Wira Buana Miguna
1 tahun yang lalu
Batu Menangis (Malin Kundang)
Setyowati
1 tahun yang lalu
Max Havelaar yang ditulis oleh Multatuti menceritakan tentang pengalaman Douwes Deeker melihat penindasan selama menjadi asisten residen Lebak
Muhammal Al Ghazali Amri
1 tahun yang lalu
Di Kota Istambul turki terdapat masjid yang dinamakan Masjid Suleiman Adikarya zaman Ottoman.Dibangun atas perintah Sultan Suleiman 1, dengan arsiteknya yg bernama Sinan. Pembangunan dimulai tahun 1550 dan selesai pada tahun 1557.(Around the world, Pustaka Lebah)
Ardanish Subhan Baghaskara
1 tahun yang lalu
Saya membaca buku yang berjudul Cinta Rasulullah SAW
Muhammad akbar sinaga
1 tahun yang lalu
PLBJ , Tentang asal-usul nama tugu di jakarta
Jess Mikha Susanto
1 tahun yang lalu
Di sebuah desa, ada seorang wanita bernama Mbok Rondo. Dia sendirian sejak suaminya meninggal. Dia ingin seorang anak yang bisa menemani dan bermain dengannya.
Suatu hari, dia sedang berdoa ingin seorang anak. Raksasa hijau besar yang bernama Buto Ijo mendengar doanya. Buto Ijo mendatanginya dan bertanya, “Apakah kamu benar-benar ingin seorang anak?” Mbok Rondo takut tetapi dia mengiyakan.
Raksasa itu memberitahunya bahwa dia bisa memberinya seorang anak, tetapi ada syaratnya. Dia berkata, “Kamu harus merawat anak itu dan memberinya makan dengan baik. Ketika dia berumur 6 tahun, saya akan kembali untuk mengambilnya.” Mbok Rondo khawatir tapi dia setuju.
Raksasa itu memberinya beberapa biji mentimun untuk ditanam. Mbok Rondo melakukan apa yang diperintahkan dan menanam benih mentimun tersebut.
Setelah itu Mbok Rondo menanam bibit mentimun tersebut. Biji tersebut tumbuh sangat cepat dan tak lama kemudian buah mentimun besar siap dipetik. Ketika Mbok Rondo akan mengambil satu buah, dia menemukan bayi perempuan di dalamnya. Dia sangat terkejut. Akhirnya bayi tersebut diambil dan diberi nama Timun Mas karena lahir dari pohon mentimun yang berwarna emas.
Namun tak lama kemudian, raksasa itu datang kembali. Dia ingin membawa pergi Timun Mas karena usianya kini sudah 6 tahun. Mbok Rondo sangat sedih dan tidak ingin Buto Ijo memakan putrinya. Jadi dia memberi tahu raksasa itu bahwa Timun Mas terlalu kecil dan kurus untuk dimakan dan memintanya untuk kembali dalam dua tahun lagi.
Buto Ijo mempercayainya dan pergi. Mbok Rondo khawatir tentang Timun Mas dan berdoa untuk keselamatannya. Suatu malam, Tuhan menjawab doanya dan memberitahunya dalam mimpi untuk bertemu seorang pertapa di gunung yang bisa membantunya.
Kemudian Timun Mas pergi mencari pertapa itu. Setelah mendaki gunung selama berhari-hari, dia akhirnya bertemu dengannya. Dia adalah seorang lelaki tua dengan rambut putih dan jubah putih. Dia mengatakan kepadanya bahwa jika raksasa itu kembali, Timun Mas harus lari secepat mungkin.
“Langkah raksasa itu terlalu besar, aku akan tertangkap dengan mudah,” kata Timun Mas, merasa khawatir.
“Jangan khawatir,” pertapa itu menimpalinya. “Ambil empat bungkusan ini dan lempar satu per satu saat kamu melarikan diri.”
Dua tahun berlalu dan Buto Ijo kembali untuk mengambil Timun Mas. Mbok Rondo memohon padanya untuk tidak memakannya, tetapi raksasa itu mengingatkan akan janji yang dibuatnya.
Timun Mas membuka bungkusan pertama dan melemparkan biji mentimun ke arah Buto Ijo.
Tiba-tiba, ladang mentimun tumbuh di sekelilingnya dan raksasa itu kesulitan bergerak karena banyak mentimun di sekitarnya.
Raksasa itu akhirnya bisa melepaskan diri. Dan dia semakin marah.
Timun Mas membuka bungkusan kedua. Isinya jarum. Kemudian dia melemparkan jarum tersebut ke arah Buto Ijo. Jarum itu berubah menjadi pohon bambu yang tinggi, yang menghalangi jalan si raksasa. Semakin sulit bagi Buto Ijo untuk menangkap Timun Mas.
Timun Mas membuka bungkusan ketiga yang berisi garam. Ia melemparkan garam tersebut ke arah Buto Ijo. Tiba-tiba, lautan besar muncul. Namun raksasa itu bisa berenang melintasinya. Buto Ijo tetap bisa mengejar Timun Mas. Timun Mas semakin ketakutan, tapi dia ingat bungkusan terakhir yang diberikan pertapa itu.
Timun Mas membuka bungkusan keempat dan isinya terasi. Dia melemparkannya ke raksasa dan itu berubah menjadi lautan lumpur yang mendidih dan panas. Raksasa itu kepleset dan jatuh ke lumpur, dan dia tidak bisa keluar; kemudian tenggelam.
Timun Mas merasa lega dan berjalan pulang. Mbok Rondo sangat senang melihat putrinya. Mereka berpelukan dan berterima kasih kepada Tuhan atas pertolongan-Nya. Sejak saat itu, mereka hidup bahagia bersama.
Buku cerita,monyet dan jala