JAKLITERA sudah ada versi mobile lho! Unduh

BACA JAKARTA II

7 Mei 2023 - 22 Mei 2023
Triwulan 2

10244

Partisipan saat ini

0

Partisipan diundang

Deskripsi

Yuk, ikutan Tantangan Baca Jakarta selama 14 hari. Sebuah tantangan membaca untuk masyarakat semua usia yang tinggal di Jakarta maupun luar Jakarta. Bergembira bersama sambil mencerdaskan masyarakat DKI Jakarta, juga Indonesia.

Dari tanggal 7 - 20 Mei kita bersama-sama membaca sekaligus beraktivitas literasi di mana pun dan kapan pun.

#DenganBacaKitaBisa #SalamLiterasi

 

Lihat tutorial Baca Jakarta 2023 di sini: Tutorial Baca Jakarta

Bagikan event ini:

Aktivitas Peserta

FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
2 tahun yang lalu

"SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT" Karya : Mark Manson Buku ini saya rekomendasikan untuk teman saya yang terkadang terlalu cemas memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak begitu penting untuk dipikirkan berlebihan, sekaligus mengisi waktu luangnya untuk menambah ilmu wawasan dan juga melakukan kegiatan positif atau mengesampingkan kesibukannya yang terlalu cemas memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya ia pikirkan.

HAURA GHURRATUL SHAFIYAH
HAURA GHURRATUL SHAFIYAH
2 tahun yang lalu

Buku kisah 25 nabi dan rasul. Untuk menambah pengetahuan tentang para nabi dan rasul.

FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
2 tahun yang lalu

CARA TEPAT BERDEBAT SECARA CERDAS, MEYAKINKAN & POSITIF Karya : Jonathan Herring Buku ini mengajarkan tentang cara tepat menyusun secara cerdas, meyakinkan, dan positif, mengungkap rahasia dan kiat memenangkan hati dan pikiran orang lain melalui pendapat. Saya sudah membaca buku ini hampir setiap waktu istirahat pada saat saya di sekolah

ALFYYAH NUR ANNISA
ALFYYAH NUR ANNISA
2 tahun yang lalu

Tentang Semua yang Ada di Bumi Buku Tentang Semua yang Ada di Bumi merupakan sebuah kumpulan quotes singkat tentang kehidupan manusia di muka bumi. Semua perasaan, baik itu perasaan sedih, bahagia, terpuruk, galau, dan semua perasaan yang biasanya dirasakan oleh manusia sebagai makhluk sosial ditulis dan dituangkan dalam buku ini.

