JENNAHARA AN NAJWA CLEVERLEY
1 tahun yang lalu
Buku buku yang Nara baca seminggu kemarin :
- Jodoh Untuk Papa
- Suatu Hari Di Museum Seni
- Golongan Darah Manusia
Perasaannya seru aja, apalagi yang bukunya disertai dengan gambar berwarna, gak ngebosenin bacanya 😃
Nailah Ruksana
1 tahun yang lalu
sayangnya, saya belum masuk ke klub buku manapun:(
ILHAM MAULANA
1 tahun yang lalu
Buku yang sudah saya baca selama seminggu terakhir bercerita tentang kisah Nabi Muhammad,
HanA Humairah hartanto
1 tahun yang lalu
Makin kundang
Dahulu di sebuah dusun nelayan, tepatnya di Sumatra Barat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Malin Kundang. Ia tinggal bersama ibundanya, Mande Rubayah. Sang ayah telah lama pergi meninggalkan ibu dan anak semata wayangnya itu.
Malin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan pemberani, tapi sedikit nakal. Mereka hidup serba kekurangan. Hingga suatu ketika saat Malin beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari peruntungan di negeri seberang. Dengan harapan nantinya saat kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi saudagar kaya raya.
Malin tertarik dengan ajakan seorang nahkoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya. Tekadnya semakin kuat, Malin meminta izin kepada ibundanya. Mande Rubayah sempat tidak setuju dengan keinginan anaknya, tetapi karena Malin terus mendesak akhirnya ia mengizinkan.
"Anakku, jika engkau sudah berhasil dan menjadi orang yang berkecukupan, jangan lupa dengan ibumu dan kampung halamanmu ini, Nak," pesan dari ibunya.
Ternyata keberadaan Malin di kapal itu sangat disukai. Selain karena ia sangat rajin dan selalu siap menolong, ia juga seorang pekerja keras.
Beberapa tahun berlalu, kini Malin telah menjadi seorang nahkoda yang mengepalai banyak kapal dagang. Ia pun berhasil memperistri salah seorang putri raja yang cantik jelita. Kabar kesuksesannya sampai kepada ibunda Malin. Setiap hari Mande Rubayah menyempatkan diri pergi ke dermaga berharap bisa bertemu putranya, Malin.
Malin Kundang kembali ke kampung halaman
Suatu ketika, sampailah kapal mereka di kampung tempat Malin dulu dibesarkan. Malin Kundang pun turun dari kapal. Kemudian disambut oleh ibundanya.
"Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar," katanya sambil memeluk Malin.
Malin Kundang justru malah segera melepaskan pelukan tersebut dan mendorong ibundanya hingga terjatuh.
"Wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku," kata Malin kepada ibunya. Malin berpura-pura tidak mengenal ibunya, karena malu melihat ibunya yang sudah tua dan memakai baju compang-camping.
"Wanita itu ibumu?," tanya istri Malin. "Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan hartaku," sahut Malin.
Melihat tingkah Malin yang congkak di depan istrinya, Mande Rubayah sangat sakit hati. Ia melihat kapal anaknya yang bertolak dari pantai, sambil berdoa dalam hatinya agar Tuhan menghukum anaknya.
Badai besar kemudian menerjang kapal Malin Kundang sampai seluruh isinya hancur berhamburan. Ternyata serpihan kapal ini berubah menjadi batu karang, termasuk sosok Malin Kundang yang sedang bersimpuh.
Hafidz Maulana Fadillah
1 tahun yang lalu
Buku tentang seorang anak yang di berikan bibit buah mangga oleh pamannya.Akan tetapi pohonnya tidak tumbuh dengan baik,sedangkan bibit pohon yg satunya yang di rawat adikknya jauh lebih baik,tumbuh rimbun buahnya.Hal tersebut dikarenakan sang kakak yg kurang merawat bibit pohon tersebut sejak awal.
HanA Humairah hartanto
1 tahun yang lalu
Klubbuku_jkt
Kita akan saling berbagi
SIFA NURUL PADILAH
1 tahun yang lalu
klub perpustakaan Indonesia
Cahya fatikah
1 tahun yang lalu
buku hello karena saya ingin melanjutkan cerita nya