Aulia vanessa antowa
2 tahun yang lalu
Saya membaca Di rumah. karena nyaman dan tenang untuk membaca
Hasna zhafira
2 tahun yang lalu
Di perpustakaan Cikini aku suka membaca buku di sana karena banyak pilihan bukunya dari anak-anak dewasa sampai buku novel pun ada dan masih banyak lagi, tempatnya juga luas tidak hanya satu lantai tapi ada beberapa lantai dan tempatnya juga aman dan nyaman kalau anda membawa anak kecil bisa di ajak ke ruang bermain terimakasih
Putri nur mahmudah
2 tahun yang lalu
Saya membaca buku di perpustakaan RPTRA dekat rmh, dan saya sangat suka membaca buku karna membaca itu menyenangkan dan gembira
Bilqis Afifah Az Zahra
2 tahun yang lalu
yaitu aku memilih buku sang kuriang karna biar keluarga ku bisa tau klo anak nya membunuh ayah nya dan biar kakak dan saudara ku tau klo membunuh ayah nya adalah dosa berat dan bisa masuk neraka segitu saja ya terimakasih
Dennis Daka Alfaro
2 tahun yang lalu
Di sebuah desa, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Malin Kundang. Malin Kundang tinggal Bersama Ibunya, mereka bukan orang kaya tetapi mereka berasal dari golongan orang yang tidak punya. Sehari-hari Ibunya bekerja sebagai nelayan. Namun, pengahasilan yang ia dapat belum bisa mencukupi kebutuhan mereka segari-hari sehingga hidup mereka serba kekurangan.
Saat Maling Kundang sudah beranjak dewasa, Malin Kundang memutuskan untuk pergi ke Kota. Ia ingin mengadu nasibnya kesana agar kehidupan Malin dan Ibunya lebih baik dan tercukupi. Dengan berat hati, Ibu Malin pun mengeluarkan Malin yang ingin pergi ke Kota. Kini, ibunya Kembali menjadi perempuan tua yang tinggal di desa dengan sebatang kara tanpa anaknya. Setelah kepergian Malin, ibunya selalu memikirkan dan menghafatirkan keadaan anaknya itu. Dia jadi sakit-sakitan, sementara Malin tak pernah mengirin kabar untuk ibunya.
Hingga beberapa tahun kemudian, Malin berhasil mengubah kehidupannya yang lebih baik di kota. Ia telah menjadi saudagar yang kaya raya. Malin memiliki banyak kapal, sehingga kehidupan Malin tidak lagi susah. Malin juga menikihi seorang perempuan cantik yang bersal dari kalangan bangsawan. Suatu hari, Malin situasi keadaan yang ada di desanya. Sudah lama sekali ia tidak pulang, Malin pergi Bersama istri dan banyak pekerjanya. Ia juga membawa banyak uang untuk dibagi-bagikan kepada warga masyarakat sekitar.
Sesampainya dia di desanya. Dengan sombong ia membagikan uang kepada warga sekitar. Warga segitar di desa sangat senang. Di antara mereka ada yang mengidentifikasi Malin, yakni tetangganya sendiri. Orang itu pun langsung pergi ke rumah Malin untuk memberi tahu ibu Malin. “Ibu, apakah kau sudah tau anakmu malin pulang, Malin sekarang sudah menjadi orang kaya yang memiliki uang banyak.” seru Tetangga itu.
cerita malin kundang singkatnya pendek
cerita malin kundang singkatnya pendek
“Dari mana kamu bisa tahu itu? Selama ini aku tidak pernah mendapat kabar darinya, “ujar ibu Malin, Terkejut. “Sekarang pergilah ke pinggir pantai yang ada di sebelah desa kita. Anakmu Malin ada di sana Bersama perempuan cantik dan para pekerjanya. Dia terlihat sangat tampan.” ucap tetangganya.
Ibu malin tak percaya. Matanya sangat berkaca-kaca karena ia sungguh sangat merindukan anaknya Malin, karena setelah beberapa tahun ia tidak pernah mendengar kabar anaknya. Maka ia segera lari menuju ke pinggir pantai yang ada di sebelah desa. “Malin, kau pulang, Nak?” ucap ibunya
Malin sangat mengenali ibunya. Namun, sepertinya dia malu untuk mengakui ibunya yang berbaju sangat bagus. Bagaiamana ia akan menjelaskan kepada istrinya tentang bagaiamana asal usul dia sebelumnya. “Kau bilang ibumu sudah meninggal. Apa benar ini ibu kandungmu?” tanya istri kepada Malin, Malin pun bingung.
“Kemudian Malin bilang dia bukan ibuku, dia seorang pengemis yang mengku-ngaku sebagai ibuku” Ucap Malin. Sungguh sakit hati ibunya mendengar Malin berkata seperti itu. Lau Ibunya kutukan Malin. “Hatimu sungguh sekeras batu, dan kamu sekarang menjadi seorang yang sombong dan tidak rendah hati, Malin. Maka, kau akan ku kutuk menjadi batu. Kau adalah anak yang durhaka.” Ucap ibunya.
Malin ketakutan. Ia sangat memohon ampun kepada ibunya. Namun, ternayata ibunya sudah sangat sakit hati kepada Malin. Seketika huajan turun dan sangat lebat beserta angin, dan petir menyambar. Saat itulah Malin berubah menjadi batu.
Fina Fitriana
2 tahun yang lalu
saya suka membaca buku di kamar, duduk di depan pemandangan alam yang indah. Karena tempat tersebut sepi dan tenang sehingga saya dapat fokus membaca.
Aidina Lisysyawa
2 tahun yang lalu
Di kamar. Karena terasa nyaman dan juga membuat saya fokus serta ditemani oleh mama saya.