Nailah Ruksana
1 tahun yang lalu
1. buku ensiklopedia napza dan narkoba jilid I dan II
2. buku tentang anatomi manusia
3. beberapa buku pelajaran
Cahya fatikah
1 tahun yang lalu
hello,cinta akan akan menemukan rumah nya sendiri meski waktu yang tidak singkat
Muhammad Rizki
1 tahun yang lalu
Buku yang aku baca selama seminggu terakhir: (ALLAHUAKBAR
DASYATNYA CIPTAAN ALLAH SWT) PERASAAN AKU MEMBACA BUKU INI :(AKU SENANG JADI BISA TAHU DAHSYATNYA CIPTAAN ALLAH SWT) PENDAPATKU(AKU JADI BISA TAHU DAHSYATNYA CIPTAAN ALLAH SWT
HABIBI RIZYAN MAULANA
1 tahun yang lalu
Assalamu'alaikum wr.wb
Hallo Sahabat Baca Jakarta
Hari ini saya membaca sebuah buku cerita rakyat Nusantara yang berjudul bawang merah bawang putih karya Jihan Rahmah parvati.
Dalam buku tersebut diceritakan tentang dua orang kakak beradik yang berbeda sifat dan kelakuan
Bawang putih adalah seorang gadis yang mempunyai sifat baik hati ramah,rajin dan suka menolong sedangkan bawang merah adalah seorang gadis yang pemalas, suka bersolek dan suka iri hati serta dengki.
Hafidz Maulana Fadillah
1 tahun yang lalu
Isi dari beberapa buku yang telah saya baca,ceritanya sangat beragam.Ada yang bercerita tentang cara menggapai cita-cita menjadi pengusaha yang sukses,ada yang bercerita tentang cara menanam pohon dengan baik dan ada yang bercerita tentang menjadi orang yang lebih baik.Setelah membaca beberapa buku tersebut saya merasa senang karena saya makin banyak pengetahuan yang belum saya dapat .
Nailah Ruksana
1 tahun yang lalu
malam ini saya membaca buku paket Matematika kelas 8 kurikulum merdeka agar bisa menjawab soal saat sts nanti
Ashilah Fathy Yusuf
1 tahun yang lalu
Tentang sifat dan karakter nabi.
Perasaan : saya sangat senang.
Pendapat : saya bisa lebih banyak mengerti dan belajar tentang arti dari sifat jujur,teladan,penyayang,sabar,berani,membantu,amanah
SIFA NURUL PADILAH
1 tahun yang lalu
aku membaca buku dongeng tentang bawang merah dan bawang putih, perasaan ku ketika membaca buku itu sangat senang sekali karena cerita nya yang seru
HanA Humairah hartanto
1 tahun yang lalu
Pada zaman dahulu kala, di atas sebuah bukit kecil yang jauh dari pemukiman penduduk, di daerah Kalimantan Barat hiduplah seorang janda yang sangat miskin bersama seorang anak gadisnya
Anak gadisnya sangat cantik, bentuk tubuhnya sangat indah, rambutnya terurai mengikal sampai ke mata kaki. Poni rambutnya tersisir rapi dan keningnya sehalus batu cendana. Namun sayangnya ia memiliki sifat yang buruk.
Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang di jalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan di belakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup di tempat terpencil, tak seorang pun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku!
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
“Hai, manis. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?” “Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah budak!”
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang di sepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini! Hukumlah dia….”
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis “.
Demikianlah cerita legenda batu menangis, yang oleh masyarakat setempat dipercaya bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
bahwa seorang anak tidak boleh durhaka kepada orang tua apa lagi dengan ibu yg sudah melahirkan kita