Lizza Novrida
Lizza Novrida
2 tahun yang lalu

Gulo, W., Metodologi Penelitian, Jakarta, Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, ISBN 978-979-696-456, viii, 262 hal. Berhubung pendidikan sekarang menggunakan kurikulum merdeka belajar yang siswanya diajarkan untuk meneliti lingkungan tempat mereka belajar maka buku metodologi penelitian ini baik sekali untuk guru-guru yang kesulitan mengajar siswa-siswinya membuat proposal, membuat laporan hasil projek mereka, terutama menuntun siswa-siswinya untuk latihan belajar meneliti dari masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dipelajari di sekolah. Jadi dalam buku ini guru dituntun untuk membuat penelitian dan dapat menuntun siswa-siswinya membuat laporan penelitian. Buku ini disusun pertama-tama untuk membantu mahasiswa mengerjakan tugas akhir mereka. Semula tulisan ini merupakan bahan kuliah Metodologi Penelitian. Bertitik tolak pada pemikiran bahwa penelitian merupakan sarana pengembangan ilmu, maka buku ini pada bab I dan II diawali dengan pembicaraan singkat tentang Hakikat Ilmu dan Penelitian, disusul dengan Penelitian sebagai Proses Ilmiah. Bab III dan IV berbicara tentang Konseptualisasi masalah, mulai dari merumuskan latar belakang masalahnya sampai mengungkapkan tujuan serta hipotesis yang berhubungan dengan itu. Bab V berbicara tentang Penarikan Sampel, dan bab VI tentang Desaian Penelitian. Metode Pengumpulan Data dengan penyusunan instrumen penelitian diuraikan di bab VII. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dalam dua tahap, yang diuraikan di bab VII tentang Analisisa. Pendahuluan atau analisis deskriftif, dan bab IX tentang Analisis Uji Hipotesis dan Bab X merupakan bab penutup yang membahas Penulisan Laporan Penelitian. Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Dengan teori, itu kita dapat “membaca” kenyataan empiris yang terjadi di sekitar kita. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda sesuai dengan “kacamata” teori yng mereka pergunakan. Tanpa teori, kita menjadi “buta” tentang peristiwa empiris yang terjadi di sekitar kita. Sebaliknya, tanpa dipweradapakan dengan peristiwa empiris, suatu teori akan menjadi lumpuh. Karena teori sangat penting dalam kaitannya dengan penelitian empiris, maka perlu kita mempunyai pemahaman yang sama tentang teori. penelitian bermanfaat pula untuk memecahkan masalah praktis. Mengubah lahan kering menjadi lahan yang subur, mengubah cara kerja lebih efisien. Dan mengubah kurikulum supaya cara kerja lebih efisien, dan lebih berdaya guna bagi pembangunan sumber daya manusia yang merupakan contoh permasalahan yang dapat dibantu pemecahannya melalui penelitian ilmiah. Hampir semua lembaga yang ada di masyarakat, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta, menyadari manfaat ini dengan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai bagian integral dalam organisasi mereka. Manfaat penelitian tersebut merupakan syarat dilakukannya suatu penelitian sebagaimana dinyatakan dalam rancangan (desain) penelitian. Penelitian sebagai proses Ilmiah dengan proses deduksi dan induksi dilakukan secara sistematis, ketat, analitis, dan terkendali. Tahap-tahap dalam proses itu teratur secara sistematis. Kita tidak boleh langsung melakukan tahap tertentu sebelum melewati tahap sebelumnya yang merupakan persyaratan bagi tahap tersebut. Konsep-konsep yang merupakan sasaran penelitian diuraikan secara oprasional atas indikator-indikator empiris. Dengan indicator-indikator tersebut, konsep yang abstrak itu terhubungkan dengan kenyataan kenyataan empiris. Penelitian selalu dikendalikan oleh hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Sepuluh tahap yang harus dilalui secara sistematis dalam suatu penelitian empiris adalah: (1) konseptualisasi masalah, (2) tujuan dan hipotesis, (3) kerangka dasar penelitian, (4) penarikan sampel atau sampling, (5) konstruksi instrumen, (6) pengumpulan data, (7) pengolahan data, (8) analisis pendahuluan, (9) analaisis lanjut, dan (10) interpretasi. Konseptualisasi masalah penelitian, adalah proses pembentukan konsep dengan bertitik tolak pada gejala gejala pengamatan. Proses ini berjalan secara induktif, dengan mengamati sejumlah gejala secara individual, kemudian merumuskannya dalam bentuk konsep. Konsep bersifat abstrak, sedangkan gejala bersifat konkret. Konsep berada dalam bidang logika (teoritis), sedangkan gejala berada dalam dunia empiris (faktual). Memberikan konsep pada gejala itulah yang disebut konseptualisasi. Konsep bersifat abstrak dan dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus. Babbie mengatakannya sebagai the process through which we specify precisely what we mean we use particular terms (proses dengan mana kita memberi nama yang khusus secara tepat yang menggambarkan apa yang kita maksudkan). Proses ini diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian, latar belakangnya, perumusannya, dn signifikansinya. Masalah sebagai