seminar pengajaran bahasa. Daftar nama peserta

Hunting the opposition

Robin Osborne (Pengarang)

Melepas 1981

M. Poppy Donggo Hutagalung (Pengarang)

Uitnodiging PEN-centrum voor Ananto Toer

Van Een Onzer Verslaggevers (Pengarang)

Seminar pengajaran bahasa. jadwal dan acara

Sudomo, bekas tahanan dijamin bebas bekerja

Toto Soedharto (Pengarang)

Stop Politisasi pesantren

Acep Zamzam Noor (Pengarang)

The missing one, Pramudya Ananta Tur

Ben Anderson tentang Soedjatmoko

Hermien Y. Kleden (Pengarang)

Pesantren rusak karena politik

Acep Zamzam Noor (Pengarang)

Perincian-tugas pusat penelitian pendidikan dan kebudayaan

Jadwal acara seminar tata bahasa baku bahasa Indonesia 1985

Kata nama,kata pembawa angan-angan, dan hierarki kekataan

Rakyat yang ikut2an PKI menyerah pada petugas ABRI : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (52)

Eksponen bahasakah kalimat itu

Aliansi besar untuk perubahan : Bentuk oposisi jika pemilu tidak hasilkan pemimpin bersih

Rumusan kembali tentang situasi

Jang ditakuti oleh Da Vinci

Perdjalanan

Gerson Poyk (Pengarang)

Bahasa Indonesia dan jalan pikiran kita

Latarbelakang pergolakan mahasiswa di Amerika dan Eropah

Bung Karno geleng2 kepala melihat kemarahan rakyat : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (144)

"Radio ampera" berkumandang melawan sisa2 G-30-S-PKI : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (143)

Patut ditumbuhkan sikap bangga pada bahasa indonesia

Wilson Nadeak (Pengarang)

Bung Karno kabinet gestapu : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (141)

Penyempurnaan kabinet Dwikora bukan karena desakan mahasiswa : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (140)

Wibawa Soekarno dijadikan modal untuk menyusun kekuatan PKI : Cuplikan dari ''Siapa menabur angin, akan menuai badai" (139)

Pada mulanya adalah sikap.

Acep Zamzam Noor (Pengarang)

Mengenang Soedjatmoko, melihat abad ke-21