Duri-duri (Bagian 5)

Sri Siregar (Pengarang)

Duri-duri (Bagian 8)

Sri Siregar (Pengarang)

Duri-duri (Bagian 20-21)

Sri Siregar (Pengarang)

Duri-duri (Bagian 17)

Sri Siregar (Pengarang)

Duri-duri (Bagian 10-13)

Sri Siregar (Pengarang)

Dari Mochtar Lubis hingga Mangunwijaya

Th. Sri Rahayu Prihatmi (Pengarang)

Rendra si burung merak : "Saya bukan politikus"

Herman Wijaya (Pengarang)

Puisi dijaring mimpi

T. Wijaya (Pengarang)

Cerpen babi

Putu Wijaya (Pengarang)

Membaca tubuh "Kafkaesque"

Pungkit Wijaya (Pengarang)

Menanti kelahiran : Cerpen Dimas Agoes Pelaz

Dimas Agoes Pelaz (Pengarang)

Pembacaan puisi solidaritas Bosnia : Prof. Dr. H. Umar Shihab berceramah isra mikraj

Sastra desakralisasi Pram

Putu Wijaya (Pengarang)

Putu Wijaya dan Didi Petet akan hadir di Taman Budaya

Wara Sumbadra janda tak resmi jadi incaran Prabu Setiwijaya

Soewartono (Pengarang)

Cerpen kucing

Putu Wijaya (Pengarang)

Trims kok IX

Putu Wijaya (Pengarang)

Arjuna selamatkan Sumbadra dari tangan Setiwijaya

Soewartono (Pengarang)

Bocah dalam perang

Putu Wijaya (Pengarang)

Srikandi mencarikan makan Angkarawijaya sampai di kerajaan Nasarukmi

Soewartono (Pengarang)

Kumpulan karya sastra dalam Majalah Tempo 28 April 1990

Putu Wijaya (Pengarang)

Antara kita : pancasila bukan warisan Majapahit

I. Wangsa Wijaya (Pengarang)

Menonton matahari condong di antara sapu lidi : Aduh, bandar teater

Afrizal Malna (Pengarang)

Dapatkah seni budaya Betawi bertahan

Jajang Gunawijaya (Pengarang)

Affandi : Bali sumber inspirasi

Amin (Pengarang)

Cuci gudang

Khamid Wijaya (Pengarang)

Rendra: TIM tempat bercokol seniman-seniman Priyayi

Herman Wijaya (Pengarang)

Salam budaya buat Ny. Diha

Putu Wijaya Jr (Pengarang)

Realitas dan imajinasi

Mangunwijaya (Pengarang)

Teater Jambi gebrak taman budaya

Les Troubadours

Y.B Mangunwijaya (Pengarang)

Mengenang Ki Hajar Dewantoro atau menghargai sistem amongnya

Helmy Yantiasa (Pengarang)