Johan Ashari
10 bulan yang lalu
dengan banyak membaca,saya jadi banyak tau
Aina Assyabiya
10 bulan yang lalu
Hari ini Saya membaca buku yang berjudul "Seni memahami dan menerima diri"buku ini memberikan tips cara memahami dan menerima diri,serta alasan dan berbagai manfaat yang akan diperoleh setelah berhasil memahami dan menerima diri.
Andi Rizaldi Kurniawan Misbah
10 bulan yang lalu
iya benar, saya baca novel Pulang, dan Pulang-Pergi walaupun sampulnya tidak dominan kuning, tapi isinya bikin bersemangat
Aina Assyabiya
10 bulan yang lalu
Tetap semangat karena saya hari ini membaca buku yang berjudul" Berani berubah untuk hidup yang lebih baik"buku ini sangat menginspirasi saya karena memiliki pemahaman mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus diubah.
Darman
10 bulan yang lalu
Asal usul suku Minang kabau, Pada masa pemerintahan kerajaan Pagaruyung muncul isu mengenai penyerangan kerajaan Majapahit ke kerajaan Pagaruyung, peristiwa itu terjadi di sebuah desa di Sungayang, atas usul kedua belah pihak diadakan adu kerbau, kerbau itu newakili peperangan kedua kerajaan, menurut cerita kerbau minang berhasil memenangkan perkelahian tersebut dan munculah kata manang kabau yang kemudian menjadi nama dikenal dengan sebutan Minang kabau
Qaireen Khaliqa Dzahin
10 bulan yang lalu
Aku membaca buku Maen Pukulan: Pencak Silat Khas Betawi, penulis G.J. Nawi. Buku aku pinjam dari iPusnas.
Maen Pukulan sebagai Pencak Silat Khas Betawi, yang memiliki kekayaan dan keragaman aliran-aliran, karakter gerak, bentuk jurus, bahkan senjata tradisionalnya. Dalam perkembangannya Maen Pukulan atau Pencak Silat Khas Betawi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat, menjadi identitas ke-Betawi-an yang bersanding dengan hidup keberagaman.
Isi bukunya hampir mirip dengan buku PLBJ aku.
Syaqila nafisatur rahma
10 bulan yang lalu
daud yg malas sekolah dan berbohong..
ke 2 ny bukan sikap yg baik dan tak patut di tiru
Allysa Insyira Zuhda
10 bulan yang lalu
Cerita Rakyat Batu Menangis
Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras.
Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa.
Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar.
Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran.
Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, sudah terlambat. Sampai ia menangi-nangis, kutukan itu berlanjut. Hingga jadi batu pun, air mata sang gadis masih berlinang.
Begitu lah legenda Batu Menangis. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita rakyat batu menangis adalah jangan durhaka pada orang tua. Berbaktilah pada orang tua.