kesenjangan yang ada di antara kenyataan dan harapan perlu dirumuskan secara ekspilisit. Masalah tersebut dapat ditangkap dari keluhan yang ada dalam lingkungan social yang bersangkutan. Gejala khusus ini diungkap secara jelas, untuk kemudian konsepnya dirumuskan secara operasional. Akhirnya, perlu juga diungkapkan mengapa masalah itu penting untuk diteliti, baik dari segi akademis, suatu penelitian bisa mengukuhkan teori yang ada, atau menyangkalnya, atau merevisinya. Sedangkan kepentingan praktis berhubungan dengan penelitian itu dalam pengembangan program atau pekerjaan tertentu. Konseptualisai penelitian tidak hanya merumuskan masalah, tetapi juga mengungkapkan cara-cara tentang bagaimana masalah tersebut akan teliti. Dengan demikian terdapat masalah pokok yang dijelaskan dalam konseptualisasi penelitian itu, yaitu penjelasan tentang operasional penelitiannya (aspek metodolgi). Aspek ini akan dibicarakan secara khusus dalam perencanaan penelitian (reseach design). Suatu masalah dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek empiris dan aspek logis atau rasional. Suatu peristiwa bisa disebut sebagai masalah jika terdapat kesenjangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya, antara kenyataan yang ada dan apa yang diharapkan. Dilihat dari apa yang diharapkan itu, masalah dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu : 1. masalah filosofis; 2. masalah kebijakan, dan 3. masalah ilmiah. Suatu masalah dikatakan filosofis jika gejala-gejala empirisnya tidak sesuai dengan pandangan hidup yang ada dalam masyarakat. Gejala-gejala hubungan seks sebelum nikah di kalangan remaja termasuk dalam kategori remaja itu tidak sesuai dengan norma-norma etis dan norma-norma keagamaan yang dianut oleh masyarakat. Masalah yang tegolong dalam masyarakat kebijakan adalah perilaku-perilaku atau kenyataan-kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh si pembuat kebijakan. Bantuna Inpres IDT yang tidak mencapai sasaran, kualitas pendidikan yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, adalah contoh-contoh yang termasuk dalam kategori masalah. Masalah yang tergolong dalam kategori masalah ilmiah adalah kenyataan kenyataan yang tidak sesuai dengan teori ilmu pengetahuan. Salah satu teori dalam ilmu pendidikan yang dikenal dengan ”teori hukuman” mengatakan bahwa hukuman ynag diberikan kepada anak akan mengubah perilakunya ke arah yang positif. Tetapi, dalam kenyataannya, anak-anak yang diberi hukuman itu perilakunya justru semakin mengarah pada hal-hal yang negatif, bahkan hukuman itu menanamkan dendan kepada gurunya. Masalah seperti ini termasuk masalah ilmiah. Masalah sosial menampakkan diri pada conflict issue yang Mengukur suatu variabel dapat dilakukan pada salah satu dari 4 skala pengukuran, yaitu (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, (4) skala ratio. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahi sesuatu yang ada pada tingkat tertentu dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Ia bertitik tolak dari pertanyaan yang disusun dalam bentuk masalah penelitian. Untuk menjawab pertanyaan itu disusun suatu jawaban semantara yang kemudian dibuktikan melalui penelitian empiris. Jawaban jawaban seperti itu banyak kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika sepeda motor kita tidak mau hidup mesinnya, maka kita menduga mungkin businya kotor, atau bahan bakarnya habis, atau ada yang tidak beres pada platinanya kotor. Tetapi pernyataan ini masih bersifat dugaan. Atas dasar dugaan itu kita mulai memeriksa businya, bensinnya, ada platinanya. Pada tahap ini kita mengumpulkan data untuk menguji hipotesisi kita. Hipotesis (hypo = sebelum =; thesis = pernyataan, pendapat) adalah suuatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum mengetahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, “pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan.” Penarikan sampel untuk menentukan apakah hipotesis tersebut dapat diterima, perlu diuji dalam kenyataan empiris dengan mengumpulkan data yang relevan dengan variabel-variabel yang disebutkan dalam hipotesis. Jenis data yang akan dikumpulkan itu dijelaskan pula dalam hipotesis. Jenis data yang akan dikumpulkan itu dijelaskan pula dalam perumusan hipoteis tersebut. Masalah selanjutnya adalah dimana data tersebut diperoleh dan bagaimana mendapatkannya. Dalam hubungan ini kita berbicara tentang populasi dan sample penelitian. Populasi terdiri atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhaatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui. Obyek tersebut disebut satuan analisis. Satuan analis adalah: Thoses units that we initially describe for the ultimate purpose of aggregating their characteristicics in order to describe some larger group or explain some abstract phenomenon. Satuan analisis ini mengandung perilaku atau karekteristik yang diteliti. Dalam buku ini berisi tentang hakikat ilmu dan penelitian, penelitian sebagai proses ilmiah, Kenseptualisasi masalah penelitian, hipotesis, dan penarikan sampel. Kelima bab tersebut memberi gambaran kepada kita tentang hubungan antara ilmu, penelitian dan pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan proses penelitian itu sendiri dimulai dari konseptualisasi masalah, hipotesis, dan pengujian hipotesis melalui data empiris. Pekerjaan penelitian dimulai dengan menyusun rancangan penelitin atau desain penelitian, kemudian menarik sample, menyusun instrumen analisis dan penulisan laporan penelitian. Selanjutnya adalah desain penelitian yang berisi: 1. Konseptualisasi masalah yaitu: Latar belakang masalah dan tujuan penelitian, 2. Metodologi yaitu: kerangka hipotesa, penarikan sampel, metode pengumpulan data, analisis data. Metode pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sample yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Proses pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umumnya terdiri atas 8 tahap sebagai berikut: 1. Tinjauan lilteratur dan konsultasi dengan ahli Pengnumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjauan literature yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hipotesis yang pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden kita dalam penelitian. 2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data akan dikumpulkan. Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat berterima di dalam kelompok masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan terhadap tokoh tokoh masyarakat yang bersangkutan. 3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya. Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasan kebiasaan respopndennya termasuk cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan, waktu luang mereka, dan sebagainya. 4. Uji coba atau pilot studi . Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sampel. Maksudnya untuk mengetahui apakah instrumen tersebut cukup andal atau tidak, komunikatif, dapat dipaami, dan sebagainya. 5. Merumuskan menyusun pertanyaan. Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan itu harus diirumuskan sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan substansif. 6. Mencatat dan memberi kode (recording dan coding). Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini diberi kode guna memudahkan proses analisis. 7. Cross cheking, validitas, dan reliabilitas. Tahap ini terdiri atas cross cheking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta memeriksa validitas dan reliabilitasnya. 8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis. metode pengumpulan data yaitu: wawancara, pengamatan (observasi), kuesioner atau angket, dan dokumenter. Analisis pendahuluan dengan mengumpulkan data melalui instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji sejauh mana hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya dapat diterima. Dalam hubungan ini data tersebut perlu dianalisis agar dapat dipergunakan untuk pengujian hipotesis tersebut. Data yang masih ada dalam lembar-lembar instrumen itu masih berupa data mentah, memerlukan pengolahan supaya dapat digunakan dalam proses analisis selanjutnya. Analisis itu sendiri diproses dalam dua tahap, yaitu analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis. Sebelum analisis pendahuluan, data mentah perlu diolah terlebih dahulu supaya dapat dimasukkan dalam proses analisis. Seperti bahan-bahan makanan yang akan dimasak, sebelum dimasak perlu dibersihkan terlebih dahulu, dipotong-potong, sampai siap untuk dimasak. Demikian juga data yang akan dianalisis perlu diolah terlebih dahulu. Bahan-bahan yang menjadi obyek pada pengolahan data ini adalah lembar-lembar instrumen yang sudah diisi oleh pengumpul data. Proses pengolahan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : 1. editing, 2. coding, dan 3. master sheet. Analisis Uji Hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu. Analisa uji hipotesis tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji dapat diterima atau ditolaknya hipotesis yang bersangkutan. Alat analisis yang dipergunakan untuk uji hipotesis ini tergantung pada faktor-faktor berikut ini: 1. jumlah variabel dalam pernyataan hipotesis; 2. model hubungan antar variabel; 3. skala pengukuran variable. Terakhir adalah penulisan laporan penelitian yang mengikuti sistem yang ada yaitu: Pendahuluan, Kajian teori, Metodologi, Hasil Penelitian dan Pembahasan, Kesimpulan, daftar pustaka, lampiran dan terakhir riwayat penulis.

FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
FAJAR PERMANA ARYA GUMILANG
2 tahun yang lalu

100+ TEMPAT WISATA DAN BUDAYA DI INDONESIA Karya : Nova Diadara Di dalam buku ini hal yang menarik menurut saya adalah, isi bukunya yang merupakan kumpulan tempat wisata yang direkomendasikan untuk kita kunjungi, mulai dari pantai hingga pegunungan, wisata budaya, kuliner, hingga wisata swafoto, yang bisa menjadi referensi pilihan wisata di setiap kota.

Agenda Hari Ini